بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: “Darah
seorang muslim tidak halal ditumpahkan selain karena alasan diantara tiga; (1) Orang
yang telah menikah berzina, (2) jiwa dibayar dengan jiwa, dan (3) orang yang meninggalkan
agamanya memberontak dari jamaah muslimin."
Diriwayatkan
oleh Al-Bukhariy dan Muslim.
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
Abdullah Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Lihat
di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Haram
membunuh tanpa hak.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَمَن يَقْتُلْ
مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ
عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا} [النساء
: 93]
Dan barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan
Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya. [An-Nisaa’: 93]
Ø Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku
pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" لَا يَحِلُّ دَمُ
امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: كُفْرٌ بَعْدَ إِسْلَامٍ، أَوْ زِنًا
بَعْدَ إِحْصَانٍ، أَوْ قَتْلُ نَفْسٍ بِغَيْرِ نَفْسٍ "
"Tidak halal darah seorang
muslim kecuali karena tiga hal; kafir setelah beriman, zina setelah nikah, dan
membunuh jiwa orang lain."
[Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (8) Ibnu Umar; Perintah memerangi manusia
3. Rajam
bagi pelaku zina yang sudah menikah.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَاللَّاتِي يَأْتِينَ الْفَاحِشَةَ
مِنْ نِسَائِكُمْ فَاسْتَشْهِدُوا عَلَيْهِنَّ أَرْبَعَةً مِنْكُمْ فَإِنْ
شَهِدُوا فَأَمْسِكُوهُنَّ فِي الْبُيُوتِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُنَّ الْمَوْتُ أَوْ
يَجْعَلَ اللَّهُ لَهُنَّ سَبِيلًا} [النساء : 15]
Dan (terhadap) para wanita yang
mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang
menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka
kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya,
atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya. [An-Nisaa': 15]
Ø 'Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«خُذُوا عَنِّي خُذُوا
عَنِّي قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَهُنَّ سَبِيلًا الْبِكْرُ بِالْبِكْرِ جَلْدُ
مِائَةٍ وَنَفْيُ سَنَةٍ وَالثَّيِّبُ بِالثَّيِّبِ جَلْدُ مِائَةٍ وَالرَّجْمُ»
"Ikutilah semua ajaranku, ikutilah
semua ajaranku. Sungguh, Allah telah menetapkan hukuman bagi mereka (kaum
wanita), perjaka dengan perawan hukumannya adalah cambuk seratus kali dan
diasingkan selama setahun, sedangkan laki-laki dan wanita yang sudah menikah
hukumannya adalah dera seratus kali dan dirajam." [Shahih Muslim]
4. Yang
membunuh dibunuh.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ
وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنْثَى بِالْأُنْثَى} [البقرة
: 178]
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita.
[Al-Baqarah: 178]
{وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ
فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ
بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ
فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا
أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [المائدة
: 45]
Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka
di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan
mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka
luka (pun) ada qishaashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka
melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang zalim. [Al-Maidah: 45]
5. Kapan
yang membunuh tidak dibunuh?
Diantaranya:
a) Muslim membunuh orang kafir.
Abu Juhaifah radhiyallahu ‘anhu
berkata: Aku bertanya kepada 'Ali bin Abu Thalib, "Apakah kalian memiliki
kitab?"
ia menjawab, "Tidak, kecuali
Kitabullah atau pemahaman yang diberikan kepada seorang Muslim, atau apa yang
ada pada lembaran ini."
Aku katakan, "Apa yang ada dalam
lembaran ini?"
Dia menjawab,
«الْعَقْلُ وَفَكَاكُ
الْأَسِيرِ وَلَا يُقْتَلُ مُسْلِمٌ بِكَافِرٍ»
"Tebusan, membebaskan tawanan, dan
seorang Muslim tdk dibunuh jika membunuh seorang kafir." [Shahih Bukhari]
b) Ayah membunuh anaknya.
Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhuma; Nabi ﷺ bersabda:
«لَا تُقَامُ الحُدُودُ
فِي المَسَاجِدِ، وَلَا يُقْتَلُ الوَالِدُ بِالوَلَدِ» [سنن الترمذي: حسن]
"Hukuman
tidak boleh dilaksanakan di dalam masjid, dan seorang bapak tidak boleh dihukum
bunuh (qishas) karena membunuh anaknya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
c) Mempertahankan harta.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata:
«جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ
جَاءَ رَجُلٌ يُرِيدُ أَخْذَ مَالِي؟ قَالَ: فَلَا تُعْطِهِ مَالَكَ. قَالَ:
أَرَأَيْتَ إِنْ قَاتَلَنِي؟ قَالَ: قَاتِلْهُ. قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلَنِي؟
قَالَ: فَأَنْتَ شَهِيدٌ. قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلْتُهُ؟ قَالَ: هُوَ فِي
النَّارِ»
"Seorang laki-laki mendatangi
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, 'Wahai Rasulullah,
bagaimana pendapatmu jika ada seorang lelaki yang ingin merampas harta bendaku?
' Beliau menjawab: 'Jangan kamu berikan hartamu kepadanya! ' Laki-laki itu
bertanya lagi, 'Lalu bagaimana jika dia hendak membunuhku? ' Beliau menjawab:
'Bunuhlah dia! ' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Lalu bagaimana pendapatmu kalau
dia berhasil membunuhku? ' Beliau menjawab: 'Maka kamu syahid'. Dia bertanya
lagi, 'Bagaimana pendapatmu jika aku yang berhasil membunuhnya? ' Beliau
menjawab: 'Dia yang akan masuk ke dalam api neraka'." [Shahih Muslim]
d) Keliru atau tidak sengaja.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ
أَنْ يَقْتُلَ مُؤْمِنًا إِلَّا خَطَأً وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَأً
فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ إِلَّا أَنْ
يَصَّدَّقُوا فَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ عَدُوٍّ لَكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ
وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ
مُؤْمِنَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً
مِنَ اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا} [النساء
: 92]
Dan tidak layak bagi seorang mukmin
membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja),
dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada
perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh)
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta
memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya,
maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk
penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. [An-Nisaa': 92]
e) Dimaafkan.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ
أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ
تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ
عَذَابٌ أَلِيمٌ} [البقرة : 178]
Maka barangsiapa yang mendapat suatu
pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang
baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf
dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka
baginya siksa yang sangat pedih. [Al-Baqarah: 178]
6. Murtad (meninggalkan agama Islam) dibunuh.
Ali radhiyallahu ‘anhu pernah
membakar sebuah kaum yang murtad dari Islam, hal itu sampai kepada Ibnu Abbas,
ia pun berkata; Seandainya itu aku, niscaya aku akan membunuhnya, sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
«مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ»
"Barangsiapa yang mengganti agamanya
(murtad), maka bunuhlah ia."
Dan aku tidak akan membakar mereka,
berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
«لَا تُعَذِّبُوا بِعَذَابِ اللَّهِ»
"Janganlah kalian mengadzab dengan
adzab Allah."
Hal itu sampai juga kepada Ali, ia pun
berkata; Ibnu Abbas benar.
Abu Isa berkata; Hadits ini shahih hasan
dan menjadi pedoman amal menurut para ulama ulama dalam masalah murtad, namun
mereka berselisih tentang wanita jika ia murtad dari Islam. Sebagian kelompok
dari para ulama berpendapat; Ia dibunuh, ini menjadi pendapat Al Auza'i, Ahmad
dan Ishaq. Sedangkan sebagian dari mereka berpendapat; Ia dipenjara dan tidak
dibunuh, ini menjadi pendapat Sufyan Ats-Tsauri dan selainnya dari ulama Kufah.
[Sunan Tirmidziy: Shahih]
7. Memerangi dan membunuh pemberontak.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَن يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ
تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلَافٍ أَوْ يُنفَوْا مِنَ الْأَرْضِ
ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
(33) إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِن قَبْلِ أَن تَقْدِرُوا عَلَيْهِمْ فَاعْلَمُوا
أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [المائدة: 33 - 34]
Sesungguhnya pembalasan terhadap
orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka
bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki
mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya).
Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di
akhirat mereka beroleh siksaan yang besar, kecuali orang-orang yang taubat (di
antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah
bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al-Maidah: 33 - 34]
Ø 'Aisyah radhiallahu 'anha berkata: Rasulullah ﷺ bersabda,
" لَا يَحِلُّ دَمُ
امْرِئٍ مُسْلِمٍ، يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ، إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: رَجُلٌ زَنَى بَعْدَ إِحْصَانٍ،
فَإِنَّهُ يُرْجَمُ، وَرَجُلٌ خَرَجَ مُحَارِبًا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ، فَإِنَّهُ
يُقْتَلُ، أَوْ يُصْلَبُ، أَوْ يُنْفَى مِنَ الْأَرْضِ، أَوْ يَقْتُلُ نَفْسًا،
فَيُقْتَلُ بِهَا " [سنن أبي داود: صحيح]
"Tidak halal darah seorang muslim yang
bersaksi bahwa tidak ada Ilah -yang berhak disembah- selain Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah kecuali dengan salah satu dari tiga sebab; Orang yang
berzina setelah menikah, maka ia harus dirajam; Seorang laki-laki yang
keluar untuk memerangi Allah dan rasul-Nya, maka ia harus dibunuh, disalib atau
dibuang dari negeri terebut. Serta seseorang yang membunuh orang lain
maka harus dihukum mati karena membunuh." [Sunan Abi Daud: Shahih]
8. Perintah mengikuti jama’ah umat Islam.
Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu
'anhuma berkata:
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَنِ الخَيْرِ، وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ
يُدْرِكَنِي، فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ
وَشَرٍّ، فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الخَيْرِ، فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الخَيْرِ مِنْ
شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قُلْتُ: وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ؟
قَالَ: «نَعَمْ، وَفِيهِ دَخَنٌ» قُلْتُ: وَمَا دَخَنُهُ؟ قَالَ: «قَوْمٌ
يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ» قُلْتُ: فَهَلْ بَعْدَ
ذَلِكَ الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ، دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ،
مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
صِفْهُمْ لَنَا؟ فَقَالَ: «هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا، وَيَتَكَلَّمُونَ
بِأَلْسِنَتِنَا» قُلْتُ: فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ؟ قَالَ:
تَلْزَمُ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ، قُلْتُ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ
جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ؟ قَالَ «فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الفِرَقَ كُلَّهَا، وَلَوْ
أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ، حَتَّى يُدْرِكَكَ المَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى
ذَلِكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tentang perkara-perkara kebaikan sedangkan aku bertanya
kepada beliau tentang keburukan karena aku takut akan menimpaku. Aku bertanya;
"Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa jahiliyyah dan keburukan
lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, apakah setelah kebaikan ini
akan datang keburukan?". Beliau menjawab: "Ya". Aku bertanya
lagi; "Apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?".
Beliau menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya ada "dakhan"
(kotorannya)". Aku bertanya lagi; "Apa kotorannya itu?". Beliau
menjawab: "Yaitu suatu kaum yang memimpin tanpa mengikuti petunjukku, kamu
mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari (amalannya ada yang baik dan ada yang
buruk)". Aku kembali bertanya; "Apakah setelah kebaikan (yang ada
kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?". Beliau menjawab: "Ya,
yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan
mereka maka akan dilemparkan ke dalamnya". Aku kembali bertanya;
"Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri) mereka kepada
kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari kalian dan
berbicara dengan bahasa kalian". Aku katakan; "Apa yang baginda
perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?". Beliau
menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama'atul miuslimin dan
pemimpin mereka". Aku kembali berkata; "Jika saat itu tidak ada
jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?".
Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan
seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun kamu harus memakan akar pohon
hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang
kepada kebenaran) ". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
Ø Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«عَلَيْكُمْ بِالجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالفُرْقَةَ فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ مَعَ الوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الِاثْنَيْنِ أَبْعَدُ، مَنْ أَرَادَ
بُحْبُوحَةَ الجَنَّةِ فَلْيَلْزَمُ الجَمَاعَةَ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Hendaklah kalian berjama'ah,
dan janganlah kalian berpecah, karena sesungguhnya setan itu bersama orang yang
sendiri, sedangkan terhadap orang yang berdua lebih jauh, barangsiapa yang
menginginkan tempat terbaik di surga maka hendaklah ia mengikuti
al-jama'ah." [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi ﷺ bersabda,
«مَنْ رَأَى مِنْ
أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ
الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Siapapun yang melihat sesuatu dari
pemimpinnya yang tak disukainya, hendaklah ia bersabar terhadapnya, sebab siapa
yang memisahkan diri sejengkal dari jamaah, kecuali dia mati dalam
jahiliah." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda,
«مَنْ خَرَجَ مِنَ
الطَّاعَةِ، وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ، مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً، وَمَنْ
قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ، أَوْ يَدْعُو إِلَى
عَصَبَةٍ، أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً، فَقُتِلَ، فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ، وَمَنْ
خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي، يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا، وَلَا يَتَحَاشَى مِنْ
مُؤْمِنِهَا، وَلَا يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ، فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ
مِنْهُ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa
keluar dari ketaatan dan tidak mau bergabung dengan Jamaah kemudian ia mati,
maka matinya seperti mati jahiliah. Dan barangsiapa mati di bawah bendera
kefanatikan, dia marah karena fanatik kesukuan atau karena ingin menolong
kebangsaan kemudian dia mati, maka matinya seperti mati jahiliah. Dan
barangsiapa keluar dari umatku, kemudian menyerang orang-orang yang baik maupun
yang fajir tanpa memperdulikan orang mukmin, dan tidak pernah mengindahkan
janji yang telah dibuatnya, maka dia tidak termasuk dari golonganku dan saya
tidak termasuk dari golongannya." [Shahih Muslim]
Ø Dari 'Arfajah bin Syuraih Al-Asyja'iy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ يَدَ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ
مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ يَرْتَكِضُ» [صحيح ابن حبان]
“Sesungguhnya tangan Allah bersama jama'ah,
dan sesungguhnya setan bersama orang yang menyalahi Al-jama'ah sambil
berlari-lari”. [Sahih Ibnu Hibban]
Ø Dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا
عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ
عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي
الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ» [سنن أبي
داود: حسنه الألباني]
Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum
kalian dari ahli kitab telah berpecah menjadi tujuhpuluh dua umat, dan
sesungguhnya umat ini (Islam) akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga: tujuhpuluh
dua masuk neraka, dan satu masuk
surga, yaitu "al-jama'ah". [Sunan Abu Daud: Hasan]
9. Apa
yang dimaksud dengan “Al-Jama’ah”?
Makna "al-jama'ah" adalah
kelompok yang berpegang teguh pada sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan tuntunan para sahabatnya, sebagaimana dijelaskan pada hadits
yang diriwayatkan oleh Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى
عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ
أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ
بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي
عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً
وَاحِدَةً»
"Akan
datang pada kaumku apa yang telah menimpa Bani Israil sama persis setiap
langkah demi langkah, sampai jika ada dari mereka yang berzina dengan ibunya
secara terang-terangan maka pasti pada umatku pun ada orang yang melakukan itu.
Dan sesungguhnya Bani Israil terlah terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan,
dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk
neraka kecuali satu golongan".
Sahabat bertanya: Siapa mereka itu Ya
Rasulullah? Rasulullah menjawab:
«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
Mereka yang mengikuti sunnahku dan sunnah
para sahabatku. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...