بسم الله الرحمن الرحيم
Keluarga adalah pondasi masyarakat dan bangsa.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً} [النساء: 1]
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. [An-Nisaa':1]
Oleh sebab itu, Iblis senang dengan
perceraian karena akan menyebabkan kerusakan sangat besar dalam masyarakat.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ
إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ، ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ،
فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً، يَجِيءُ أَحَدُهُمْ
فَيَقُولُ: فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا، فَيَقُولُ: مَا صَنَعْتَ شَيْئًا، قَالَ ثُمَّ
يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ: مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ
امْرَأَتِهِ، قَالَ: فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ: نِعْمَ أَنْتَ، فَيَلْتَزِمُهُ»
[صحيح مسلم]
"Sesungguhnya Iblis meletakkan
singgasananya di atas air (laut) lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang
kedudukannya paling dekat bagi Iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah
satu diantara mereka datang lalu berkata, 'Aku telah melakukan ini dan itu.'
Iblis menjawab, 'Kau tidak melakukan apa pun.' Lalu yang lain datang dan
berkata, 'Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.'
Beliau bersabda, "Iblis mendekatinya lalu berkata: Kamu yang terbaik!
Kemudian Iblis memeluknya." [Shahih Muslim]
Suami dan istri bertanggung-jawab atas
keluarganya.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا} [التحريم: 6]
Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. [At-Tahriim:6]
Ø Dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، ... ، وَالرَّجُلُ
فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ فِي بَيْتِ
زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang
dipimpinnya. ... . Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan
diminta pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di
dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggung jawaban atas
urusan rumah tangga tersebut". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Ma'qil bin Yasar radhiallahu 'anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدٍ اسْتَرْعَاهُ اللَّهُ رَعِيَّةً، فَلَمْ يَحُطْهَا
بِنَصِيحَةٍ، إِلَّا لَمْ يَجِدْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ» [صحيح البخاري]
"
Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun
dia tidak menindaklanjutinya dengan baik, selain tak bakalan mendapat bau
surga." [Sahih Bukhari]
Bersama keluarga dalam surga.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ
رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا
وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى
الدَّارِ (22) جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ
وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ} [الرعد: 22 - 23]
Dan orang-orang yang sabar karena
mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki
yang kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta
menolak kejahatan dengan kebaikan; Orang-orang itulah yang mendapat tempat
kesudahan (yang baik), (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama
dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak
cucunya. [Ar-Ra'd: 22-24]
{رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ
الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ
وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ} [غافر:
8]
Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke
dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang
saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan
mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[Gaafir:8]
Ø Dari seorang sahabat Rasulullah –radhiyallahu 'anhu-;
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّهُ يُقَالُ لِلْوِلْدَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ:
" ادْخُلُوا الْجَنَّةَ ". فَيَقُولُونَ: " يَا رَبِّ حَتَّى يَدْخُلَ
آبَاؤُنَا وَأُمَّهَاتُنَا "، فَيَأْتُونَ، فَيَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: "
مَا لِي أَرَاهُمْ مُحْبَنْطِئِينَ ، ادْخُلُوا الْجَنَّةَ "، فَيَقُولُونَ: "
يَا رَبِّ آبَاؤُنَا "، فَيَقُولُ: " ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ
" [مسند أحمد: حسن]
Sesungguhnya dikatakan kepada anak yang
mati sebelum balig pada hari kiamat: "Masuklah kalian ke dalam
surga!" Kemudian mereka berkata: "Ya Rabb, kami tidak akan masuk
sampai bapak dan ibu kami juga masuk!" Kemudian mereka datang, maka Allah 'azza
wa jalla berkata: "Kenapa Aku melihat kalian menolak, masuklah kalian
ke dalam surga!" Kemudian mereka berkata: "Ya Rabb, orang tua kami
juga!" Maka Allah berkata: "Masuklah kalian surga bersama orang tua
kalian!" [Musnad Ahmad: Hasan]
Lihat: Amalan menuju surga dalam Al-Qur'an
Bagaimana meraih surga bersama keluarga?
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن
رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا
أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ
يَعْلَمُونَ (135) أُولَٰئِكَ جَزَاؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ
تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَنِعْمَ أَجْرُ
الْعَامِلِينَ} [آل عمران : 133-136]
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan
perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni
dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka
dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di
dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. [Ali
' Imran: 133-136]
Lihat: 4 Sifat orang bertakwa; Tafsir surah Ali 'Imran ayat 133-136
1. Bersama meraih ketakwaan.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ
عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى} [طه:
132]
Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu, dan akibat (yang baik) itu
adalah bagi orang yang bertakwa. [Thaahaa:132]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ
ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ
تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا
بِالنِّسَاءِ خَيْرًا" [صحيح البخاري ومسلم]
"Terimalah nasehatku untuk berlaku
baik terhadap kaum wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang
rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling di
atas, maka jika kamu ingin meluruskannya dengan paksa maka kamu akan
mematahkannya, dan jika kamu membiarkannya maka ia akan selamanya bengkok, maka
saling menasehatilah kalian untuk berlaku baik terhadap kaum wanita".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ
امْرَأَتَهُ، فَإِنْ أَبَتْ، نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ، رَحِمَ اللَّهُ
امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ
أَبَى، نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Allah merahmati seorang
laki-laki yang bangun di malam hari kemudian shalat dan ia membangunkan
istrinya, jika istrinya tidak mau bangun ia percikkan air di wajahnya. Allah
merahmati seorang wanita yang bangun di malam hari kemudian shalat dan ia
membangunkan suaminya, jika suaminya tidak mau bangun ia percikkan air di
wajahnya". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Meraih ketakwaan dalam majelis ilmu
Dari Abu Hurairah radhiyallahul
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ
بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ
اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ
عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ» [صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk
menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga, dan
tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu "rumah Allah" (mesjid)
membaca kitabullah (Al-Qur'an) dan mempelajarinya di antara mereka kecuali
Allah menurunkan kepada mereka ketenangan dan mereka dinaungi dengan rahmat dan
malaikat mengerumungi mereka dan Allah menyebut mereka pada siapa yang ada di sisi-Nya”.
[Sahih Muslim]
2. Menafkahi
keluarga.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ
رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا
إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا} [الطلاق:
7]
Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
[Ath-Thalaaq: 7]
Ø Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahul 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ نَفَقَتَكَ
عَلَى عِيَالِكَ صَدَقَةٌ، وَإِنَّ مَا تَأْكُلُ امْرَأَتُكَ مِنْ مَالِكَ صَدَقَةٌ»
[صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya nafkahmu terhadap
keluargamu adalah sedekah, dan sesungguhnya apa yang dimakan isterimu dari
hartamu adalah sedekah". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ
فِي رَقَبَةٍ، وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ، وَدِينَارٌ
أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ، أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى
أَهْلِكَ» [صحيح مسلم]
"Dinar (uang) yang kau
infakkan di jalan Allah, dan dinar yang kau infakkan untuk memerdekakan budak,
dan dinar yang kau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang kau nafkahkan
kepada keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah yang kau nafkahkan kepada
keluargamu". [Sahih Muslim]
Ø Dari Abdullah bin 'Amr radhiallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ» [سنن أبي
داود: حسنه الألباني]
"Cukuplah seseorang itu
berdosa jika menelantarkan orang yang berada dalam tanggungannya". [Sunan
Abi Daud: Hasan]
Ø Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahul 'anhu;
Zaenab istri Ibnu Mas'ud berkata: Wahai Nabi Allah, sesungguhnya hari ini
engkau memerintahkan untuk bersedekah, dan aku memiliki perhiasan, dan aku ini
menyedekahkannya, lalu Ibnu Mas'ud menyangka bahwa ia dan anaknya lebih berhak
untuk aku bersedekah kepada mereka?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
«صَدَقَ ابْنُ مَسْعُودٍ، زَوْجُكِ وَوَلَدُكِ أَحَقُّ مَنْ
تَصَدَّقْتِ بِهِ عَلَيْهِمْ» [صحيح البخاري]
"Betul kata Ibnu Mas'ud,
suami dan anakmu lebih berhak untuk kau bersedekah kepada mereka". [Sahih
Bukhari]
3. Menahan
amarah.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى
أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا}
Dan bergaullah dengan mereka (isteri)
secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah)
karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak. [An-Nisaa':19]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ
مِنْهَا آخَرَ» [صحيح مسلم]
"Jangan seorang mukmin
laki-laki marah kepada seorang mukmin perempuan, jika ia bencinya karena salah
satu sifatnya maka ia bisa menyukai sifatnya yang lain". [Sahih Muslim]
Ø Salah seorang sahabat Rasulullah bertanya: Ajarilah aku
suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga, tapi jangan terlalu banyak
untukku.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: «لَا
تَغْضَبْ» "Jangan marah". [Musnad Abu Ya'laa: Sahih]
Ø Dari Mu'adz bin Anas -radhiyallahu 'anhu-;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى
يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ»
"Barangsiapa yang menahan marah
padahal ia manpu melampiaskannya, Allah akan memanggilnya di hadapan semua
makluk pada hari kiamat sampai Allah menyuruhnya memilih bidadari sesuai yang
ia inginkan". [Sunan Abu Daud: Hasan]
Lihat: Syarah Arba'in hadits (16) Abu Hurairah; Wasiat untuk menahan marah
4. Saling
memaafkan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ
وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا
وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [التغابن: 14]
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di
antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi
serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." [At-Tagaabun:14]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
الْوَدُودُ، الْوَلُودُ، الْعَؤُودُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِي إِذَا آذَتْ أَوْ
أُوذِيَتْ، جَاءَتْ حَتَّى تَأْخُذَ بَيْدَ زَوْجِهَا، ثُمَّ تَقُولُ وَاللهِ لَا
أَذُوقُ غُمْضًا حَتَّى تَرْضَى» [السنن الكبرى للنسائي: حسن]
"Maukah kalian kuberi tahu
tentang perempuan kalian dari ahli surga: Yang penuh kasih sayang, banyak
melahirkan, yang kembali kepada suaminya, yang jika menyakiti atau disakiti ia
datang sampai memegang tangan suaminya kemudian berkata: Demi Allah, aku tidak
akan merasakan tidur sampai engkau ridha". [Sunan An-Nasaiy Al-Kubraa:
Hasan]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
" ثَلَاثَةٌ لَا تُرْفَعُ
صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا: رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ،
وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ، وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
" [سنن ابن ماجه: حسن]
“Ada
tiga golongan yang tidak diangkat pahala shalatnya sejengkal dari atas
kepalanya: Laki-laki yang menjadi imam suatu kaum sementara mereka semua
membencinya, dan perempuan yang tidur sementara suaminya memurkainya, dan dua
bersaudara yang saling bermusuhan”. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
5. Segera
mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللَّهِ جَلَّ
وَعَزَّ أَوْ فِي الْإِسْلَامِ، فَيُفَرِّقُ بَيْنَهُمَا إِلَّا بِذَنْبٍ
يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا» [الأدب المفرد للبخاري: صححه الألباني]
"Tidaklah dua orang yang
saling mencintai karena Allah 'azza wa jalla atau karena Islam kemudian
keduanya dipisahkan (bermusuhan) kecuali karena dosa yang dilakukan oleh salah
seorang dari keduanya". [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Sahih]
6. Bersama
mendidik anak.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الرَّجُلَ
لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ: أَنَّى هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِاسْتِغْفَارِ
وَلَدِكَ لَكَ» [سنن ابن ماجه: حسن]
"Sesungguhnya seseorang diangkat
derajatnya dalam surga, lalu ia berkata: Dari mana pahala ini? Kemudian
dikatakan padanya: Dari istigfar anakmu untuk kamu". [Sunan Ibnu Majah:
Hasan]
Ø Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah
ﷺ bersabda:
«مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ
حَتَّى تَبْلُغَا، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang menanggung nafkah
dua anak gadis sampai balig maka ia akan datang pada hari kiamat (masuk surga)
bersamaku (seperti ini)", Rasulullah mendekatkan dua jarinya. [Sahih
Muslim]
Lihat: Kewajiban orang tua mendidik anaknya
Wallahu a’lam!
Lihat: Raih kebahagiaan dunia akhirat dalam berkeluarga - Nasehat pernikahan - Keutamaan menikah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...