Sabtu, 25 Februari 2023

Hadits Ibnu ‘Abbas; Dua nikmat yang banyak dilalaikan

بسم الله الرحمن الرحيم

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ: الصِّحَّةُ، وَالْفَرَاغُ»

"Dua kenikmatan yang sering dilupakan (disia-siakan) oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang." [Shahih Bukhari]

Lihat: Syarah Shahih Bukhari, Kitab Ar-Riqaq, bab 01; Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat di sini: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas

2.      Segala kenikmatan adalah rezki dari Allah ‘azza wajalla.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ} [النحل: 53]

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). [An-Nahl: 53]

3.      Manusia banyak yang lalai dari nikmat Allah ‘azza wajalla.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ} [التكاثر : 1-2]

Bermegah-megahan (menumpuk harta) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. [At-Takatsur 1-2]

{كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى} [العلق: 6 - 7]

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. [Al-'Alaq: 6 - 7]

{وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ: 13]

Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. [Saba':13]

{وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8) ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ} [السجدة: 7 - 9]

Dan (Allah) yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. [As-Sajdah: 7 - 9]

{وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ} [المؤمنون: 78] [الملك: 23]

Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. amat sedikitlah kamu bersyukur. [Al-Mu'minuun:78]

4.      Kewajiban mensyukuri nikmat.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]

Lihat: Raih keselamatan dengan bersyukur

5.      Kesehatan adalah nikmat.

Nabi Ibrahim 'alaihissalam berkata:

{وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ} [الشعراء: 80]

Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. [Asy-Syu'araa': 80]

Ø  Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«اسْأَلُوا اللَّهَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ، فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ اليَقِينِ خَيْرًا مِنَ العَافِيَةِ» [سنن الترمذي: حسن]

"Mintalah ampunan dan keselamatan kepada Allah, sesungguhnya salah seorang diantara kalian tidak diberi sesuatu yang lebih baik setelah keimanan daripada keselamatan." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Seorang sahabat Nabi -radhiyallahu 'anhu- berkata: Nabi bersabda:

«لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

6.      Nikmat yang pertama ditanyakan di akhirat adalah kesehatan.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuberkata; Rasulullah bersabda:

" إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ - يَعْنِي العَبْدَ مِنَ النَّعِيمِ - أَنْ يُقَالَ لَهُ: أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ جِسْمَكَ، وَنُرْوِيَكَ مِنَ المَاءِ البَارِدِ " [سنن الترمذي: صحيح]

"Sesungguhnya pertama kali yang ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat dari kenikmatan adalah dikatakan kepadanya; bukankah Kami telah memberikan kesehatan kepada badanmu, dan memberimu minum dari air dingin?" [Sunan Tirmidziy: Shahih]

7.      Kesempatan dan waktu luang adalah nikmat.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ} [فاطر: 37]

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan kepada mereka), “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.” [Fathir: 37]

Ø  Dari 'Ubaidillah bin Mihshan Al-Khathmiy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

«مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا»

"Barangsiapa di antara kalian di pagi hari merasa aman di tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan dunia telah dikumpulkan untuknya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Lihat: Hadits 'Ubaidillah bin Mihshan; Nikmat aman, sehat, dan sejahtra

8.      Manfaatkan nikmat sehat dan kesempatan dengan sebaik-baiknya.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ} [الشرح: 7]

Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). [Asy-Syarh: 7]

Ø  Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada seseorang yang beliau nasehati:

«اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ»

"Manfaatkanlah lima hal sebelum datang lima hal: Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, saat kayamu sebelum miskinmu, kesempatanmu sebelum kesibukanmu, dan hidupmu sebelum matimu”. [Al-Mustadarak karya Al-Hakim: Shahih]

9.      Memanfaatkan nikmat untuk beribadah.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ: 13]

Beramallah wahai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. [Saba':13]

10.  Keutamaan orang yang memanfaatkan nikmat sehat dan kesempatan.

Diantaranya:

a)      Ibadah lebih sempurna dan banyak pahalanya.

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan berkata: "Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar pahalanya?"

Beliau menjawab:

«أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ، وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu kamu berkata (bersedekah): Untuk si Fulan begini dan untuk si Fulan begini! Padahal harta itu milik si Fulan (dari ahli warisnya)". [Shahih Bukhari dan Muslim]

b)      Jika sakit atau sibuk maka ia tetap mendapatkan pahala ibadah yang rutin ia kerjakan di masa sehat dan luang.

Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِذَا مَرِضَ العَبْدُ، أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا» [صحيح البخاري]

"Jika seorang hamba sakit atau bepergian (dan tidak bisa melaksanakan ibadah rutinnya), maka ditulis baginya pahala seperti ketika dia beramal saat muqim dan dalam keadaan sehat". [Sahih Bukhari]

c)       Tidak menyesal.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا} [المؤمنون: 99-100]

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. [Al-Mu’minuun: 99-100]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Hadits Ibnu Mas’ud; Malu kepada Allah yang sebenarnya - Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash; Bersedekah sepertiga harta - Syarah dzikir “Radhitu billahi Rabban”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...