بسم الله الرحمن الرحيم
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ: الصِّحَّةُ،
وَالْفَرَاغُ»
"Dua kenikmatan yang sering dilupakan (disia-siakan) oleh kebanyakan manusia
adalah kesehatan dan waktu luang." [Shahih Bukhari]
Lihat: Syarah Shahih Bukhari, Kitab Ar-Riqaq, bab 01; Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat di sini: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas
2. Segala
kenikmatan adalah rezki dari Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ} [النحل:
53]
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu,
maka dari Allah-lah (datangnya). [An-Nahl: 53]
3. Manusia
banyak yang lalai dari nikmat Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّىٰ
زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ} [التكاثر : 1-2]
Bermegah-megahan (menumpuk harta) telah
melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. [At-Takatsur 1-2]
{كَلَّا إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى} [العلق: 6 - 7]
Ketahuilah! Sesungguhnya
manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.
[Al-'Alaq: 6 - 7]
{وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ:
13]
Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu
yang berterima kasih. [Saba':13]
{وَبَدَأَ خَلْقَ
الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ
مَهِينٍ (8) ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ
السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ} [السجدة:
7 - 9]
Dan (Allah) yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari
saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya
roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. [As-Sajdah: 7 - 9]
{وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ
لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ} [المؤمنون:
78] [الملك: 23]
Dan Dialah yang telah
menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. amat
sedikitlah kamu bersyukur. [Al-Mu'minuun:78]
4. Kewajiban
mensyukuri nikmat.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم:
7]
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]
Lihat: Raih keselamatan dengan bersyukur
5. Kesehatan
adalah nikmat.
Nabi Ibrahim 'alaihissalam berkata:
{وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ} [الشعراء: 80]
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku. [Asy-Syu'araa': 80]
Ø Dari Abu Bakr Ash
Shiddiq radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«اسْأَلُوا اللَّهَ العَفْوَ
وَالعَافِيَةَ، فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ اليَقِينِ خَيْرًا مِنَ
العَافِيَةِ» [سنن الترمذي: حسن]
"Mintalah ampunan
dan keselamatan kepada Allah, sesungguhnya salah seorang diantara kalian tidak
diberi sesuatu yang lebih baik setelah keimanan daripada keselamatan."
[Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ø Seorang sahabat Nabi -radhiyallahu 'anhu- berkata:
Nabi ﷺ bersabda:
«لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى،
وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ»
[سنن ابن ماجه: صحيح]
"Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang
yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan
bahagia itu bagian dari kenikmatan." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
6. Nikmat
yang pertama ditanyakan di akhirat adalah kesehatan.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuberkata;
Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ أَوَّلَ مَا
يُسْأَلُ عَنْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ - يَعْنِي العَبْدَ مِنَ النَّعِيمِ - أَنْ
يُقَالَ لَهُ: أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ جِسْمَكَ، وَنُرْوِيَكَ مِنَ المَاءِ البَارِدِ
" [سنن الترمذي: صحيح]
"Sesungguhnya pertama kali yang
ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat dari kenikmatan adalah
dikatakan kepadanya; bukankah Kami telah memberikan kesehatan kepada badanmu,
dan memberimu minum dari air dingin?" [Sunan Tirmidziy: Shahih]
7. Kesempatan
dan waktu luang adalah nikmat.
Allah -subhanahu wata'ala-
berfirman:
{وَهُمْ
يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي
كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ
وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ} [فاطر: 37]
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu,
“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan
kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan
kepada mereka), “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat
berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang
pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim
tidak ada seorang penolong pun.” [Fathir: 37]
Ø Dari 'Ubaidillah bin Mihshan Al-Khathmiy radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
«مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ،
عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا»
"Barangsiapa di antara kalian di pagi
hari merasa aman di tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki
kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan dunia telah dikumpulkan
untuknya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Lihat: Hadits 'Ubaidillah bin Mihshan; Nikmat aman, sehat, dan sejahtra
8. Manfaatkan
nikmat sehat dan kesempatan dengan sebaik-baiknya.
Allah -subhanahu
wata'ala- berfirman:
{فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ} [الشرح: 7]
Maka
apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain). [Asy-Syarh: 7]
Ø
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada
seseorang yang beliau nasehati:
«اغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ،
وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ»
"Manfaatkanlah
lima hal sebelum datang lima hal: Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu
sebelum sakitmu, saat kayamu sebelum miskinmu, kesempatanmu sebelum
kesibukanmu, dan hidupmu sebelum matimu”. [Al-Mustadarak karya Al-Hakim:
Shahih]
9. Memanfaatkan
nikmat untuk beribadah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ
مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ: 13]
Beramallah wahai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima
kasih. [Saba':13]
10. Keutamaan
orang yang memanfaatkan nikmat sehat dan kesempatan.
Diantaranya:
a)
Ibadah lebih sempurna dan banyak
pahalanya.
Abu
Hurairah radhiyallahu'anhu
berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ dan berkata: "Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang
paling besar pahalanya?"
Beliau
menjawab:
«أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ
صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ، وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى
إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ
كَانَ لِفُلاَنٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Kamu
bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan
berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga
tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu kamu berkata (bersedekah):
Untuk si Fulan begini dan untuk si Fulan begini! Padahal harta itu milik si Fulan
(dari ahli warisnya)". [Shahih Bukhari dan Muslim]
b)
Jika sakit atau sibuk maka ia tetap mendapatkan pahala
ibadah yang rutin ia kerjakan di masa sehat dan luang.
Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا مَرِضَ العَبْدُ، أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ
يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا» [صحيح البخاري]
"Jika seorang hamba sakit
atau bepergian (dan tidak bisa melaksanakan ibadah rutinnya), maka ditulis
baginya pahala seperti ketika dia beramal saat muqim dan dalam keadaan
sehat". [Sahih Bukhari]
c)
Tidak menyesal.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ
الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ
كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا} [المؤمنون: 99-100]
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu),
hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya
Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap
yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan
yang diucapkannya saja. [Al-Mu’minuun: 99-100]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hadits Ibnu Mas’ud; Malu kepada Allah yang sebenarnya - Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash; Bersedekah sepertiga harta - Syarah dzikir “Radhitu billahi Rabban”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...