Selasa, 31 Januari 2023

Karakteristik manhaj salaf

بسم الله الرحمن الرحيم

Manhaj (metode beragama) salaf adalah manhaj ahli hadits yang mengikuti cara beragama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat radhiyallahu ‘anhum.

Manhaj ini adalah manhaj yang mulia berada di atas kebenaran dengan pondasi yang kokoh mengikuti Al-Qur’an dan hadits sesuai dengan pemahama sahabat dan ulama salaf.

Sebelumnya kita sudah membahas tentang "7 Pondasi utama aqidah Ahlissunah wal Jama’ah" yang mesti dipijak oleh setiap orang yang menginginkan pola beragama yang sesuai dengan manhaj salaf.

Manhaj ini memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berbeda dengan manhaj-manhaj beragama lainnya, diantaranya:

1.       Mudah dan jelas.

2.       Kesepakatan dalam manhaj.

3.       Bersatu di atas kebenaran.

4.       Adil dan bijaksana.

5.       Moderat.

Pertama: Mudah dan jelas.

Manhaj salaf adalah manhaj yang mudah tidak ada yang sulit dalam memahami dan mengamalkannya karena manhaj ini adalah manhaj yang sejalan dengan fitrah sejalan dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadits yang diturunkan untuk memberi kemudahan bagi umat manusia.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ} [القمر: 17]

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? [Al-Qamar:17]

{وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ} [الحج: 78]

Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Al-Hajj: 78]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ " [صحيح البخاري]

"Sesungguhnya agama Islam itu mudah (jika mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah dengan baik), dan seseorang tidak mempersulit urusan agama (dengan sesuatu yang tidak disyari'atkan) kecuali ia akan terkalahkan olehnya". [Sahih Bukhari]

Lihat: Syarah shahih Bukhari, Kitab Iman bab 30; Agama itu mudah

Ø  Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda suatu hari:

" لَتَعْلَمُ يَهُودُ أَنَّ فِي دِينِنَا فُسْحَةً، إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ " [مسند أحمد: سنده حسن]

"Agar orang Yahudi tahu bahwa dalam agama kita ada kelonggaran, sesungguhnya aku diutus dengan agama yang lurus dan ringan". [Musnad Ahmad: Sanadnya Hasan]

Dan jika dalam beragama ada kondisi yang menimbulkan suatu kesulitan maka agama akan memberikan kemudahan sesuai dengan tingkat kesulitan yang ada.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا} [البقرة: 286]

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [Al-Baqarah: 286]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا، وَلاَ تُنَفِّرُوا» [صحيح البخاري]

"Berilah kemudahan dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira, dan jangan membuat orang lari menjauh". [Shahih Bukhari]

Bahkan agama melarang sikap berlebihan dalam beragama yang bisa menyulitkan diri sendiri.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ} [النساء: 171]

Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar (sesuai dengan wahyu). [An-Nisaa':171]

Ø  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ» [سنن النسائي: صحيح]

"Hati-hatilah kalian dengan sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

Manhaj ini juga sangat jelas, tidak ada yang samar, tidak ada yang dirahasiakan atau ditutup-tutupi, semua orang bisa memahaminya dengan baik.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل: 89]

Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl:89]

Ø  Dari Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب والترهيب]

"Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan celaka". [Sahih At-Targiib wa At-Tarhiib]

Kedua: Kesepakatan dalam manhaj.

Tidak ada perselisihan dalam manhaj ini karena sumbernya satu yaitu Allah, baik melalui Al-Qur’an maupun hadits-hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا} [النساء: 82]

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [An-Nisaa':82]

Ø  Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Suatu hari kami duduk di sisi Rasulullah shallallahlu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau menulis suatu garis di depannya dan berkata:

«هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»

"Ini adalah jalan Allah"

Kemudian beliau menulis dua garis di sebelah kanan dan kiri garis tersebut, dan berkata:

«هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ»

"Ini adalah jalan-jalan syaitan"

Kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian membaca ayat ini:

{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153]

Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. [Al-An'aam:153] [Musnad Ahmad: Sahih]

Ketiga: Bersatu di atas kebenaran.

Perintah bersatu dalam Al-Qur’an

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ } [آل عمران: 103]

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali 'Imran:103]

{وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [آل عمران: 105]

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. [Ali 'Imran:105]

Perintah bersatu dalam As-Sunnah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا، أَنْ تَعْبُدُوهُ، وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا» [صحيح مسلم]

“Sesungguhnya Allah meridhai kalian tiga hal: Kalian menyembahnya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan kalian berpeganglah kepada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai berai”. [Sahih Muslim]

Ø  Dari Abi Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ [صحيح البخاري ومسلم]

"Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain." Kemudian beliau menganyam jari jemarinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Sikap para sahabat dalam perselisihan

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami ketika beliau kembali dari perang Ahzab (Syawal 5 H):

«لاَ يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ العَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ» فَأَدْرَكَ بَعْضَهُمُ العَصْرُ فِي الطَّرِيقِ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: لاَ نُصَلِّي حَتَّى نَأْتِيَهَا، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ نُصَلِّي، لَمْ يُرَدْ مِنَّا ذَلِكَ، فَذُكِرَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ يُعَنِّفْ وَاحِدًا مِنْهُمْ [صحيح البخاري ومسلم]

"Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian shalat 'Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah." Lalu tibalah waktu shalat ketika mereka masih di jalan, sebagian dari mereka berkata, 'Kami tidak akan shalat kecuali telah sampai tujuan', dan sebagian lain berkata, 'Bahkan kami akan melaksanakan shalat, sebab beliau tidaklah bermaksud demikian'. Maka kejadian tersebut diceritakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau tidak mencela seorang pun dari mereka." [Shahih Bukhari]

Bersatu di atas sunnah Nabi dan pemahaman sahabatnya

Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً»

"Akan datang pada umatku apa yang menimpa Bani Israil sama persis selangkah demi selangkah, sampai kalau ada dari mereka yang berzina dengan ibunya terang-terangan, maka akan ada dari umatku yang melakukan hal itu. Dan sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan".

Sahabat bertanya: Siapakah mereka ya Rasulullah?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

"Mereka adalah orang yang berjalan sesuai sunnahku dan sunnah sahabatku". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Ø  Dalam hadits lain, dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

"Tujuhpuluh dua golongan masuk neraka dan satu golongan masuk surga, yaitu Al-Jam'ah". [Sunan Abu Daud: Hasan]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

Keempat: Adil dan bijaksana.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ} [المائدة: 8]

Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Maidah:8]

Menerima kebenaran dari siapapun, teman atau lawan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Setan berkata kepadanya:

«إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ، لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ»

“Jika kamu beranjak ke tempat tidurmu maka bacalah ayat Al-kursiy, karena kamu akan selalu mendapat penjagaan dari Allah, dan syaitan tidak akan mendekatimu sampai pagi”.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Abu Hurairah:

«صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ» [صحيح البخاري]

“Ia jujur kepadamu dan ia adalah pembohong, dia itu adalah setan". [Sahih Bukhari]

Ø  Dari Qutailah seorang wanita dari Juhainah radhiyallahu 'anha;

أَنَّ يَهُودِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِنَّكُمْ تُنَدِّدُونَ، وَإِنَّكُمْ تُشْرِكُونَ تَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ، وَتَقُولُونَ: وَالْكَعْبَةِ، " فَأَمَرَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادُوا أَنْ يَحْلِفُوا أَنْ يَقُولُوا: وَرَبِّ الْكَعْبَةِ، وَيَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ شِئْتَ " [سنن النسائي: صححه الشيخ الألباني]

Bahwasanya seorang Yahudi mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: Kalian menduakan Allah dan menyekutukan Allah, kalian mengatakan: "Apa yang dikehendaki Allah dan apa yang engkau kehendaki!", dan kalian mengatakan: "Demi Ka'bah!”

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan mereka (umat Islam) jika ingin bersumpah agar mengatakan: "Demi Tuhan Ka'bah", dan mengatakan: "Apa yang diinginkan Allah kemudian apa yang engkau inginkan". [Sunan An-Nasa'iy: Sahih]

Tidak suka berburuk sangka dan mencari-cari kesalahan orang lain

Allah -subhanahu wa ta'aalaa- berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ} [الحجرات : 12]

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Hujuraat: 12]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَنَافَسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Jauhilah buruk sangka, karena buruk sangkah adalah ungkapan yang paling dusta, dan janganlah kalian menguping pembicaraan orang lain, dan jangan mencari-cari keburukan orang lain, dan jangan bersaing yang tidak sehat, dan jangan saling iri, dan jangan saling bermusuhan, jangan saling membelakangi (menjauhi), dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara." [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abu Barzah Al-Aslamiy -radhiyallahu 'anhu- berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلْ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ، لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعُ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ»

"Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya namun keimanannya belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian mengumpat seorang muslim dan jangan pula mencari-cari kesalahannya. Sebab siapa saja yang mencari-cari kesalahan mereka, maka Allah akan mencari-cari kesalahannya. Maka siapa saja yang Allah telah mencari-cari kesalahannya, Allah akan menampakkan kesalahannya meskipun ia ada di dalam rumahnya." [Sunan Abi Daud: Hasan]

Kelima: Moderat dalam segala aspek kehidupan dan beragama.

Allah -subhanahu wa ta'aalaa- berfirman:

{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا} [البقرة: 143]

Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan. [Al-Baqarah:143]

{اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 6، 7]

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat". [Al-Fatihah: 6-7]

{تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [البقرة: 229]

Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim. [Al-Baqarah: 229]

Senantiasa istiqamah di atas petunjuk Al-Qur’an dan hadits

Allah -subhanahu wa ta'aalaa- berfirman:

{فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (112) وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ} [هود: 112 - 113]

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. [Huud: 112 - 113]

{فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ آمَنتُ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِن كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ} [الشورى: 15]

Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)". [Asy-Syuuraa: 15]

Moderat menghendaki totalitas dalam beragama dan mengamalkan yang terbaik

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ} [البقرة: 208]

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [Al-Baqarah: 208]

Ø  Dari Al-Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu;

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: أَتَكَلَّفُ هَذَا؟ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَقَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا»

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat hingga kedua kaki beliau bengkak, dikatakan pada beliau: Apa Tuan memaksakan ini padahal Allah telah mengampuni dosa yang terlalu dan yang di kemudian?

Beliau menyahut: "Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?!" [Shahih Bukhari dan Muslim]

Moderat bukan berarti bebas memilah-milih hukum Islam sesuai dengan hawa nafsu

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (85) أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ} [البقرة: 85، 86]

Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Maka tidak akan diringankan azabnya dan mereka tidak akan ditolong. [Al-Baqarah: 85 – 86]

Ø  Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar beberapa orang berselisih, kemudian bersabda:

"  إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِهَذَا، ضَرَبُوا كِتَابَ اللهِ بَعْضَهُ بِبَعْضٍ، وَإِنَّمَا نَزَلَ كِتَابُ اللهِ يُصَدِّقُ بَعْضُهُ بَعْضًا، فَلَا تُكَذِّبُوا بَعْضَهُ بِبَعْضٍ، فَمَا عَلِمْتُمْ مِنْهُ فَقُولُوا، وَمَا جَهِلْتُمْ، فَكِلُوهُ إِلَى عَالِمِهِ " [مسند أحمد: صحيح]

"Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena ini, mereka membenturkan kitab suci Allah antara sebagian ayatnya dengan sebagian yang lain, padahal sesungguhnya kitab suci Allah ini diturunkan untuk membenarkan sebagiannya dengan sebagian yang lain, maka janganlah kalian mendustakan sebagiannya dengan sebagian yang lain. Apa yang kalian ketahui darinya maka sampaikanlah, dan apa yang kalian tidak ketahui maka serahkanlah kepada orang yang mengetahuinya". [Musnad Ahmad: Sahih]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

«مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ، أَحَدُهُمَا أَيْسَرُ مِنَ الْآخَرِ، إِلَّا اخْتَارَ أَيْسَرَهُمَا، مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا، فَإِنْ كَانَ إِثْمًا، كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak disuruh memilih antara dua hal, salah satunya lebih mudah dari yang lainnya, kecuali beliau memilih yang paling mudah dari keduanya, selama itu bukan dosa, tapi kalau yang lebih mudah itu dosa maka beliau adalah orang yang paling penjauhinya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Salah kaprah seputar moderasi Islam

Wallahu a’lam!

المراجع: كتاب المختصر الحثيث في بيان أصول منهج السلف أصحاب الحديث في تلقي الدين وفهمه والعمل به والدعوة إليه، إعداد: عيسى مال الله فرج

Lihat juga: Pilar-pilar moderasi Islam - Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah - Keistimewaan agama Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...