بسم الله الرحمن الرحيم
Manhaj (metode beragama) salaf adalah manhaj ahli hadits yang mengikuti cara beragama Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, para sahabat radhiyallahu ‘anhum.
Manhaj
ini adalah manhaj yang mulia berada di atas kebenaran dengan pondasi yang kokoh
mengikuti Al-Qur’an dan hadits sesuai dengan pemahama sahabat dan ulama salaf.
Sebelumnya
kita sudah membahas tentang "7 Pondasi utama aqidah Ahlissunah wal Jama’ah" yang
mesti dipijak oleh setiap orang yang menginginkan pola beragama yang sesuai
dengan manhaj salaf.
Manhaj
ini memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berbeda dengan manhaj-manhaj
beragama lainnya, diantaranya:
1.
Mudah dan jelas.
2.
Kesepakatan dalam manhaj.
3.
Bersatu di atas kebenaran.
4.
Adil dan bijaksana.
5.
Moderat.
Pertama: Mudah dan
jelas.
Manhaj salaf adalah
manhaj yang mudah tidak ada yang sulit dalam memahami dan mengamalkannya karena
manhaj ini adalah manhaj yang sejalan dengan fitrah sejalan dengan tuntunan
Al-Qur’an dan hadits yang diturunkan untuk memberi kemudahan bagi umat manusia.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ
فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ} [القمر: 17]
Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?
[Al-Qamar:17]
{وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ
حَرَجٍ} [الحج: 78]
Dan
Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Al-Hajj: 78]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ
إِلَّا غَلَبَهُ " [صحيح البخاري]
"Sesungguhnya agama Islam itu mudah (jika mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah
dengan baik), dan seseorang tidak mempersulit urusan agama (dengan sesuatu yang
tidak disyari'atkan) kecuali ia akan terkalahkan olehnya". [Sahih Bukhari]
Lihat: Syarah shahih Bukhari, Kitab Iman bab 30; Agama itu mudah
Ø Dari Aisyah radhiyallahu
'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda suatu hari:
" لَتَعْلَمُ يَهُودُ أَنَّ فِي دِينِنَا فُسْحَةً، إِنِّي
أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ " [مسند أحمد: سنده
حسن]
"Agar orang Yahudi tahu bahwa dalam agama kita ada kelonggaran,
sesungguhnya aku diutus dengan agama yang lurus dan ringan". [Musnad
Ahmad: Sanadnya Hasan]
Dan jika dalam beragama
ada kondisi yang menimbulkan suatu kesulitan maka agama akan memberikan
kemudahan sesuai dengan tingkat kesulitan yang ada.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا} [البقرة:
286]
Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [Al-Baqarah: 286]
Ø Dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا، وَلاَ تُنَفِّرُوا» [صحيح
البخاري]
"Berilah kemudahan dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira, dan
jangan membuat orang lari menjauh". [Shahih Bukhari]
Bahkan agama melarang
sikap berlebihan dalam beragama yang bisa menyulitkan diri sendiri.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي
دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ} [النساء:
171]
Wahai
ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar (sesuai dengan wahyu). [An-Nisaa':171]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ
كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ» [سنن النسائي: صحيح]
"Hati-hatilah kalian dengan sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan
agama karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah
sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Manhaj ini juga sangat
jelas, tidak ada yang samar, tidak ada yang dirahasiakan atau ditutup-tutupi,
semua orang bisa memahaminya dengan baik.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ
تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل:
89]
Dan
Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl:89]
Ø Dari Al-'Irbaad bin
Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا
كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب
والترهيب]
"Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya
sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan
celaka". [Sahih At-Targiib wa At-Tarhiib]
Kedua: Kesepakatan
dalam manhaj.
Tidak
ada perselisihan dalam manhaj ini karena sumbernya satu yaitu Allah, baik
melalui Al-Qur’an maupun hadits-hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ
كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا} [النساء:
82]
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [An-Nisaa':82]
Ø
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata: Suatu hari
kami duduk di sisi Rasulullah shallallahlu 'alaihi wa sallam, kemudian
beliau menulis suatu garis di depannya dan berkata:
«هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»
"Ini adalah jalan Allah"
Kemudian
beliau menulis dua garis di sebelah kanan dan kiri garis tersebut, dan berkata:
«هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ»
"Ini adalah jalan-jalan syaitan"
Kemudian
beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian membaca ayat ini:
{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ
وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ
بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153]
Dan
bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah
dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan
itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa.
[Al-An'aam:153] [Musnad Ahmad: Sahih]
Ketiga: Bersatu di atas
kebenaran.
Perintah
bersatu dalam Al-Qur’an
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ
جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ
أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ
عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ
لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ } [آل عمران: 103]
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali 'Imran:103]
{وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا
وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ
عَظِيمٌ} [آل عمران: 105]
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang
bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. [Ali 'Imran:105]
Perintah
bersatu dalam As-Sunnah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا، أَنْ تَعْبُدُوهُ،
وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلَا
تَفَرَّقُوا» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya Allah meridhai
kalian tiga hal: Kalian menyembahnya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
pun, dan kalian berpeganglah kepada tali (agama) Allah dan janganlah
bercerai berai”. [Sahih Muslim]
Ø Dari Abi Musa
Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ
بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan
yang saling menguatkan satu sama lain." Kemudian beliau menganyam jari
jemarinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Sikap para sahabat
dalam perselisihan
Ibnu
Umar radhiyallahu 'anhuma
berkata: Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda kepada kami ketika beliau kembali dari perang
Ahzab (Syawal 5 H):
«لاَ يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ العَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ»
فَأَدْرَكَ بَعْضَهُمُ العَصْرُ فِي الطَّرِيقِ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: لاَ نُصَلِّي
حَتَّى نَأْتِيَهَا، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ نُصَلِّي، لَمْ يُرَدْ مِنَّا
ذَلِكَ، فَذُكِرَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ يُعَنِّفْ
وَاحِدًا مِنْهُمْ [صحيح البخاري ومسلم]
"Jangan
sekali-kali salah seorang dari kalian shalat 'Ashar kecuali di perkampungan
Bani Quraizhah." Lalu tibalah waktu shalat ketika mereka masih di jalan,
sebagian dari mereka berkata, 'Kami tidak akan shalat kecuali telah sampai
tujuan', dan sebagian lain berkata, 'Bahkan kami akan melaksanakan shalat,
sebab beliau tidaklah bermaksud demikian'. Maka kejadian tersebut diceritakan
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau tidak mencela
seorang pun dari mereka." [Shahih Bukhari]
Bersatu di atas sunnah
Nabi dan pemahaman sahabatnya
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى
بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى
أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل
تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ
وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً»
"Akan
datang pada umatku apa yang menimpa Bani Israil sama persis selangkah demi
selangkah, sampai kalau ada dari mereka yang berzina dengan ibunya
terang-terangan, maka akan ada dari umatku yang melakukan hal itu. Dan
sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan umatku
akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka
kecuali satu golongan".
Sahabat bertanya: Siapakah mereka ya
Rasulullah?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab:
«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
"Mereka
adalah orang yang berjalan sesuai sunnahku dan sunnah sahabatku". [Sunan
Tirmidzi: Hasan]
Ø
Dalam hadits lain, dari Mu'awiyah
bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
«ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ
فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ» [سنن أبي داود: حسنه
الألباني]
"Tujuhpuluh
dua golongan masuk neraka dan satu golongan masuk surga, yaitu Al-Jam'ah".
[Sunan Abu Daud: Hasan]
Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan
Keempat: Adil dan
bijaksana.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا
اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ
بِمَا تَعْمَلُونَ} [المائدة: 8]
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[Al-Maidah:8]
Menerima
kebenaran dari siapapun, teman atau lawan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Setan berkata kepadanya:
«إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ، لَنْ
يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى
تُصْبِحَ»
“Jika kamu beranjak ke tempat tidurmu maka
bacalah ayat Al-kursiy, karena kamu akan selalu mendapat penjagaan dari Allah,
dan syaitan tidak akan mendekatimu sampai pagi”.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata kepada Abu Hurairah:
«صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ» [صحيح البخاري]
“Ia jujur kepadamu dan ia adalah pembohong,
dia itu adalah setan". [Sahih Bukhari]
Ø Dari Qutailah seorang wanita dari Juhainah radhiyallahu
'anha;
أَنَّ يَهُودِيًّا أَتَى النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِنَّكُمْ تُنَدِّدُونَ، وَإِنَّكُمْ
تُشْرِكُونَ تَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ، وَتَقُولُونَ:
وَالْكَعْبَةِ، " فَأَمَرَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا أَرَادُوا أَنْ يَحْلِفُوا أَنْ يَقُولُوا: وَرَبِّ الْكَعْبَةِ،
وَيَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ شِئْتَ " [سنن النسائي: صححه الشيخ الألباني]
Bahwasanya seorang Yahudi mendatangi Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan berkata: Kalian menduakan Allah dan menyekutukan
Allah, kalian mengatakan: "Apa yang dikehendaki Allah dan apa yang engkau
kehendaki!", dan kalian mengatakan: "Demi Ka'bah!”
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
memerintahkan mereka (umat Islam) jika ingin bersumpah agar mengatakan:
"Demi Tuhan Ka'bah", dan mengatakan: "Apa yang diinginkan Allah
kemudian apa yang engkau inginkan". [Sunan An-Nasa'iy: Sahih]
Tidak
suka berburuk sangka dan mencari-cari kesalahan orang lain
Allah -subhanahu wa ta'aalaa-
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا
كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا
يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ} [الحجرات
: 12]
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan buruk-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
[Al-Hujuraat: 12]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا
تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَنَافَسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا
تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Jauhilah buruk sangka, karena buruk
sangkah adalah ungkapan yang paling dusta, dan janganlah kalian menguping
pembicaraan orang lain, dan jangan mencari-cari keburukan orang lain, dan
jangan bersaing yang tidak sehat, dan jangan saling iri, dan jangan saling
bermusuhan, jangan saling membelakangi (menjauhi), dan jadilah kalian hamba
Allah yang saling bersaudara." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Barzah Al-Aslamiy -radhiyallahu 'anhu- berkata,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلْ الْإِيمَانُ
قَلْبَهُ، لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ،
فَإِنَّهُ مَنْ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعُ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ
يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ»
"Wahai orang-orang yang beriman dengan
lisannya namun keimanannya belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian
mengumpat seorang muslim dan jangan pula mencari-cari kesalahannya. Sebab siapa
saja yang mencari-cari kesalahan mereka, maka Allah akan mencari-cari
kesalahannya. Maka siapa saja yang Allah telah mencari-cari kesalahannya, Allah
akan menampakkan kesalahannya meskipun ia ada di dalam rumahnya." [Sunan Abi
Daud: Hasan]
Kelima: Moderat dalam
segala aspek kehidupan dan beragama.
Allah -subhanahu wa ta'aalaa-
berfirman:
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا} [البقرة:
143]
Dan
demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pilihan. [Al-Baqarah:143]
{اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 6، 7]
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
[Al-Fatihah: 6-7]
{تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا
وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [البقرة:
229]
Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah
kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang zalim. [Al-Baqarah: 229]
Senantiasa
istiqamah di atas petunjuk Al-Qur’an dan hadits
Allah -subhanahu wa ta'aalaa-
berfirman:
{فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا
إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (112) وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ
ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ
ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ} [هود: 112 - 113]
Maka tetaplah kamu pada jalan yang
benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat
beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada
orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan
sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah,
kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. [Huud: 112 - 113]
{فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ
أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ آمَنتُ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِن كِتَابٍ وَأُمِرْتُ
لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ
أَعْمَالُكُمْ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا
وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ} [الشورى: 15]
Maka karena itu serulah (mereka kepada
agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah
mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua
Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara
kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi
kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah
mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)".
[Asy-Syuuraa: 15]
Moderat
menghendaki totalitas dalam beragama dan mengamalkan yang terbaik
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا
فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُبِينٌ} [البقرة: 208]
Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [Al-Baqarah:
208]
Ø Dari Al-Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu;
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى حَتَّى
انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: أَتَكَلَّفُ هَذَا؟ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ
لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَقَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ
عَبْدًا شَكُورًا»
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat
hingga kedua kaki beliau bengkak, dikatakan pada beliau: Apa Tuan memaksakan
ini padahal Allah telah mengampuni dosa yang terlalu dan yang di kemudian?
Beliau menyahut: "Apakah aku tidak
pantas menjadi hamba yang bersyukur?!" [Shahih Bukhari dan Muslim]
Moderat
bukan berarti bebas memilah-milih hukum Islam sesuai dengan hawa nafsu
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ
وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا
خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ
الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (85) أُولَئِكَ الَّذِينَ
اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ
الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ} [البقرة: 85، 86]
Apakah kamu beriman kepada sebagian
Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan
(yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan
dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab
yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan)
akhirat. Maka tidak akan diringankan azabnya dan mereka tidak akan ditolong.
[Al-Baqarah: 85 – 86]
Ø Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar beberapa orang
berselisih, kemudian bersabda:
" إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ
كَانَ قَبْلَكُمْ بِهَذَا، ضَرَبُوا كِتَابَ اللهِ بَعْضَهُ بِبَعْضٍ، وَإِنَّمَا
نَزَلَ كِتَابُ اللهِ يُصَدِّقُ بَعْضُهُ بَعْضًا، فَلَا تُكَذِّبُوا بَعْضَهُ
بِبَعْضٍ، فَمَا عَلِمْتُمْ مِنْهُ فَقُولُوا، وَمَا جَهِلْتُمْ، فَكِلُوهُ إِلَى
عَالِمِهِ " [مسند أحمد: صحيح]
"Sesungguhnya umat sebelum kalian
binasa karena ini, mereka membenturkan kitab suci Allah antara sebagian ayatnya
dengan sebagian yang lain, padahal sesungguhnya kitab suci Allah ini diturunkan
untuk membenarkan sebagiannya dengan sebagian yang lain, maka janganlah kalian
mendustakan sebagiannya dengan sebagian yang lain. Apa yang kalian ketahui
darinya maka sampaikanlah, dan apa yang kalian tidak ketahui maka serahkanlah
kepada orang yang mengetahuinya". [Musnad Ahmad: Sahih]
Ø Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
«مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ
أَمْرَيْنِ، أَحَدُهُمَا أَيْسَرُ مِنَ الْآخَرِ، إِلَّا اخْتَارَ أَيْسَرَهُمَا،
مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا، فَإِنْ كَانَ إِثْمًا، كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam tidak disuruh memilih antara dua hal, salah satunya lebih mudah dari
yang lainnya, kecuali beliau memilih yang paling mudah dari keduanya, selama
itu bukan dosa, tapi kalau yang lebih mudah itu dosa maka beliau adalah orang
yang paling penjauhinya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Salah kaprah seputar moderasi Islam
Wallahu a’lam!
المراجع: كتاب المختصر الحثيث في بيان أصول منهج السلف أصحاب الحديث في تلقي الدين وفهمه والعمل به والدعوة إليه، إعداد: عيسى مال الله فرج
Lihat
juga: Pilar-pilar moderasi Islam - Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah - Keistimewaan agama Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...