Selasa, 27 Februari 2024

Kejujuran modal utama pebisnis

بسم الله الرحمن الرحيم

Perintah mengkomsumsi/memakai yang halal dan yang baik.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا} [البقرة: 168]

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. [Al-Baqarah:168]

Bahaya memakan harta yang haram.

Dari Ka'b bin 'Ujrah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ، إِنَّهُ لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Wahai Ka'b bin 'Ujrah, sesungguhnya tidak berkembang suatu jasad yang tumbuh dari yang haram kecuali neraka lebih pantas untuknya". [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Lihat: Puasa melatih untuk menjauhi harta haram

Ketika manusia tidak peduli halal atau haram.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ»

"Sungguh pasti akan datang suatu jaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi dengan cara apa ia mendapatkan harta, apakah dari yang halal ataukah haram". [Shahih Bukhari]

Kondisi dunia bisnis di akhir zaman.

'Amr bin Taghlib radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah bersabda:

" إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَفْشُوَ الْمَالُ وَيَكْثُرَ، وَتَفْشُوَ التِّجَارَةُ، وَيَظْهَرَ الْعِلْمُ، وَيَبِيعَ الرَّجُلُ الْبَيْعَ فَيَقُولَ: لَا حَتَّى أَسْتَأْمِرَ تَاجِرَ بَنِي فُلَانٍ، وَيُلْتَمَسَ فِي الْحَيِّ الْعَظِيمِ الْكَاتِبُ فَلَا يُوجَدُ " [سنن النسائي: صحيح]

"Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat adalah semakin banyaknya harta dan menyebarnya perdagangan, munculnya pengetahuan, seseorang menjual barang dan berkata, jangan engkau jual hingga aku meminta pertimbangan penjual dari Bani Fulan dan dicari seorang penulis yang adal disuatu kampung yang besar namun tidak ditemukan." [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]

Ø  Dari Abdurrahman bin Syibl Al-Anshariy radhiallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ التُّجَّارَ هُمُ الْفُجَّارُ» قَالَ: رَجُلٌ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَلَمْ يُحِلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ؟ قَالَ: «إِنَّهُمْ يَقُولُونَ فَيَكْذِبُونَ، وَيَحْلِفُونَ وَيَأْثَمُونَ» [مسند أحمد: صحيح]

"Para pedagang itu orang-orang yang berbuat dosa." Ada seorang bertanya, Wahai Nabiyullah, bukankah Allah telah menghalalkan juAl beli? Beliau bersabda, "Mereka suka berkata dusta, bersumpah dan berbuat dosa." [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Hudzaifah -radhiallahu 'anhu- mengatakan: Rasulullah bersabda;

" يَنَامُ الرَّجُلُ النَّوْمَةَ، فَتُقْبَضُ الأَمَانَةُ مِنْ قَلْبِهِ، فَيَظَلُّ أَثَرُهَا مِثْلَ أَثَرِ الوَكْتِ، ثُمَّ يَنَامُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ فَيَبْقَى أَثَرُهَا مِثْلَ المَجْلِ، كَجَمْرٍ دَحْرَجْتَهُ عَلَى رِجْلِكَ فَنَفِطَ، فَتَرَاهُ مُنْتَبِرًا وَلَيْسَ فِيهِ شَيْءٌ، فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبَايَعُونَ، فَلاَ يَكَادُ أَحَدٌ يُؤَدِّي الأَمَانَةَ، فَيُقَالُ: إِنَّ فِي بَنِي فُلاَنٍ رَجُلًا أَمِينًا، وَيُقَالُ لِلرَّجُلِ: مَا أَعْقَلَهُ وَمَا أَظْرَفَهُ وَمَا أَجْلَدَهُ، وَمَا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ "

"seseorang tertidur nyenyak kemudian amanat dicerabut dari hatinya, dan masih ada bekasnya seperti bekas yang kecil, kemudian dia tidur lagi dan amanat dicerabut darinya sehingga bekasnya seperti kutu di tangan, sepeti bara yang kau gelindingkan di kakimu sehingga ia memar (beram-beram), maka engkau melihatnya beram-beram (memar) padahal sebenarnya tidak terjadi apa-apa, dan manusia secara beruntun melakukan baiat dan nyaris tak seorang pun menunaikan amanat dengan baik, dan ada berita bahwa di bani fulan ada seseorang yang dapat di percaya, kemudian dikatakan kepada tersebut; 'alangkah cerdasnya dia, alangkah bijaknya dia, alangkah pemberaninya dia, ' padahal tidak ada seberat biji gandum pun iman di dalam hatinya"

Haudzaifah berkata:

"وَلَقَدْ أَتَى عَلَيَّ زَمَانٌ وَمَا أُبَالِي أَيَّكُمْ بَايَعْتُ، لَئِنْ كَانَ مُسْلِمًا رَدَّهُ عَلَيَّ الإِسْلاَمُ، وَإِنْ كَانَ نَصْرَانِيًّا رَدَّهُ عَلَيَّ سَاعِيهِ، فَأَمَّا اليَوْمَ: فَمَا كُنْتُ أُبَايِعُ إِلَّا فُلاَنًا وَفُلاَنًا"

“Pernah datang suatu masa kepadaku yang ketika itu aku tak peduli siapa diantara kalian yang aku temanu jual beli, kalaulah ia muslim, maka keIslamannya akan mengembalikannya kepadaku, dan kalaulah nasrani, penarik pajaknya akan mengembalikannya kepadaku, namun hari ini aku tidak berbisnis selain dengan fulan dan fulan." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Pasar adalah tempat yang paling dibenci Allah karena banyak kedustaan di dalamnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ أَسْوَاقُهَا» [صحيح مسلم]

"Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah mesjid, dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar." [Sahih Muslim]

Lihat: PASAR, tempat yang paling dibenci Allah

Nasehat untuk para pebisnis.

Muhammad bin Sirin (110 H) rahimahullah berkata:

«كَانَ مِمَّا يُقَالُ لِلرَّجُلِ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُسَافِرَ فِي التِّجَارَةِ: "اتَّقِ اللَّهَ، وَاطْلُبْ مَا قدّر لك مِنَ الْحَلالِ؛ فَإِنَّكَ إِنْ طَلَبْتَهُ مِنْ غَيْرِ ذَلِكَ، لَمْ تُصِبْ أَكْثَرَ مِمَّا قُدِّرَ لَكَ» [الورع للإمام أحمد]

"Salah satu yang disampaikan kepada seseorang yang akan bepergian dalam perdagangan: Bertakwalah kepada Allah dan carilah karunia yang telah ditakdirkan untukmu pada yang halal, karena jika kamu mencarinya pada selain itu (yang haram) maka kamu tidak akan mendapatkan lebih banyak dari yang telah ditakdirkan untukmu". [Al-Wara' karya Imam Ahmad]

Ø  Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]

"Wahai manusia .. bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha, karena sesungguhnya seseorang tidak akan mati sampai semua rezkinya tercapai sekalipun datangnya lambat, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

Ø  Dalam riwayat lain, dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«وَلَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ» [حلية الأولياء لأبي نعيم: صححه الألباني]

" ...  dan janganlah kelambatan datangnya rezki membuat seseorang dari kalian mencarinya dengan cara maksiat, karena sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa yang Ia miliki kecuali dengan cara taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya' karya Abu Nu'aim: Sahih]

Pentingnya kejujuran dalam berbisnis.

Hakim bin Hizam radhiallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

" البَيِّعَانِ بِالخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، - أَوْ قَالَ: حَتَّى يَتَفَرَّقَا - فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا " [صحيح البخاري ومسلم]

"Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama keduanya belum berpisah", atau sabda Beliau: "hingga keduanya berpisah. Jika keduanya jujur dan menampakkan dagangannya maka keduanya diberkahi dalam jual belinya dan bila menyembunyikan dan berdusta maka akan dimusnahkan keberkahan jual belinya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Hadits Ibnu Mas’ud; Jujurlah jangan berdusta

Keutamaan pebisnis yang jujur.

Dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ، وَالصِّدِّيقِينَ، وَالشُّهَدَاءِ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

"Seorang pedagang yang jujur dan dipercaya akan bersama dengan para Nabi, shiddiqun dan para syuhada`." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Lihat: Kuingin bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di surga

Ancaman bagi pebisnis yang curang.

Diantaranya:

a)      Dibenci oleh Allah ta’aalaa.

Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«ثَلَاثَةٌ يَشْنَؤُهُمُ اللَّهُ: التَّاجِرُ الْحَلَّافُ، وَالْبَخِيلُ الْمَنَّانُ، وَالْفَقِيرُ الْمُخْتَالُ» [مسند أحمد: صحيح]

"Ada tiga orang dibenci oleh Allah: Pedagang yang suka mengobral sumpah (palsu), orang yang bakhil yang suka menyebut-nyebut pemberian dan orang fakir yang sombong." [Musnad Ahmad: Shahih]

b)     Dibenci oleh Rasulullah .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا، فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلًا فَقَالَ: «مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ؟» قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: «أَفَلَا جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ، مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي» [صحيح مسلم]

Bahwa Rasulullah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka beliau pun bertanya: "Apa ini wahai pemilik makanan?" Sang pemiliknya menjawab, "Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian atas makanan agar manusia dapat melihatnya. Barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami." [Shahih Muslim]

c)      Dibangkitkan dalam keadaan buruk.

Dari Rifa'ah bin Rafi’ Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu;

أَنَّهُ خَرَجَ مَعَ النَّبِيِّ ﷺ إِلَى المُصَلَّى، فَرَأَى النَّاسَ يَتَبَايَعُونَ، فَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ»، فَاسْتَجَابُوا لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ، وَرَفَعُوا أَعْنَاقَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ إِلَيْهِ، فَقَالَ: «إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ فُجَّارًا، إِلَّا مَنْ اتَّقَى اللَّهَ، وَبَرَّ، وَصَدَقَ» [سنن الترمذي: صحيح]

Bahwa ia pernah keluar bersama Nabi menuju tempat salat, lalu beliau melihat orang-orang melakukan transaksi jual beli, beliau pun bersabda, "Wahai para pedagang." Lalu mereka menyambut seruan Rasulullah dan mengangkat leher dan pandangan mereka kepada beliau, lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai orang-orang yang berdosa kecuali yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik serta jujur." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Perintah bersedekah bagi pebisnis.

Qais bin Abu Gharazah radhiyallahu 'anhu berkata:

كُنَّا نُسَمَّى السَّمَاسِرَةَ، فَأَتَانَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَنَحْنُ نَبِيعُ، فَسَمَّانَا بِاسْمٍ هُوَ خَيْرٌ مِنَ اسْمِنَا فَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ، إِنَّ هَذَا الْبَيْعَ يَحْضُرُهُ الْحَلِفُ وَالْكَذِبُ، فَشُوبُوا بَيْعَكُمْ بِالصَّدَقَةِ» [سنن النسائي: صحيح]

"Kami dahulu dipanggil dengan sebutan samasirah (para calo), kemudian Rasulullah datang kepada kami dan kami sedang berjualan, maka beliau pun menamakan kami dengan nama yang lebih baik daripada nama kami. Beliau bersabda, "Wahai para pedagang, sesungguhnya perdagangan ini dihadiri oleh orang yang bersumpah dan pendusta maka campurlah perdagangan kalian dengan sedekah." [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]

Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Hadits Abu Hurairah; Jika amanah sudah dilalaikan - Jaga puasamu dengan menjaga ucapanmu - Hadits Abu Sa’id; Pesan seluruh tubuh kepada lidah - Jujur dalam berda’wah kepada Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...