بسم الله الرحمن الرحيم
Siapakah yang dimaksud
salafushalih?
Kata “Salafushalih” terdiri dari dua kata; “Salaf” dan “shalih”. Kata “salaf”
secara bahasa bermakna yang terdahulu, semua yang telah mendahului kita adalah
salaf. Sedangkan kata “shalih” bermakna yang baik yang berada di
atas kebenaran.
Maka “salafushalih” adalah generasi pertama umat Islam yaitu para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:{وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ
وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [التوبة: 100]
Orang-orang
yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. [At-Taubah:100]
Ø Dari 'Imran bin Hushain
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ، إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ،
وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ، وَيَظْهَرُ
فِيهِمُ السِّمَنُ»
"Yang paling baik dari kalian adalah orang yang hidup di masaku, kemudian
masa setelahnya, kemudian seetelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang
ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum
diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada
mereka ke-gemukan" [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat:
Keistimewaan sahabat Rasulullah
Pemimpin para salaf
adalah Rasulullah ﷺ.
Dari Aisyah
radhiyallahu 'anha; Nabi ﷺ berkata kepada Fatimah 'alaihassalam:
«اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي، فَإِنِّي نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ»
“Bertakwalah
kepada Allah dan bersabarlah! Sesungguhnya sebaik-baik pendahulumu adalah aku”.
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Menjadikan para sahabat
sebagai teladan.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{فَإِنْ
آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا
هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [البقرة: 137]
Maka
jika mereka beriman seperti apa yang kamu (Rasulullah dan sahabatnya) telah
beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka
berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka
Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui.
[Al-Baqarah:137]
Ø Abdullah bin Umar radiyallahu 'anhuma berkata:
«مَنْ كَانَ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ، أُولَئِكَ
أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ ﷺ كَانُوا خَيْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ، أَبَّرَهَا قُلُوبًا،
وَأَعْمَقَهَا عِلْمًا، وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفًا، قَوْمٌ اخْتَارَهُمُ اللهُ
لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ ﷺ وَنَقْلِ دِينِهِ، فَتَشَبَّهُوا بِأَخْلَاقِهِمْ
وَطَرَائِقِهِمْ فَهُمْ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ ﷺ، كَانُوا عَلَى الْهُدَى
الْمُسْتَقِيمِ» [حلية الأولياء]
"Siapa yang mencari tuntunan
maka hendaklah ia mengikuti tuntunan mereka yang sudah wafat, mereka itu adalah
sahabat Muhammad ﷺ, mereka adalah generasi tebaik umat ini, hati mereka lebih
suci, ilmu mereka lebih dalam, dan tidak suka melampaui batas. Mereka adalah
generasi yang Allah pilih untuk menemani nabi-Nya ﷺ dan menyampaikan agama-Nya, maka hendaklah kalian mencontoh
akhlak dan metode mereka (dalam beribadah), mereka adalah sahabat Muhammad ﷺ, mereka berada di atas petunjuk yang lurus." [Hilyatul
Auliyaa']
Lihat: Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah
Bagaimana Salafushalih menyambut Ramadhan?
Diantaranya:
1. Memberi
kabar gembira akan kedatangan bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ
أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ
لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ» [سنن
النسائي: صحيح]
"Telah datang kepada kalian
bulan Ramadhan, bulan penuh berkah (mubarak), Allah 'azza wajalla
mewajibkan atas kalian untuk berpuasa pada bulan itu, dibuka pintu-pintu
langit, ditutup pintu-pintu neraka, dan setan yang jahat dibelenggu. Pada bulan
itu Allah memiliki satu malam yang lebih baik d ari seribu bulan, barangsiapa
yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah terhalang dari segala
kebaikan". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Ø
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Ketika Ramadhan tiba, Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ،
وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ
كُلَّهُ، وَلَا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ» [سنن ابن ماجه:
حسن صحيح]
"Sesungguhnya bulan ini
telah hadir kepada kalian. Di bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari
seribu bulan. Barangsiapa diharamkan darinya, maka dia telah diharamkan
kebaikan semuanya. Dan tidak diharamkan kebaikannya kecuali bagi yang terhalang
dari kebaikan. " [Sunan Ibnu Majah: Hasan shahih]
2. Memperbanyak
puasa di bulan Sya’ban.
Aisyah radhiyallahu 'anha
berkata:
"مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ
إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ"
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan, dan aku tidak pernah
melihat beliau banyak menjalankan puasa dalam sebulan kecuali di bulan
Sya'ban". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Usamah bin Zayd -radhiyallahu 'anhuma- bertanya
kepada Rasulullah ﷺ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ
مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: «ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ
بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى
رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ»
Wahai Rasulullah! Aku tidak pernah melihat
engkau banyak menjalankan puasa sebagaimana yang engkau jalankan di bulan
Sya'ban? Rasulullah
menjawab: "Itulah bulan yang banyak dilalaikan oleh orang, bulan antara
Rajab dan Ramadhan, adalah bulan dimana semua amalan diangkat kepada Rabb
semesta alam. Olehnya itu, aku senang jika amalanku diangkat di saat aku
menjalanka puasa". [Shahih
Ibnu Khuzaimah]
Ø Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
"وَقِيلَ كَانَ
يَصْنَعُ ذَلِكَ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ" [فتح
الباري لابن حجر]
“Dan dikatakan bahwa Nabi melakukan hal itu
(memperbanyak puasa di bulan Sya’ban) untuk mengagungkan bulan Ramadhan”. [Fathul
Bari]
Lihat: Syarah
hadits Usamah bin Zayd; Keutamaan puasa Sya'ban
3. Istri
Nabi mengqadha’ puasa Ramadhan mereka yang lalu.
Aisyah radhiyallahu 'anha
berkata;
«كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ
أَنْ أَقْضِيَهُ إِلَّا فِي شَعْبَانَ، الشُّغْلُ مِنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ»
“Aku masih punya hutang puasa Ramadhan.
Tetapi aku belum membayarnya sehingga tiba bulan Sya'ban, barulah kubayar,
berhubungan dengan kesibukanku melayani Rasulullah ﷺ".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
4. Memperbanyak
bacaan Al-Qur’an.
Habib
bin Abi Tsabit (w.119H) rahimahullah
apabila masuk bulan Sya’ban ia berkata:
«هذا شهرُ القرّاء» [لطائف المعارف لابن رجب]
“Ini
adalah bulan Ahli Al-Qur’an”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab]
Ø Salamah bin Kuhail (w.121H) rahimahullah berkata:
«كان يقال: شهرُ شعبانَ شهرُ القرّاء» [لطائف المعارف لابن رجب]
“Dahulu
dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulanya Ahli Al-Qur’an”. [Lathaiful
Ma’arif karya Ibnu Rajab]
Ø Dari ‘Amru bin Qais
Al-Mulaiy (w.146H) rahimahullah:
«إذا دخل شعبانُ أغلقَ حَانوته وتفرّغ لقراءة
القرآن» [لطائف
المعارف لابن رجب]
“Apabila masuk bulan Sya’ban ia menutup
tokonya dan menyibukkan diri untuk membaca Al-Qur’an”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab]
Hikmah
menyambut bulan Ramadhan dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an:
a) Karena bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Qur’an.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{شَهْرُ رَمَضَانَ
الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى
وَالْفُرْقَانِ} [البقرة: 185]
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
(permulaan) diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). [Al-Baqarah:185]
b) Dengan membaca Al-Qur’an hati menjadi bersih, tentram memasuki
bulan Ramadhan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا
بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]
Orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]
Ø Dari Al-Barra' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu; Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«السَّكِينَةُ
تَنَزَّلَتْ بِالقُرْآنِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Itu adalah ketenangan yang turun di saat
membaca Al-Qur'an”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Ramadhan; Bulan Al-Qur’an
5. Mengeluarkan
zakat dan sedekah.
Anas
bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
«كانَ المُسلمُون إذا دَخل شَعبَان انكبُوا على
المَصَاحف فقرؤوها، وأخرَجُوا زَكَاةَ أموَالِهم تَقويَةً للضَعِيفِ والمِسكينِ
على صِيَام رَمضَانَ» [لطائف
المعارف لابن رجب وضعف إسناده]
“Dahulu umat Islam jika masuk bulan Sya’ban
mereka duduk di depan Mushaf dan mereka membacanya, dan mengeluarkan zakat
harta mereka untuk menguatkan orang lemah dan miskin dalam berpuasa di bulan
Ramadhan”. [Lathaiful Ma’arif karya
Ibnu Rajab dan ia melemahkan sanadnya]
Diantara
hikmah memperbanyak sedekah di bulan Sya’ban agar Allah menyelamatkan kita
dengan sedekah tersebut sampai bulan Ramadhan dan memudahkan kita mengisinya
dengan ibadah terbaik.
Dari Abu Umamah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ
السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ» [المعجم الكبير للطبراني: حسن]
"Perbuatan baik mencegah
kejadian buruk, dan sedekah yang dirahasiakan meredakan amarah Ar-Rabb".
[Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
6. Berdo’a
agar disampaikan pada bulan Ramadhan.
Mu’alla
bin Al-Fadhl Al-Bashriy rahimahullah
berkata:
«كانوا يَدعُون الله تعالى سِتة أشهُرٍ أنْ يبلّغهم
رمضانَ، ويَدعُونه سِتة أشهُرٍ أنْ يتقبّل مِنهُم» [لطائف المعارف لابن رجب]
“Mereka
berdo’a kepada Allah selama enam bulan agar mereka disampaikan pada bulan
Ramadhan, dan mereka berdo’a kepada Allah selama enam bulan agar Allah menerima
amal ibadah dari mereka”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab]
Ø Yahya bin Abi Katsir (w.132H) rahimahullah berkata:
«كَانَ مِنْ دُعَائِهم: اللهُمَّ سَلِّمْنِي إلى
رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ، وتسلِّمْه مِنِّي مُتقبَّلا» [لطائف المعارف لابن رجب]
“Diantara
do’a mereka: Ya Allah .. selamatkan aku sampai Ramadhan, dan sampaikan Ramadhan
kepadaku, dan terimahlah (amalan) Ramadhan dariku”. [Lathaiful Ma’arif karya
Ibnu Rajab]
Ø Ada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bazzaar (292H) dalam
kitabnya "Al-Musnad" 13/117 no.6496: Anas bin Malik radiyallahu
'anhu bekata:
أن النَّبِيُّ ﷺ كَانَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ، قَالَ: " اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ
وَشَعْبَانَ، وَبَلغنا فِي رَمَضَانَ "
Sesungguhnya jika bulan Rajab telah masuk
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam berdo'a: "Ya Allah ..
berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami ke bulan
Ramadhan".
Akan tetap hadits ini sangat lemah. Lihat penjelasannya di “Keutamaan bulan Rajab”
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan - Kuatkan keikhlasan dan kesabaran sambut Ramadhan - Perbaiki tauhidmu sebelum memasuki bulan mulia Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...