Kamis, 29 Februari 2024

Meneladani salafushalih menyambut Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم

Siapakah yang dimaksud salafushalih?

Kata “Salafushalih” terdiri dari dua kata; “Salaf” dan “shalih”. Kata “salaf” secara bahasa bermakna yang terdahulu, semua yang telah mendahului kita adalah salaf. Sedangkan kata “shalih” bermakna yang baik yang berada di atas kebenaran.

Maka “salafushalih” adalah generasi pertama umat Islam yaitu para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [التوبة: 100]

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. [At-Taubah:100]

Ø  Dari 'Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ، وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ»

"Yang paling baik dari kalian adalah orang yang hidup di masaku, kemudian masa setelahnya, kemudian seetelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka ke-gemukan" [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keistimewaan sahabat Rasulullah

Pemimpin para salaf adalah Rasulullah .

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Nabi berkata kepada Fatimah 'alaihassalam:

«اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي، فَإِنِّي نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ»

“Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah! Sesungguhnya sebaik-baik pendahulumu adalah aku”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Menjadikan para sahabat sebagai teladan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [البقرة: 137]

Maka jika mereka beriman seperti apa yang kamu (Rasulullah dan sahabatnya) telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Baqarah:137]

Ø  Abdullah bin Umar radiyallahu 'anhuma berkata:

«مَنْ كَانَ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ، أُولَئِكَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ ﷺ كَانُوا خَيْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ، أَبَّرَهَا قُلُوبًا، وَأَعْمَقَهَا عِلْمًا، وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفًا، قَوْمٌ اخْتَارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ ﷺ وَنَقْلِ دِينِهِ، فَتَشَبَّهُوا بِأَخْلَاقِهِمْ وَطَرَائِقِهِمْ فَهُمْ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ ﷺ، كَانُوا عَلَى الْهُدَى الْمُسْتَقِيمِ» [حلية الأولياء]

"Siapa yang mencari tuntunan maka hendaklah ia mengikuti tuntunan mereka yang sudah wafat, mereka itu adalah sahabat Muhammad , mereka adalah generasi tebaik umat ini, hati mereka lebih suci, ilmu mereka lebih dalam, dan tidak suka melampaui batas. Mereka adalah generasi yang Allah pilih untuk menemani nabi-Nya dan menyampaikan agama-Nya, maka hendaklah kalian mencontoh akhlak dan metode mereka (dalam beribadah), mereka adalah sahabat Muhammad , mereka berada di atas petunjuk yang lurus." [Hilyatul Auliyaa']

Lihat: Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah

Bagaimana Salafushalih menyambut Ramadhan?

Diantaranya:

1.      Memberi kabar gembira akan kedatangan bulan Ramadhan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah bersabda:

«أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ» [سنن النسائي: صحيح]

"Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah (mubarak), Allah 'azza wajalla mewajibkan atas kalian untuk berpuasa pada bulan itu, dibuka pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka, dan setan yang jahat dibelenggu. Pada bulan itu Allah memiliki satu malam yang lebih baik d ari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah terhalang dari segala kebaikan". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

Ø  Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Ketika Ramadhan tiba, Rasulullah bersabda:

«إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ، وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، وَلَا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ» [سنن ابن ماجه: حسن صحيح]

"Sesungguhnya bulan ini telah hadir kepada kalian. Di bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan darinya, maka dia telah diharamkan kebaikan semuanya. Dan tidak diharamkan kebaikannya kecuali bagi yang terhalang dari kebaikan. " [Sunan Ibnu Majah: Hasan shahih]

2.      Memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

"مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ"

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau banyak menjalankan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Sya'ban". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Usamah bin Zayd -radhiyallahu 'anhuma- bertanya kepada Rasulullah :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: «ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ»

Wahai Rasulullah! Aku tidak pernah melihat engkau banyak menjalankan puasa sebagaimana yang engkau jalankan di bulan Sya'ban? Rasulullah menjawab: "Itulah bulan yang banyak dilalaikan oleh orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan, adalah bulan dimana semua amalan diangkat kepada Rabb semesta alam. Olehnya itu, aku senang jika amalanku diangkat di saat aku menjalanka puasa". [Shahih Ibnu Khuzaimah]

Ø  Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:

"وَقِيلَ كَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ" [فتح الباري لابن حجر]

“Dan dikatakan bahwa Nabi melakukan hal itu (memperbanyak puasa di bulan Sya’ban) untuk mengagungkan bulan Ramadhan”. [Fathul Bari]

Lihat: Syarah hadits Usamah bin Zayd; Keutamaan puasa Sya'ban

3.      Istri Nabi mengqadha’ puasa Ramadhan mereka yang lalu.

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata;

«كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَهُ إِلَّا فِي شَعْبَانَ، الشُّغْلُ مِنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ»

“Aku masih punya hutang puasa Ramadhan. Tetapi aku belum membayarnya sehingga tiba bulan Sya'ban, barulah kubayar, berhubungan dengan kesibukanku melayani Rasulullah ". [Shahih Bukhari dan Muslim]

4.      Memperbanyak bacaan Al-Qur’an.

Habib bin Abi Tsabit (w.119H) rahimahullah apabila masuk bulan Sya’ban ia berkata:

«هذا شهرُ القرّاء» [لطائف المعارف لابن رجب]

“Ini adalah bulan Ahli Al-Qur’an”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab]

Ø  Salamah bin Kuhail (w.121H) rahimahullah berkata:

«كان يقال: شهرُ شعبانَ شهرُ القرّاء» [لطائف المعارف لابن رجب]

“Dahulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulanya Ahli Al-Qur’an”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab]

Ø  Dari ‘Amru bin Qais Al-Mulaiy (w.146H) rahimahullah:

«إذا دخل شعبانُ أغلقَ حَانوته وتفرّغ لقراءة القرآن» [لطائف المعارف لابن رجب]

“Apabila masuk bulan Sya’ban ia menutup tokonya dan menyibukkan diri untuk membaca Al-Qur’an”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab]

Hikmah menyambut bulan Ramadhan dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an:

a)      Karena bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Qur’an.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ} [البقرة: 185]

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya (permulaan) diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). [Al-Baqarah:185]

b)      Dengan membaca Al-Qur’an hati menjadi bersih, tentram memasuki bulan Ramadhan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]

Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]

Ø  Dari Al-Barra' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ بِالقُرْآنِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Itu adalah ketenangan yang turun di saat membaca Al-Qur'an”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Ramadhan; Bulan Al-Qur’an

5.      Mengeluarkan zakat dan sedekah.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

«كانَ المُسلمُون إذا دَخل شَعبَان انكبُوا على المَصَاحف فقرؤوها، وأخرَجُوا زَكَاةَ أموَالِهم تَقويَةً للضَعِيفِ والمِسكينِ على صِيَام رَمضَانَ» [لطائف المعارف لابن رجب وضعف إسناده]

“Dahulu umat Islam jika masuk bulan Sya’ban mereka duduk di depan Mushaf dan mereka membacanya, dan mengeluarkan zakat harta mereka untuk menguatkan orang lemah dan miskin dalam berpuasa di bulan Ramadhan”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab dan ia melemahkan sanadnya]

Diantara hikmah memperbanyak sedekah di bulan Sya’ban agar Allah menyelamatkan kita dengan sedekah tersebut sampai bulan Ramadhan dan memudahkan kita mengisinya dengan ibadah terbaik.

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ» [المعجم الكبير للطبراني: حسن]

"Perbuatan baik mencegah kejadian buruk, dan sedekah yang dirahasiakan meredakan amarah Ar-Rabb". [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

6.      Berdo’a agar disampaikan pada bulan Ramadhan.

Mu’alla bin Al-Fadhl Al-Bashriy rahimahullah berkata:

«كانوا يَدعُون الله تعالى سِتة أشهُرٍ أنْ يبلّغهم رمضانَ، ويَدعُونه سِتة أشهُرٍ أنْ يتقبّل مِنهُم» [لطائف المعارف لابن رجب]

“Mereka berdo’a kepada Allah selama enam bulan agar mereka disampaikan pada bulan Ramadhan, dan mereka berdo’a kepada Allah selama enam bulan agar Allah menerima amal ibadah dari mereka”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab]

Ø  Yahya bin Abi Katsir (w.132H) rahimahullah berkata:

«كَانَ مِنْ دُعَائِهم: اللهُمَّ سَلِّمْنِي إلى رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ، وتسلِّمْه مِنِّي مُتقبَّلا» [لطائف المعارف لابن رجب]

“Diantara do’a mereka: Ya Allah .. selamatkan aku sampai Ramadhan, dan sampaikan Ramadhan kepadaku, dan terimahlah (amalan) Ramadhan dariku”. [Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab]

Ø  Ada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bazzaar (292H) dalam kitabnya "Al-Musnad" 13/117 no.6496: Anas bin Malik radiyallahu 'anhu bekata:

أن النَّبِيُّ كَانَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ، قَالَ: " اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ، وَبَلغنا فِي رَمَضَانَ "

Sesungguhnya jika bulan Rajab telah masuk Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam berdo'a: "Ya Allah .. berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan".

Akan tetap hadits ini sangat lemah. Lihat penjelasannya di “Keutamaan bulan Rajab

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan - Kuatkan keikhlasan dan kesabaran sambut Ramadhan - Perbaiki tauhidmu sebelum memasuki bulan mulia Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...