بسم الله الرحمن الرحيم
Keberkahan hidup hanya
dapat diraih dengan iman dan takwa.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً} [النحل: 97]
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik". [An-Nahl: 97]
{وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [الأعراف:
96]
Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. [Al-A’raf: 96]
Manusia yang paling berkah kehidupannya adalah
yang paling mulia akhlaknya.
Anas bin Malik radiyallahu 'anhu berkata:
"كَانَ النَّبِيُّ ﷺ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا" [صحيح البخاري ومسلم]
“Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling baik akhlaknya”. [Sahih Bukhari dan muslim]
Lihat: Akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Nabi ﷺ memperumpamakan keberkahan seorang mu’min dengan pohon
kurma
Abdullah bin Umar radhiallahu
'anhuma berkata: "Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi ﷺ, lalu didatangkan bagian dalam pucuk pohon
kurma (berwarna putih dan lembut dimakan dengan madu). Nabi ﷺ lalu bersabda:
«إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ لَمَا بَرَكَتُهُ كَبَرَكَةِ المُسْلِمِ»
"Sesungguhnya di antara
pepohonan itu ada satu jenis pohon yang keberkahannya seperti seorang Muslim."
Lalu aku mempunyai perkiraan bahwa pohon
itu adalah pohon kurma, aku berkeinginan menjawab; 'Wahai Rasulullah, itu
adalah pohon kurma', namun aku melihat bahwa di antara sepuluh orang yang ada
aku adalah yang paling muda. Maka aku pun diam. Nabi ﷺ kemudian menjawab pertanyaannya:
«هِيَ النَّخْلَةُ» [صحيح البخاري]
"Yaitu pohon kurma."
[Shahih Bukhari]
Pohon kurma adalah pohon yang paling berberkah
karena:
a.
Seluruh bagiannya memberikan manfaa’at. Demikian pula
dengan seorang mu’min senantiasa memberi kebaikan kepada sekitarnya dengan
akhlaknya yang mulia.
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا
أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» [سنن أبي داود: صحيح]
“Orang beriman yang paling
sempurna keimanannya adalah yang paling mulia akhlaknya”. [Sunan Abi Daud:
Shahih]
b.
Do’a seorang mu’min tidak pernah sia-sia.
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Kami pernah berada di sisi
Rasulullah ﷺ suatu hari, kemudian beliau
bersabda:
«إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ
كَمَثَلِ شَجَرَةٍ لَا يَسْقُطُ لَهَا أُنْمُلَةٌ أَتَدْرُونَ مَا هِيَ؟» قَالُوا:
لَا، قَالَ: «هِيَ النَّخْلَةُ لَا تَسْقُطُ لَهَا أُنْمُلَةٌ وَلَا يَسْقُطُ
لِمُؤْمِنٍ دَعْوَةٌ»
“Sesungguhnya perumpamaan seorang mu’min
seperti suatu pohon yang tidak gugur daunnya, apakah kalian tahu apa itu?
Mereka menjawab: Tidak. Rasulullah bersabda: “Itu adalah pohon kurma, tidak
jatuh daunnya demikian pula seorang mu’min tidak sia-sia do’anya”. [Musnad
Al-Harits]
c.
Iman seorang muslim harus kuat tidak goyah dengan berbagai fitnah
seperti akar pohon kurma.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ يُخْبِرُنِي عَنْ
شَجَرَةٍ مَثَلُهَا مَثَلُ الْمُؤْمِنِ، أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي
السَّمَاءِ، تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا؟» قَالَ عَبْدُ
اللَّهِ: فَأَرَدْتُ أَنْ أَقُولَ: هِيَ النَّخْلَةُ، فَمَنَعَنِي مَكَانُ أَبِي،
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «هِيَ النَّخْلَةُ»، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِأَبِي،
فَقَالَ: لَوْ قُلْتَهَا كَانَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ كَذَا وَكَذَا، أَحْسَبُهُ
قَالَ: حُمْرِ النَّعَمِ. [صحيح ابن حبان]
“Siapa yang bisa
memberitahukan kepadaku tentang pohon yang perumpamaannya sama seperti seorang
mu’min, akarnya kuat dan cabangnya menculang ke langit, ia memberi buahnya
setiapa saat dengan izin Rabnya? Abdullah berkata: Saya ingin mengatakan bahwa
itu adalah pohon kurma, akan tetapi kedudukan bapakku mencegahku. Maka Rasulullah
ﷺ bersabda: “Itu adalah pohon
kurma”. Kemudian aku menyampaikan hal itu kepada bapakku, maka ia berkata:
Seandainya engkau menjawabnya maka itu lebih aku sukai dari pada ini dan itu”.
Aku rasa ia berkata: “Dari pada onta merah”. [Shahih Ibnu Hibban]
Lihat: Shahih Bukhari, Kitab Ilmu bab 4 dan 5; Hadits Ibnu Umar "Perumpamaan pohon kurma"
Rasulullah ﷺ menyimpulkan risalah yang diembannya dengan
kesempurnaan akhlak.
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ
صَالِحَ الْأَخْلَاقِ " [مسند أحمد: صحيح]
“Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Ini disebabkan karena seluruh ajaran agama Islam
bertujuan untuk memuliakan akhlak, sebagai contoh:
- Mempelajari iman dan Islam untuk memuliakan akhlak, karena itu
akhlak adalah ukuran kesempurnaan iman dan Islam seseorang.
Dari Jabir bin Samurah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ
إِسْلَامًا، أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [مسند أحمد:
صحيح]
“Sesungguhnya orang yang
paling baik keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya”. [Musnad Ahmad:
Sahih]
- Shalat bertujuan untuk memuliakan akhlak.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ} [العنكبوت: 45]
Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. [Al-'Ankabuut:45]
Lihat: Keutamaan shalat dalam As-Sunnah
- Zakat untuk mensucikan akhlak.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا} [التوبة: 103]
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka. [At-Taubah:103]
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ
بِالْمَنِّ وَالْأَذَى} [البقرة: 264]
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima). [Al-Baqarah: 264]
Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah
- Puasa untuk memuliakan akhlak.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ،
فَلَا يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَسْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ
قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Puasa itu adalah pelindung, dan jika seseorang dari
kalian sedang puasa maka janganlah berkata kotor dan berteriak. Jika seseorang
menghinanya atau menyerangnya maka hendakalah ia mengatakan: "Sesungguhnya
saya sedang puasa". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dalam riwayat lain:
«مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ
فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan
perbuatan dusta, maka Allah tidak mengharapkan darinya untuk meninggalkan
makanan dan minumannya". [Sahih Bukhari]
Lihat: Keutamaan puasa
- Haji untuk memuliakan akhlak.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ
وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ} [البقرة: 197]
Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tidak boleh “rafats” (perkataan yang menimbulkan berahi yang tidak
senonoh atau bersetubuh), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. [Al-Baqarah:197]
Lihat: Keutamaan haji dan umrah
Berakhlak
untuk semua dalam segala aspek kehidupan
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَنْ تَسَعُوا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ، ولكن يَسَعْهُمْ
مِنْكُمْ بَسْطُ وَجْهٍ، وَحُسْنُ خُلُقٍ» [مسند البزار: حسنه
الألباني]
“Kalian tidak akan mempu
memberi kepada semua orang dengan hartamu, akan tetapi kamu bisa memberi kepada
semua orang dengan senyuman dan akhlak mulia”. [Musnad Al-Bazzar: Hasan]
Lihat: Keutamaan akhlak mulia
1. Akhlak kepada
Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان: 13]
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar. [Luqman:13]
Lihat: Hadits Mu'adz; Hak Allah atas hamba-Nya
2. Akhlak kepada
Malaikat.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
" مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا
يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى
مِنْهُ بَنُو آدَمَ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa yang makan
bawang merah, bawang putih, dan yang sejenisnya, maka jangalah ia mendekati
mesjid kami, karena sesungguhnya para malaikat terganggu dari semua yang
mengganggu anak cucu Adam". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: GOLONGAN YANG DI DO'AKAN MALAIKAT
3. Akhlak kepada
Kitab suci Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا
الْقُرْآنَ مَهْجُورًا} [الفرقان: 30]
"Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an
itu sesuatu yang tidak diacuhkan (telah mereka abaikan)". [Al-Furqan: 30]
Lihat: Adab membaca Al-Qur'an
4. Akhlak kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan Nabi yang lainnya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ
وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ} [الأحزاب: 6]
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang
mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. [Al-Ahzaab: 6]
Ø Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لاَ تُطْرُونِي، كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا
أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ، وَرَسُولُهُ» [صحيح البخاري]
"Janganlah kalian memujiku
secara berlebihan sebagaimana kaum Nashrani telah berlebihan memuji Ibnu
Maryam, karena sesungguhnya aku ini hanya hamba-Nya. Maka katakanlah: Hamba
Allah dan Rasul-Nya". [Shahih Bukhari]
Lihat: Mencintai Nabi; Antara sikap berlebihan dan antipati
5. Akhak kepada
diri sendiri.
Salman Al-Farisiy berkata kepada Abu Ad-Darda' -radhiyallahu 'anhuma-:
«إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا،
وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ»
"Sesungguhnya Rabbmu
mempunyai hak atasmu, dan jiwamu mempunyai hak atasmu, dan isterimu mempunyai
hak atasmu, maka berilah setiap hak kepada orang yang berhak".
Kemudian Abu Ad-Darda' menemui Nabi ﷺ lalu ia menceritakan hal itu. Maka Beliau bersabda: "Salman
benar". [Shahih Bukhari]
6. Akhlak kepada
kedua orang tua.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا
فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
(23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ
ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا} [الإسراء: 23 - 24]
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil". [Al-Israa': 23 - 24]
Lihat: Bagaimana berbakti pada kedua orang tua
7. Akhlak kepada
kerabat.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي
الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ
وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا
فَخُورًا} [النساء: 36]
Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri. [An-Nisaa': 36]
Lihat: Amalan ditolak karena memutus silaturahim
8. Akhlak kepada
pasangan (suami atau istri).
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي» [سنن الترمذي:
صحيح]
"Yang terbaik dari kalian
adalah yang paling baik kepada istrinya, dan aku adalah yang paling baik dari
kalian kepada istrinya". [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Dari Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا،
وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ
مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ " [مسند أحمد: حسن]
"Jika seorang wanita telah
mendirikan salat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dari
yang haram, dan taat kepada suaminya maka dikatakan kepadanya: "Masuklah
ke dalam surga dari pintu mana saja yang kau mau!"." [Musnad Ahmad:
Hasan]
Lihat: Nasehat pernikahan
9. Akhlak kepada
anak.
Dari An-Nu'man bin Basyiir radhiallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Maka bertakwalah kalian
kepada Allah, dan berlaku adillah di antara anak-anak kalian". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
Ø Abdullah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari
ibuku memanggilku sementara Rasulullah ﷺ duduk di antara kami. Ibuku
berkata: Marilah, aku akan memberimu sesuatu!
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata kepada ibuku:
«وَمَا أَرَدْتِ أَنْ تُعْطِيهِ؟»
"Apa yang akan engkau
berikan padanya?"
Ibuku menjawab: Aku akan memberinya sebiji kurma!
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata kepada ibuku:
«أَمَا إِنَّكِ لَوْ لَمْ تُعْطِهِ شَيْئًا كُتِبَتْ عَلَيْكِ كِذْبَةٌ» [سنن أبي داود:
حسنه الألباني]
"Adapun seandainya engkau
tidak memberinya sesuatu maka akan dicatat atasmu satu kedustaan". [Sunan
Abi Daud: Hasan]
Lihat: Kewajiban orang tua mendidik anaknya
10. Akhlak kepada
pelayan.
Anas bin Malik radhiallahu'anhu berkata:
" خَدَمْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَشْرَ سِنِينَ، وَاللهِ مَا قَالَ لِي: أُفًّا قَطُّ، وَلَا قَالَ لِي
لِشَيْءٍ: لِمَ فَعَلْتَ كَذَا؟ وَهَلَّا فَعَلْتَ كَذَا؟ " [صحيح مسلم]
"Aku menjadi pelayan Rasulullah ﷺ selama sepuluh tahun. Demi
Allah, selama itu beliau tidak pernah berkata "Uff' (Husy) kepadaku, dan
tidak pernah membentakku dengan perkataan, "Hai, kenapa engkau perbuat
begitu!" [Shahih Muslim]
Ø Aisyah radiyallahu 'anha
berkata:
«مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِيَدِهِ امْرَأَةً لَهُ قَطُّ وَلَا خَادِمًا» [مسند أحمد: صحيح]
"Rasulullah ﷺ tidak pernah memukul istrinya sama sekali dan tidak
pula pembantunya". [Musnad Ahmad: Sahih]
11. Akhlak kepada
tamu.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
ضَيْفَهُ» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari kiamat maka hendaklah ia memuliakan tamunya". [Sahih
Bukhari]
Ø
'Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma
berkata; Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا»
"Sesungguhnya tamumu
mempunyai hak atasmu dan sesungguhnya isterimu mempunyai hak atasmu".
[Sahih Bukhari]
Lihat: Adab menerima tamu dalam Islam
12. Akhlak kepada
tetangga.
Abu Syuraih Al-'Adawiy radhiyallahu 'anhu berkata: Saya telah mendengar dengan kedua
telingaku dan melihat dengan kedua mataku ketika Rasulullah ﷺ mengucapkan sabdanya:
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
جَارَهُ» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tetangganya". [Shahih
Bukhari]
Ø Dalam riwayat lain:
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى
جَارِهِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya".
[Shahih Muslim]
Lihat: Adab bertetangga dalam Islam
13. Akhlak kepada
sesama muslim.
Jarir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma berkata:
«بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ عَلَى إِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكُلِّ
مُسْلِمٍ»
"Aku telah membaiat
Rasulullah ﷺ untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan berbuat baik kepada setiap
muslim". [Shahih Bukhari]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (35) Abu Hurairah; Adab kepada sesama muslim
14. Akhlak kepada
ulama.
Dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَيْسَ مِنّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا،
وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ» [صحيح الجامع الصغير وزيادته]
"Tidak termasuk golongan
kita orang yang tidak menghormati yang tua, menyayangi yang muda, dan
mengetahui hak ulama". [Sahih Al-Jami']
Lihat; Kitab Ilmu bab 43, 44, 45, dan 46; Adab ulama dan penuntut ilmu
15. Akhlak kepada
murid.
Abu Wail rahimahullah berkata: Abdullah
bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu memberi nasehat kepada orang-orang
setiap hari kamis, lalu seseorang bertanya: Wahai Abu Abdurrahman, aku
mendambakan engkau menasehati kami setiap hari!
Ibnu Mas'ud menjawab:
«أَمَا إِنَّهُ يَمْنَعُنِي مِنْ ذَلِكَ أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ
أُمِلَّكُمْ، وَإِنِّي أَتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ، كَمَا كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَخَوَّلُنَا بِهَا، مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Sesungguhnya yang menghalangiku melakukan itu adalah aku tidak ingin
membuat kalian bosan, dan aku memilih waktu untuk memberi nasehat sebagaimana
Rasulullah ﷺ memilih waktu untuk kami karena khawati kami bosan”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
16. Akhlak kepada
pemimpin.
Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ
ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي
عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ» [سنن أبي داود:
حسنه الألباني]
“Sesungguhnya termasuk
pengagungan kepada Allah adalah memuliakan orang tua muslim yang sudah ubanan,
penghafal Al-Qur'an yang tidak berlebih-lebihan dan tidak diabaikan padanya,
dan memuliakan pemerintah yang adil”. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Ø 'Iyadh bin Ganm radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ
لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ
بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ
أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ»
"Barangsiapa
yang hendak menasehati penguasa dengan suatu perkara, maka jangan dilakukan
dengan terang-terangan, tapi gandenglah tangannya dan menyepilah berdua. Jika
diterima memang begitu, jika tidak maka dia telah melaksakan
kewajibannya". [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (28) Al-'Irbadh; Kewajiban taat kepada pemimpin
17. Akhlak kepada
rekan kerja (jual beli).
Hakim bin Hizam radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
"الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا
وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ
بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا"
“Dua orang yang melakukan jual
beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual
beli) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menampakkan dagangannya
maka keduanya diberkahi dalam jual belinya, dan bila menyembunyikan (cacat) dan
berdusta maka akan dimusnahkan keberkahan jual belinya". [Shahih Bukhari]
Ø Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ، قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ»
“Berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya." [Sunan
Ibnu Majah: Shahih]
18. Akhlak kepada
non muslim.
Dari beberapa sahabat Nabi ﷺ;
Rasulullah ﷺ berkata:
«أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا، أَوِ انْتَقَصَهُ، أَوْ كَلَّفَهُ
فَوْقَ طَاقَتِهِ، أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيبِ نَفْسٍ، فَأَنَا
حَجِيجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Ketahuilah bahwa orang
yang menzalimi orang kafir yang menjalin perjanjian dengan Islam atau
mengurangi haknya atau membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil darinya
sesuatu yang ia relakan maka aku adalah orang yang akan membelanya pada hari
kiamat." [Sunan Abi Daud: Shahih]
19. Akhlak kepda
musuh, orang dzalim, dan jahat.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ
وَلِيٌّ حَمِيمٌ} [فصلت: 34]
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang
antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang
sangat setia. [Fushilat:34]
{وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا} [الفرقان: 63]
Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan (mengabaikannya). [Al-Furqaan:63]
Ø Dari Anas radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا
كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟ قَالَ: «تَحْجُزُهُ، أَوْ تَمْنَعُهُ، مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ
ذَلِكَ نَصْرُهُ» [صحيح البخاري]
"Tolonglah saudaramu baik ia
zalim atau dizalimi." Ada seorang laki-laki bertanya; 'Ya Rasulullah, saya maklum jika ia
dizalimi, namun bagaimana saya menolong padahal ia dzalim?' Nabi menjawab; "Engkau mencegahnya atau menahannya dari kezaliman,
itulah cara menolongnya." [Shahih Bukhari]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«أَدِّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ، وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ»
[سنن أبي
داود: صحيح]
“Tunaikanlah amanah kepada
orang yang mempercayaimu dan janganlah engkau mengkhianati orang yang
mengkhianatimu!" [Sunan Abi Daud: Shahih]
20. Akhlak kepada
hewan.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari kami bersama Rasulullah ﷺ dalam perjalanan jauh,
kemudian Rasulullah pergi untuk suatu keperluan lalu kami melihat seekor burung
dengan dua anak maka kami mengambil satu anaknya. Kemudian burung itu datang
dengan mengepak-ngepakkan sayapnya. Lalu Rasulullah datang dan bertanya:
«مَنْ فَجَعَ هَذِهِ بِوَلَدِهَا؟
رُدُّوا وَلَدَهَا إِلَيْهَا»
“Siapa yang membuat burung ini
marah dengan mangambil anaknya? Kembalikan anaknya kepadanya”.
Kemudian melihat sarang semut yang sudah
terbakar, maka Rasulullah bertanya:
«مَنْ حَرَّقَ هَذِهِ؟»
“Siapa yang membakar ini?”
Kami menjawab: Kami!
Rasulullah bersabda:
«إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُعَذِّبَ
بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Sesungguhnya tidak pantas
menyiksa dengan api kecuali Tuhannya api”. [Sunan Abu Daud: Shahih]
Kebaikan
yang kita berikan kepada orang lain adalah untuk diri kita sendiri juga
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ
فَلَهَا} [الإسراء: 7]
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. [Al-Isra': 7]
Ø Dari Abdullah
bin Amru -radhiallahu 'anhuma-; Nabi ﷺ bersabda:
«الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَن، ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ
يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ»
" Para penyayang akan
disayangi oleh Ar Rahman. Sayangilah penduduk bumi maka kalian akan disayangi
oleh siapa saja yang di langit." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Pembinaan akhlak di bulan Ramadhan - Ramadhan bulan penuh berkah - Syarah Kitab tauhid bab (9); Orang yang mengharap berkah dari pohon atau batu dan sejenisnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...