Selasa, 17 Januari 2023

Hidup berkah dengan akhlak mulia

بسم الله الرحمن الرحيم

Keberkahan hidup hanya dapat diraih dengan iman dan takwa.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً} [النحل: 97]

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik". [An-Nahl: 97]

{وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [الأعراف: 96]

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [Al-A’raf: 96]

Manusia yang paling berkah kehidupannya adalah yang paling mulia akhlaknya.

Anas bin Malik radiyallahu 'anhu berkata:

"كَانَ النَّبِيُّ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا" [صحيح البخاري ومسلم]

“Rasulullah adalah orang yang paling baik akhlaknya”. [Sahih Bukhari dan muslim]

Lihat: Akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

Nabi memperumpamakan keberkahan seorang mu’min dengan pohon kurma

Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata: "Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi , lalu didatangkan bagian dalam pucuk pohon kurma (berwarna putih dan lembut dimakan dengan madu). Nabi lalu bersabda:

«إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ لَمَا بَرَكَتُهُ كَبَرَكَةِ المُسْلِمِ»

"Sesungguhnya di antara pepohonan itu ada satu jenis pohon yang keberkahannya seperti seorang Muslim."

Lalu aku mempunyai perkiraan bahwa pohon itu adalah pohon kurma, aku berkeinginan menjawab; 'Wahai Rasulullah, itu adalah pohon kurma', namun aku melihat bahwa di antara sepuluh orang yang ada aku adalah yang paling muda. Maka aku pun diam. Nabi kemudian menjawab pertanyaannya:

«هِيَ النَّخْلَةُ» [صحيح البخاري]

"Yaitu pohon kurma." [Shahih Bukhari]

Pohon kurma adalah pohon yang paling berberkah karena:

a.      Seluruh bagiannya memberikan manfaa’at. Demikian pula dengan seorang mu’min senantiasa memberi kebaikan kepada sekitarnya dengan akhlaknya yang mulia.

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» [سنن أبي داود: صحيح]

“Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling mulia akhlaknya”. [Sunan Abi Daud: Shahih]

b.      Do’a seorang mu’min tidak pernah sia-sia.

Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Kami pernah berada di sisi Rasulullah suatu hari, kemudian beliau bersabda:

«إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ شَجَرَةٍ لَا يَسْقُطُ لَهَا أُنْمُلَةٌ أَتَدْرُونَ مَا هِيَ؟» قَالُوا: لَا، قَالَ: «هِيَ النَّخْلَةُ لَا تَسْقُطُ لَهَا أُنْمُلَةٌ وَلَا يَسْقُطُ لِمُؤْمِنٍ دَعْوَةٌ»

 “Sesungguhnya perumpamaan seorang mu’min seperti suatu pohon yang tidak gugur daunnya, apakah kalian tahu apa itu? Mereka menjawab: Tidak. Rasulullah bersabda: “Itu adalah pohon kurma, tidak jatuh daunnya demikian pula seorang mu’min tidak sia-sia do’anya”. [Musnad Al-Harits]

c.       Iman seorang muslim harus kuat tidak goyah dengan berbagai fitnah seperti akar pohon kurma.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«مَنْ يُخْبِرُنِي عَنْ شَجَرَةٍ مَثَلُهَا مَثَلُ الْمُؤْمِنِ، أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ، تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا؟» قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَأَرَدْتُ أَنْ أَقُولَ: هِيَ النَّخْلَةُ، فَمَنَعَنِي مَكَانُ أَبِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «هِيَ النَّخْلَةُ»، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِأَبِي، فَقَالَ: لَوْ قُلْتَهَا كَانَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ كَذَا وَكَذَا، أَحْسَبُهُ قَالَ: حُمْرِ النَّعَمِ. [صحيح ابن حبان]

“Siapa yang bisa memberitahukan kepadaku tentang pohon yang perumpamaannya sama seperti seorang mu’min, akarnya kuat dan cabangnya menculang ke langit, ia memberi buahnya setiapa saat dengan izin Rabnya? Abdullah berkata: Saya ingin mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma, akan tetapi kedudukan bapakku mencegahku. Maka Rasulullah bersabda: “Itu adalah pohon kurma”. Kemudian aku menyampaikan hal itu kepada bapakku, maka ia berkata: Seandainya engkau menjawabnya maka itu lebih aku sukai dari pada ini dan itu”. Aku rasa ia berkata: “Dari pada onta merah”. [Shahih Ibnu Hibban]

Lihat: Shahih Bukhari, Kitab Ilmu bab 4 dan 5; Hadits Ibnu Umar "Perumpamaan pohon kurma"

Rasulullah menyimpulkan risalah yang diembannya dengan kesempurnaan akhlak.

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ " [مسند أحمد: صحيح]

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. [Musnad Ahmad: Sahih]

Ini disebabkan karena seluruh ajaran agama Islam bertujuan untuk memuliakan akhlak, sebagai contoh:

  1. Mempelajari iman dan Islam untuk memuliakan akhlak, karena itu akhlak adalah ukuran kesempurnaan iman dan Islam seseorang.

Dari Jabir bin Samurah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلَامًا، أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [مسند أحمد: صحيح]

“Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya”. [Musnad Ahmad: Sahih]

  1. Shalat bertujuan untuk memuliakan akhlak.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ} [العنكبوت: 45]

Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. [Al-'Ankabuut:45]

Lihat: Keutamaan shalat dalam As-Sunnah

  1. Zakat untuk mensucikan akhlak.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا} [التوبة: 103]

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka. [At-Taubah:103]

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى} [البقرة: 264]

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima). [Al-Baqarah: 264]

Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah

  1. Puasa untuk memuliakan akhlak.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ، فَلَا يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَسْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Puasa itu adalah pelindung, dan jika seseorang dari kalian sedang puasa maka janganlah berkata kotor dan berteriak. Jika seseorang menghinanya atau menyerangnya maka hendakalah ia mengatakan: "Sesungguhnya saya sedang puasa". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain:

«مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ» [صحيح البخاري]

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak mengharapkan darinya untuk meninggalkan makanan dan minumannya". [Sahih Bukhari]

Lihat: Keutamaan puasa

  1. Haji untuk memuliakan akhlak.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ} [البقرة: 197]

Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh “rafats” (perkataan yang menimbulkan berahi yang tidak senonoh atau bersetubuh), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. [Al-Baqarah:197]

Lihat: Keutamaan haji dan umrah

Berakhlak untuk semua dalam segala aspek kehidupan

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَنْ تَسَعُوا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ، ولكن يَسَعْهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ وَجْهٍ، وَحُسْنُ خُلُقٍ» [مسند البزار: حسنه الألباني]

“Kalian tidak akan mempu memberi kepada semua orang dengan hartamu, akan tetapi kamu bisa memberi kepada semua orang dengan senyuman dan akhlak mulia”. [Musnad Al-Bazzar: Hasan]

Lihat: Keutamaan akhlak mulia

1.      Akhlak kepada Allah ‘azza wajalla.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان: 13]

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. [Luqman:13]

Lihat: Hadits Mu'adz; Hak Allah atas hamba-Nya

2.      Akhlak kepada Malaikat.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa yang makan bawang merah, bawang putih, dan yang sejenisnya, maka jangalah ia mendekati mesjid kami, karena sesungguhnya para malaikat terganggu dari semua yang mengganggu anak cucu Adam". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: GOLONGAN YANG DI DO'AKAN MALAIKAT

3.      Akhlak kepada Kitab suci Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا} [الفرقان: 30]

"Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an itu sesuatu yang tidak diacuhkan (telah mereka abaikan)". [Al-Furqan: 30]

Lihat: Adab membaca Al-Qur'an

4.      Akhlak kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan Nabi yang lainnya.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ} [الأحزاب: 6]

Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. [Al-Ahzaab: 6]

Ø  Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لاَ تُطْرُونِي، كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ، وَرَسُولُهُ» [صحيح البخاري]

"Janganlah kalian memujiku secara berlebihan sebagaimana kaum Nashrani telah berlebihan memuji Ibnu Maryam, karena sesungguhnya aku ini hanya hamba-Nya. Maka katakanlah: Hamba Allah dan Rasul-Nya". [Shahih Bukhari]

Lihat: Mencintai Nabi; Antara sikap berlebihan dan antipati

5.      Akhak kepada diri sendiri.

Salman Al-Farisiy berkata kepada Abu Ad-Darda' -radhiyallahu 'anhuma-:

«إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ»

"Sesungguhnya Rabbmu mempunyai hak atasmu, dan jiwamu mempunyai hak atasmu, dan isterimu mempunyai hak atasmu, maka berilah setiap hak kepada orang yang berhak".

Kemudian Abu Ad-Darda' menemui Nabi lalu ia menceritakan hal itu. Maka Beliau bersabda: "Salman benar". [Shahih Bukhari]

6.      Akhlak kepada kedua orang tua.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا} [الإسراء: 23 - 24]

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". [Al-Israa': 23 - 24]

Lihat: Bagaimana berbakti pada kedua orang tua

7.      Akhlak kepada kerabat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا} [النساء: 36]

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. [An-Nisaa': 36]

Lihat: Amalan ditolak karena memutus silaturahim

8.      Akhlak kepada pasangan (suami atau istri).

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي» [سنن الترمذي: صحيح]

"Yang terbaik dari kalian adalah yang paling baik kepada istrinya, dan aku adalah yang paling baik dari kalian kepada istrinya". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Dari Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ " [مسند أحمد: حسن]

"Jika seorang wanita telah mendirikan salat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dari yang haram, dan taat kepada suaminya maka dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kau mau!"." [Musnad Ahmad: Hasan]

Lihat: Nasehat pernikahan

9.      Akhlak kepada anak.

Dari An-Nu'man bin Basyiir radhiallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Maka bertakwalah kalian kepada Allah, dan berlaku adillah di antara anak-anak kalian". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abdullah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari ibuku memanggilku sementara Rasulullah duduk di antara kami. Ibuku berkata: Marilah, aku akan memberimu sesuatu!

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada ibuku:

«وَمَا أَرَدْتِ أَنْ تُعْطِيهِ؟»

"Apa yang akan engkau berikan padanya?"

Ibuku menjawab: Aku akan memberinya sebiji kurma!

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada ibuku:

«أَمَا إِنَّكِ لَوْ لَمْ تُعْطِهِ شَيْئًا كُتِبَتْ عَلَيْكِ كِذْبَةٌ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

"Adapun seandainya engkau tidak memberinya sesuatu maka akan dicatat atasmu satu kedustaan". [Sunan Abi Daud: Hasan]

Lihat: Kewajiban orang tua mendidik anaknya

10.  Akhlak kepada pelayan.

Anas bin Malik radhiallahu'anhu berkata:

" خَدَمْتُ رَسُولَ اللهِ عَشْرَ سِنِينَ، وَاللهِ مَا قَالَ لِي: أُفًّا قَطُّ، وَلَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ: لِمَ فَعَلْتَ كَذَا؟ وَهَلَّا فَعَلْتَ كَذَا؟ " [صحيح مسلم]

"Aku menjadi pelayan Rasulullah selama sepuluh tahun. Demi Allah, selama itu beliau tidak pernah berkata "Uff' (Husy) kepadaku, dan tidak pernah membentakku dengan perkataan, "Hai, kenapa engkau perbuat begitu!" [Shahih Muslim]

Ø  Aisyah radiyallahu 'anha berkata:

«مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللهِ بِيَدِهِ امْرَأَةً لَهُ قَطُّ وَلَا خَادِمًا» [مسند أحمد: صحيح]

"Rasulullah tidak pernah memukul istrinya sama sekali dan tidak pula pembantunya". [Musnad Ahmad: Sahih]

11.  Akhlak kepada tamu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ» [صحيح البخاري]

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka hendaklah ia memuliakan tamunya". [Sahih Bukhari]

Ø  'Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma berkata; Nabi bersabda:

«إِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا»

"Sesungguhnya tamumu mempunyai hak atasmu dan sesungguhnya isterimu mempunyai hak atasmu". [Sahih Bukhari]

Lihat: Adab menerima tamu dalam Islam

12.  Akhlak kepada tetangga.

Abu Syuraih Al-'Adawiy radhiyallahu 'anhu berkata: Saya telah mendengar dengan kedua telingaku dan melihat dengan kedua mataku ketika Rasulullah mengucapkan sabdanya:

«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ» [صحيح البخاري]

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tetangganya". [Shahih Bukhari]

Ø  Dalam riwayat lain:

«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya". [Shahih Muslim]

Lihat: Adab bertetangga dalam Islam

13.  Akhlak kepada sesama muslim.

Jarir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma berkata:

«بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ عَلَى إِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ»

"Aku telah membaiat Rasulullah untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan berbuat baik kepada setiap muslim". [Shahih Bukhari]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (35) Abu Hurairah; Adab kepada sesama muslim

14.  Akhlak kepada ulama.

Dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَيْسَ مِنّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ» [صحيح الجامع الصغير وزيادته]

"Tidak termasuk golongan kita orang yang tidak menghormati yang tua, menyayangi yang muda, dan mengetahui hak ulama". [Sahih Al-Jami']

Lihat; Kitab Ilmu bab 43, 44, 45, dan 46; Adab ulama dan penuntut ilmu

15.  Akhlak kepada murid.

Abu Wail rahimahullah berkata: Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu memberi nasehat kepada orang-orang setiap hari kamis, lalu seseorang bertanya: Wahai Abu Abdurrahman, aku mendambakan engkau menasehati kami setiap hari!

Ibnu Mas'ud menjawab:

«أَمَا إِنَّهُ يَمْنَعُنِي مِنْ ذَلِكَ أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أُمِلَّكُمْ، وَإِنِّي أَتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ، كَمَا كَانَ النَّبِيُّ يَتَخَوَّلُنَا بِهَا، مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا» [صحيح البخاري ومسلم]

Sesungguhnya yang menghalangiku melakukan itu adalah aku tidak ingin membuat kalian bosan, dan aku memilih waktu untuk memberi nasehat sebagaimana Rasulullah memilih waktu untuk kami karena khawati kami bosan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

16.  Akhlak kepada pemimpin.

Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

“Sesungguhnya termasuk pengagungan kepada Allah adalah memuliakan orang tua muslim yang sudah ubanan, penghafal Al-Qur'an yang tidak berlebih-lebihan dan tidak diabaikan padanya, dan memuliakan pemerintah yang adil”. [Sunan Abi Daud: Hasan]

Ø  'Iyadh bin Ganm radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

«مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ»

"Barangsiapa yang hendak menasehati penguasa dengan suatu perkara, maka jangan dilakukan dengan terang-terangan, tapi gandenglah tangannya dan menyepilah berdua. Jika diterima memang begitu, jika tidak maka dia telah melaksakan kewajibannya". [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (28) Al-'Irbadh; Kewajiban taat kepada pemimpin

17.  Akhlak kepada rekan kerja (jual beli).

Hakim bin Hizam radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

"الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا"

“Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menampakkan dagangannya maka keduanya diberkahi dalam jual belinya, dan bila menyembunyikan (cacat) dan berdusta maka akan dimusnahkan keberkahan jual belinya". [Shahih Bukhari]

Ø  Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma berkata, Rasulullah bersabda:

«أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ، قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ»

Berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

18.  Akhlak kepada non muslim.

Dari beberapa sahabat Nabi ; Rasulullah berkata:

«أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا، أَوِ انْتَقَصَهُ، أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ، أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيبِ نَفْسٍ، فَأَنَا حَجِيجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Ketahuilah bahwa orang yang menzalimi orang kafir yang menjalin perjanjian dengan Islam atau mengurangi haknya atau membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil darinya sesuatu yang ia relakan maka aku adalah orang yang akan membelanya pada hari kiamat." [Sunan Abi Daud: Shahih]

19.  Akhlak kepda musuh, orang dzalim, dan jahat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ} [فصلت: 34]

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. [Fushilat:34]

{وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا} [الفرقان: 63]

Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan (mengabaikannya). [Al-Furqaan:63]

Ø  Dari Anas radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟ قَالَ: «تَحْجُزُهُ، أَوْ تَمْنَعُهُ، مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ» [صحيح البخاري]

"Tolonglah saudaramu baik ia zalim atau dizalimi." Ada seorang laki-laki bertanya; 'Ya Rasulullah, saya maklum jika ia dizalimi, namun bagaimana saya menolong padahal ia dzalim?' Nabi menjawab; "Engkau mencegahnya atau menahannya dari kezaliman, itulah cara menolongnya." [Shahih Bukhari]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«أَدِّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ، وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayaimu dan janganlah engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu!" [Sunan Abi Daud: Shahih]

20.  Akhlak kepada hewan.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari kami bersama Rasulullah dalam perjalanan jauh, kemudian Rasulullah pergi untuk suatu keperluan lalu kami melihat seekor burung dengan dua anak maka kami mengambil satu anaknya. Kemudian burung itu datang dengan mengepak-ngepakkan sayapnya. Lalu Rasulullah datang dan bertanya:

«مَنْ فَجَعَ هَذِهِ بِوَلَدِهَا؟ رُدُّوا وَلَدَهَا إِلَيْهَا»

“Siapa yang membuat burung ini marah dengan mangambil anaknya? Kembalikan anaknya kepadanya”.

Kemudian melihat sarang semut yang sudah terbakar, maka Rasulullah bertanya:

«مَنْ حَرَّقَ هَذِهِ؟»

“Siapa yang membakar ini?”

Kami menjawab: Kami!

Rasulullah bersabda:

«إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُعَذِّبَ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Sesungguhnya tidak pantas menyiksa dengan api kecuali Tuhannya api”. [Sunan Abu Daud: Shahih]

Kebaikan yang kita berikan kepada orang lain adalah untuk diri kita sendiri juga

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا} [الإسراء: 7]

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. [Al-Isra': 7]

Ø  Dari Abdullah bin Amru -radhiallahu 'anhuma-; Nabi bersabda:

«الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَن، ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ»

"  Para penyayang akan disayangi oleh Ar Rahman. Sayangilah penduduk bumi maka kalian akan disayangi oleh siapa saja yang di langit." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Pembinaan akhlak di bulan Ramadhan - Ramadhan bulan penuh berkah - Syarah Kitab tauhid bab (9); Orang yang mengharap berkah dari pohon atau batu dan sejenisnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...