Kamis, 10 Oktober 2019

Penjelasan singkat kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (26) Orang yang berpuasa jika makan atau minum karena lupa

بسم الله الرحمن الرحيم
A.    Penjelasan pertama:
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ الصَّائِمِ إِذَا أَكَلَ أَوْ شَرِبَ نَاسِيًا
“Bab: Orang yang berpuasa jika makan atau minum karena lupa”
Dalam bab ini, imam Bukhari rahimahullah menyebutkan empat atsar dari tabi’in dan satu hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang menunjukkan bahwa orang yang makan atau minum atau hal lain yang membatalkan puasa karena lupa maka puasanya tidak batal.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
وَقَالَ عَطَاءٌ: «إِنِ اسْتَنْثَرَ، فَدَخَلَ المَاءُ فِي حَلْقِهِ لاَ بَأْسَ إِنْ لَمْ يَمْلِكْ» وَقَالَ الحَسَنُ: «إِنْ دَخَلَ حَلْقَهُ الذُّبَابُ فَلاَ شَيْءَ عَلَيْهِ» وَقَالَ الحَسَنُ، وَمُجَاهِدٌ: «إِنْ جَامَعَ نَاسِيًا فَلاَ شَيْءَ عَلَيْهِ»
“Dan ‘Athaa’ berkata: Jika orang yang berpuasa menghirup air dari hidungnya (ketika wudhu) kemudian air masuk ke tenggorokannya maka puasanya tidak mengapa (tetap sah) jika ia tidak mampu mencegahnya. Dan Al-Hasan berkata: Jika lalat masuk ke tenggorokannya maka tiada ada sesuatu baginya (puasanya tetap sah). Dan Al-Hasan dan Mujahid berkata: Jika orang yang berpuasa menggauli istrinya dalam keadaan lupa maka tidak ada sesuatu baginya”.

a)      Atsar ‘Athaa’ bin Abi Rabaah rahimahullah.
Diriwayatkan oleh Abdurrazaq rahimahullah dalam “Al-Mushannaf” 4/174 no.7379:
عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: قُلْتُ لِعَطَاءٍ: إِنْسَانٌ اسْتَنْثَرَ فَدَخَلَ الْمَاءُ حَلْقَهُ قَالَ: «لَا بَأْسَ بِذَلِكَ»
Dari Ibnu Juraij, ia berkata: Aku bertanya kepada ‘Athaa’: Seorang menghirup air dari hidungnya (saat puasa) kemudian air masuk ke tenggorokannya?
‘Atha’ menjawab: “Hal itu tidak mengapa”.
Ø  Diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Syaibah rahimahullah dalam Mushannaf-nya 2/322 no.9486, ia berkata:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جُرَيْجٍ، قَالَ إِنْسَانٌ لِعَطَاءٍ: أَسْتَنْثِرُ فَدَخَلَ الْمَاءُ حَلْقِي؟ قَالَ: «لَا بَأْسَ مَا لَمْ تَمْلِكْ»
Telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Juraij: Seorang bertanya kepada ‘Athaa’: Aku menghirup air melalui hidung kemudian air masuk ke tenggorokanku?
‘Atha’ menjawab: “Tidak mengapa selama engkau tidak mampu mencegahnya”.
b)     Atsar Al-Hasan Al-Bashriy rahimahullah.
Yang pertama: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya 2/349 no.9795, ia berkata:
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنِ الرَّبِيعِ، عَنِ الْحَسَنِ، قَالَ: «لَا يُفْطِرُ»
Telah menceritakan kepada kami, Waki’, dari Ar-Rabi’, dari Al-Hasan, (tentang seseorang yang kemasukan lalat di tenggorokannya saat berpuasa), ia menjawab: “Tidak batal puasanya”.
Yang kedua: Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam “Al-Mushannaf” 4/174 no.7377:
عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ رَجُلٍ، عَنِ الْحَسَنِ قَالَ: «هُوَ بِمَنْزِلَةِ مَنْ أَكَلَ، وَشَرِبَ نَاسِيًا»
Dari Ats-Tsauriy, dari seorang laki-laki, dari Al-Hasan, ia berkata: “Dia (orang yang menggauli istrnya saat berpuasa karena lupa) seperti orang yang makan dan minum karena lupa”.
c)      Atsar Mujahid bin Jabr, Abu Al-Hajjaj Al-Makkiy (w.101H) rahimahullah.
Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam “Al-Mushannaf” 4/174 no.7375:
عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ: «لَوْ وَطِئَ رَجُلٌ امْرَأَتَهُ، وَهُوَ صَائِمٌ نَاسِيًا فِي رَمَضَانَ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهِ فِيهِ شَيْءٌ»
Dari Ibnu Abi Najiih, dari Mujahid, ia berkata: “Kalau seseorang menggauli istrinya saat ia berpuasa dalam keadaan lupa di bulan Ramadhan maka tidak ada sesuatu atasnya (puasanya tetap sah)”.
Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, imam Bukhari rahimahullah berkata:

1831 - حَدَّثَنَا عَبْدَانُ [عبد الله بن عثمان أبو عبد الرحمن المروزي]، أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ [أبو معاوية البصري]، حَدَّثَنَا هِشَامٌ [بن حسان الأزدي]، حَدَّثَنَا [محمد] ابْنُ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِذَا نَسِيَ فَأَكَلَ وَشَرِبَ، فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ، فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ»
1831 - Telah menceritakan kepada kami 'Abdan [Abdullah bin ‘Utsman, Abu Abdirrahman Al-Marwaziy], telah mengabarkan kepada kami Yazid bin Zurai' [Abu Mu’awiyah Al-Bashriy], telah menceritakan kepada kami Hisyam [bin Hassan Al-Azdiy], telah menceritakan kepada kami [Muhammad] Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seseorang lupa lalu dia makan dan minum (ketika sedang berpuasa) maka hendaklah dia meneruskan puasanya karena hal itu berarti Allah telah memberinya makan dan minum".

1)      Biografi Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-.
2)      Makan, minum, dan segala yang membatalkan puasa jika dilakukan karena lupa maka puasa tetap sah.
Dari Ummu Hakim binti Dinar, dari bekas tuannya Ummi Ishaq -radhiyallahu 'anha-;
أَنَّهَا كَانَتْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأُتِيَ بِقَصْعَةٍ مِنْ ثَرِيدٍ، فَأَكَلَتْ مَعَهُ، وَمَعَهُ ذُو الْيَدَيْنِ فَنَاوَلَهَا، رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرْقًا، فَقَالَ: يَا أُمَّ إِسْحَاقَ أَصِيبِي مِنْ هَذَا! فَذَكَرْتُ أَنِّي كُنْتُ صَائِمَةً، فَبَرَدَتْ يَدِي لَا أُقَدِّمُهَا، وَلَا أُؤَخِّرُهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا لَكِ؟ قَالَتْ: كُنْتُ صَائِمَةً فَنَسِيتُ، فَقَالَ ذُو الْيَدَيْنِ: الْآنَ بَعْدَمَا شَبِعْتِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتِمِّي صَوْمَكِ، فَإِنَّمَا هُوَ رِزْقٌ سَاقَهُ اللَّهُ إِلَيْكِ» [مسند أحمد]
Bahwa dia berada di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dihidangkan satu nampan tsarid (roti campur daging), dan ia pun makan bersama beliau yang saat itu bersama Dzul Yadain. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memberinya air susu seraya bersabda: "Wahai Ummu Ishaq, minumlah air ini."
Lalu aku teringat bahwa aku sedang berpuasa, maka tanganku aku tahan, tidak maju dan tidak mundur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya: "Ada apa denganmu?"
Ummu Ishaq menjawab, "Aku sedang berpuasa, dan lalu aku lupa."
Lalu Dzul Yadain berkata, "Sekarang baru kamu ingat setelah kenyang!"
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sempurnakanlah puasamu, sesungguhnya ia adalah rizki dari Allah yang diberikan kepadamu." [Musnad Ahmad]
Ø  Dari ‘Amru bin Dinar -rahimahullah-;
أَنَّ إِنْسَانًا جَاءَ أَبَا هُرَيْرَةَ، فَقَالَ: أَصْبَحْتُ صَائِمًا، فَنَسِيتُ فَطَعِمْتُ، وَشَرِبْتُ قَالَ: «لَا بَأْسَ، اللَّهُ أَطْعَمَكَ، وَسَقَاكَ» قَالَ: ثُمَّ دَخَلْتُ عَلَى إِنْسَانٍ آخَرَ، فَنَسِيتُ فَطَعِمْتُ، وَشَرِبْتُ قَالَ: «لَا بَأْسَ، اللَّهُ أَطْعَمَكَ، وَسَقَاكَ» قَالَ: ثُمَّ دَخَلْتُ عَلَى إِنْسَانٍ آخَرَ فَنَسِيتُ، وَطَعِمْتُ، فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: «أَنْتَ إِنْسَانٌ لَمْ تُعَاوِدِ الصِّيَامَ» [مصنف عبد الرزاق الصنعاني]
Seseorang datang kepada Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- dan berkata: Aku berada di pagi hari dalam keadaan berpuasa kemudian aku lupa lalu makan dan minum?
Abu Hurairah menjawab: Tidak mengapa, Allah yang telah memberimu makan dan minum!
Orang itu melanjutkan: Kemudian aku bertamu kepada seseorang, dan aku kembali lupa kemudian makan dan minum?
Abu Hurairah menjawab: Tidak mengapa, Allah yang telah memberimu makan dan minum!
Orang itu melanjutkan: Kemudian aku bertamu kepada seseorang yang lain, dan aku kembali lupa kemudian makan?
Maka Abu Hurairah berkata: Kamu orang yang tidak biasa berpuasa! [Mushannaf Abdurrazaq]
3)      Rahmat Allah tidak menghukumi orang yang melakukan kesalahan karena lupa atau keliru.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا} " قَالَ: نَعَمْ "
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah". [Al-Baqarah: 286]
Allah berfirman: "Iya, Aku kabulkan". [Shahih Muslim]
Ø  Dari Abi Dzar Al-Gifariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ قَدْ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي الْخَطَأَ، وَالنِّسْيَانَ، وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku sesuatu yang dilakukan karena salah (tidak sengaja), lupa, dan sesuatu yang dipaksakan kepadanya". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Ø  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنْ أُمَّتِي الْخَطَأَ، وَالنِّسْيَانَ، وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Sesungguhnya Allah menggugurkan (catatan dosa) dari umatku sesuatu yang dilakukan karena salah (tidak sengaja), lupa, dan suatu yang dipaksakan kepadanya". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
4)      Allah yang memberi makan dan minum.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
{وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ} [الشعراء: 79]
(Ibarahim berkata:) Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. [Asy-Syu'araa': 79]
{فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ} [قريش: 3، 4]
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. [Quraisy: 3-4]
Ø  Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meriwayatkan firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam hadits Qudsiy:
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ، إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ، فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ [صحيح مسلم]
"Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu makan!” [Sahih Muslim]
Lihat: Do’a makan
5)      Segala perbuatan manusia adalah ciptaan Allah.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
{اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ} [الزمر: 62]
Allah menciptakan segala sesuatu. [Az-Zumar:62]
{وَاللهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ} [الصافات: 96]
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu. [Ash-Shaaffaat:96]
Ø  Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
خَلَقَ اللهُ كُلَّ صَانِعٍ ، وَصَنْعَتَهُ [مسند البزار: صحيح]
"Allah menciptakan semua yang berbuat dan perbuatannya". [Musnad Al-Bazzar: Sahih]
6)      Keringanan syari’at Islam secara umum, dan syari’a puasa secara khusus.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ}
Allah tidak hendak menyulitkan kamu (dengan syari'at-Nya), tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. [Al-Maidah: 6]
{وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ}
Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Al-Hajj: 78]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ
"Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit)". [Shahih Bukhari]
Wallahu a’lam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...