بسم
الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab –rahimahullah- menyebutkan 4 ayat dan 1 hadits:
A. Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{أُولَئِكَ الَّذِينَ
يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ
وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ
مَحْذُورًا} [الإسراء: 57]
Orang-orang
yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di
antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan
takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus)
ditakuti. [Al-Israa’: 57]
B. Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (26) إِلَّا الَّذِي
فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (27) وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي
عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ} [الزخرف: 26 -
28]
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata
kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku
tidak bertanggung jawab (berlepas diri) terhadap apa yang kamu sembah, tetapi
(aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan
memberi hidayah kepadaku". Dan (lbrahim ‘alaihissalam) menjadikan kalimat
tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali (kepada
kalimat tauhid itu). [Az-Zukhruf: 26-27]
C. Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{اتَّخَذُوا
أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ
مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ} [التوبة: 31]
Mereka menjadikan orang-orang
alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka
mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci
Allah dari apa yang mereka persekutukan. [At-Taubah: 30-31]
D. Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ
يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ
يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعَذَابِ (165) إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا
وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ (166) وَقَالَ الَّذِينَ
اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا
مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ
بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ} [البقرة: 165 - 167]
Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat
siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan
bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Yaitu) ketika
orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya,
dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus
sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami
dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka,
sebagaimana mereka berlepas diri dari kami". Demikianlah Allah
memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan
sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. [Al-Baqarah: 165-167]
Ø Dari Thariq bin Asyam radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" مَنْ قَالَ: لَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مَنْ دُونِ اللهِ، حَرُمَ مَالُهُ،
وَدَمُهُ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ "
"Barangsiapa yang mengucapkan: “Tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Allah”, dan mengkufuri segala yang disembah
selain Allah, maka
telah haram harta dan darahnya, dan pahalanya di sisi Allah." [Shahih
Muslim]
Syekh
–rahimahullah- berkata:
Rincian masalah ini akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya.
Dari ayat dan hadits
di atas, syekh menyebutkan 5 poin penting:
Beliau
berkata: Dalam bab ini dijelaskan pembahasan yang besar dan penting yaitu
penafsiran makna tauhid dan kalimat syahadat. Dan kami akan menjelaskannya
dengan beberapa poin yang jelas:
1.
Pada
ayat surah Al-Israa’ dijelaskan bantahan terhadap orang musyrik yang
memohon kepada orang shalih, di sana dijelaskan bahwa perbuatan tersebut adalah
syirik besar.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ
الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ
إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ
فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ
كَفَّارٌ} [الزمر: 3]
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah
agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung
selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar. [Az-Zumar:3]
{إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ
اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ صَادِقِينَ} [الأعراف: 194]
Sesungguhnya
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah)
yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah
mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. [Al-A’raaf: 194]
{وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ
لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَكُمْ وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ} [الأعراف: 197]
Dan
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan
tidak dapat menolong dirinya sendiri. [Al-A’raaf: 197]
{وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ
مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (13) إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ
وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ
بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ} [فاطر:
13، 14]
Dan orang-orang yang kamu seru (sembah)
selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari (dari biji
kurma). Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau
mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari
kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi
keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.
[Fathir: 13-14]
Ø Aisyah dan 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu
‘anhum keduanya berkata: "Ketika sakit Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam semakin parah (sebelum wafat), beliau memegang bajunya dan
ditutupkan pada mukanya. Bila telah terasa sesak, beliau lepaskan dari mukanya.
Ketika keadaannya seperti itu beliau bersabda:
لَعْنَةُ
اللَّهِ عَلَى الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ
مَسَاجِدَ
'Semoga laknat Allah tertipa kepada orang-orang Yahudi dan
Nashara, mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid.'
Beliau memberi peringatan (wasiat kepada
kaum Muslimin) atas apa yang mereka lakukan." [Shahih Bukhari]
2.
Pada ayat surah Bara-ah
dijelaskan bahwa Ahli kitab menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka
sebagai Tuhan selain Allah. Dan dijelaskan bahwa mereka tidak diperintahkan
kecuali untuk menyembah satu tuhan, dan maksudnya -yang tidak ada keraguan-
adalah mereka mentaati ulama dan ahli ibadah dalam kemaksiatan, bukan memohon
kepada mereka.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ
شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ } [الشورى: 21]
Apakah mereka mempunyai
sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan (menetapkan hukum) untuk
mereka agama yang tidak diizinkan Allah? [Asy-Syuuraa:21]
{وَلَا تَدْعُ مَعَ
اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا
وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ}
[القصص: 88]
Janganlah kamu sembah di samping (menyembah)
Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala
penentuan (hukum), dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
[Al-Qashash:88]
Ø Adiyy bin Hatim radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca pada surah
"Bara-ah”:
{اتَّخَذُوا
أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ} [التوبة: 31]
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah ... ". [At-Taubah:31]
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«أَمَا
إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا
لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ» [سنن الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya mereka (Yahudi dan Nashrani) tidak
betul-betul menyembah mereka (alim dan rahib), akan tetapi jika mereka
menghalalkan bagi mereka suatu yang haram mereka juga menghalalkannya, dan jika
mereka mengharamkan bagi mereka suatu yang halal mereka juga
menghalalkannya". [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]
Ø Dari 'Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي
مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ» [المعجم
الكبير: صححه الألباني]
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam
kemaksiatan kepada Al-Khalik (Allah)”. [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]
3. Perkataan
Al-Khalil Ibrahim ‘alaihissalam kepada orang kafir: {"Sesungguhnya
aku tidak bertanggung jawab (berlepas diri) terhadap apa yang kamu sembah,
kecuali Tuhan Yang ciptakanku”}.
Beliau mengecualikan
Tuhannya dari segala sesembahan. Dan Allah menyebutkan bahwa pelepasan diri ini
dari segala sesembahan, dan penyembahan hanya kepada Allah merupakan penjelasan
dari persaksian bahwa “tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah”.
Ia berfirman: {Dan (lbrahim ‘alaihissalam) menjadikan kalimat tauhid itu
kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali (kepada kalimat
tauhid itu}.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَمَنْ يَكْفُرْ
بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى
لَا انْفِصَامَ لَهَا} [البقرة: 256]
Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali (agama) yang amat kuat yang tidak akan putus.
[Al-Baqarah: 256]
4. Ayat
surah Al-Baqarah ditujukan pada orang kafir yang Allah berfirman tentang
mereka: {“Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka"}
Allah menyebutkan bahwa
mereka mencintai tandingan-tandingan selain Allah seperti cinta mereka kepada
Allah, ini menunjukkan bahwa mereka sangat mencintai Allah namun tidak dianggap
masuk dalam agama Islam. Lalu bagaimana dengan orang yang mencintai tandingan
lebih besar dari pada cintanya kepada Allah?! Dan bagaiman pula jika ia hanya
mencintai tandingan Allah dan tidak mencintai Allah sama sekali?!
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ
عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
(23) قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ
وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا
وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ
فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا
يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ} [التوبة: 23،
24]
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu
jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih
mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan
mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Katakanlah: "jika
bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik. [At-Taubah: 23-24]
Ø Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ
يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا
يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya maka ia akan
mendapatkan nikmatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada
selainnya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan tidak ingin kembali pada
kekafiran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan ke dalam neraka". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
5. Sabda
Nabi: "Barangsiapa yang mengucapkan: “Tidak ada
tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah”, dan mengkufuri segala yang
disembah selain Allah … “.
Ini adalah penjelasan
yang sangat jelas tentang makna: “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Allah”. Karena beliau tidak menjadikan sebatas ucapan kalimat
tersebut sebagai penyelamat dari hukuman mati dan perebutan harta, bahkan tidak
cukup hanya dengan mengetahui makna dan lafadznya, dan bahkan tidak cukup hanya
dengan pengakuan tentang itu, dan bahkan tidak cukup hanya dengan tidak memohon
kecuali kepada Allah semata tiada sekutu bagiNya. Akan tetapi harta dan daranya
tidak terjaga sampai ia menambahkan dengan mengingkari (mengkufuri) segala yang
disembah selain Allah.
Kalau ia ragu atau mendiamkan maka harta dan darahnya tidak
terjaga.
Sungguh ini adalah pembahasan yang agung dan mulia, dan sungguh
ini adalah penjelasan yang sangat jelas, dan argument yang kuat bagi yang
membangkang.
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا
فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [آل عمران: 85]
Barangsiapa mencari
agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. [Ali 'Imran:85]
Ø
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata: Seorang laki-laki berdiri kemudian mendirikan shalat dua
raka'at sebelum shalat subuh, maka ia membaca pada raka'at pertama surah “Al-Kafirun”
sampai selesai.
Maka Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«هَذَا عَبْدٌ آمَنَ بِرَبِّهِ»
"Ini hamba yang beriman kepada
Tuhannya".
Dan membaca pada raka'at
kedua surah “Al-Ikhlash” sampai selesai, maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«هَذَا عَبْدٌ عَرَفَ رَبَّهُ» [شرح معاني الآثار للطحاوي: حسن]
“Ini hamba yang
mengenal Tuhannya"
[Syarh Ma’aniy Al-Atsar karya Ath-Thahawiy: Hasan]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...