Rabu, 16 Oktober 2019

Syarah Kitab Tauhid bab (6); Penjelasan makna tauhid dan persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah

بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil Wahhab –rahimahullah- menyebutkan 4 ayat dan 1 hadits:
A.      Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا} [الإسراء: 57]
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. [Al-Israa’: 57]
B.      Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (26) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (27) وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ} [الزخرف: 26 - 28]
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab (berlepas diri) terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku". Dan (lbrahim ‘alaihissalam) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu). [Az-Zukhruf: 26-27]
C.      Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ} [التوبة: 31]
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. [At-Taubah: 30-31]
D.      Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (165) إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ (166) وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ} [البقرة: 165 - 167]
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami". Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. [Al-Baqarah: 165-167]
Ø  Dari Thariq bin Asyam radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مَنْ دُونِ اللهِ، حَرُمَ مَالُهُ، وَدَمُهُ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ "
"Barangsiapa yang mengucapkan: “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah”, dan mengkufuri segala yang disembah selain Allah, maka telah haram harta dan darahnya, dan pahalanya di sisi Allah." [Shahih Muslim]
Syekh rahimahullah- berkata: Rincian masalah ini akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya.
Dari ayat dan hadits di atas, syekh menyebutkan 5 poin penting:
Beliau berkata: Dalam bab ini dijelaskan pembahasan yang besar dan penting yaitu penafsiran makna tauhid dan kalimat syahadat. Dan kami akan menjelaskannya dengan beberapa poin yang jelas:
1.      Pada ayat surah Al-Israa’ dijelaskan bantahan terhadap orang musyrik yang memohon kepada orang shalih, di sana dijelaskan bahwa perbuatan tersebut adalah syirik besar.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ} [الزمر: 3]
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. [Az-Zumar:3]
{إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ} [الأعراف: 194]
Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. [Al-A’raaf: 194]
{وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَكُمْ وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ} [الأعراف: 197]
Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri. [Al-A’raaf: 197]
{وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (13) إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ} [فاطر: 13، 14]
Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari (dari biji kurma). Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. [Fathir: 13-14]
Ø  Aisyah dan 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu ‘anhum keduanya berkata: "Ketika sakit Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam semakin parah (sebelum wafat), beliau memegang bajunya dan ditutupkan pada mukanya. Bila telah terasa sesak, beliau lepaskan dari mukanya. Ketika keadaannya seperti itu beliau bersabda:
لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
'Semoga laknat Allah tertipa kepada orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid.'
Beliau memberi peringatan (wasiat kepada kaum Muslimin) atas apa yang mereka lakukan." [Shahih Bukhari]
2.      Pada ayat surah Bara-ah dijelaskan bahwa Ahli kitab menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah. Dan dijelaskan bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah satu tuhan, dan maksudnya -yang tidak ada keraguan- adalah mereka mentaati ulama dan ahli ibadah dalam kemaksiatan, bukan memohon kepada mereka.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ } [الشورى: 21]
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan (menetapkan hukum) untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? [Asy-Syuuraa:21]
{وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ} [القصص: 88]
Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan (hukum), dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. [Al-Qashash:88]
Ø  Adiyy bin Hatim radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca pada surah "Bara-ah”:
{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ} [التوبة: 31]
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah ... ". [At-Taubah:31]
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ» [سنن الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya mereka (Yahudi dan Nashrani) tidak betul-betul menyembah mereka (alim dan rahib), akan tetapi jika mereka menghalalkan bagi mereka suatu yang haram mereka juga menghalalkannya, dan jika mereka mengharamkan bagi mereka suatu yang halal mereka juga menghalalkannya". [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]
Ø  Dari 'Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ» [المعجم الكبير: صححه الألباني]
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Al-Khalik (Allah)”. [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]
3.      Perkataan Al-Khalil Ibrahim ‘alaihissalam kepada orang kafir: {"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab (berlepas diri) terhadap apa yang kamu sembah, kecuali Tuhan Yang ciptakanku”}.
Beliau mengecualikan Tuhannya dari segala sesembahan. Dan Allah menyebutkan bahwa pelepasan diri ini dari segala sesembahan, dan penyembahan hanya kepada Allah merupakan penjelasan dari persaksian bahwa “tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah”. Ia berfirman: {Dan (lbrahim ‘alaihissalam) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu}.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا} [البقرة: 256]
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali (agama) yang amat kuat yang tidak akan putus. [Al-Baqarah: 256]
4.      Ayat surah Al-Baqarah ditujukan pada orang kafir yang Allah berfirman tentang mereka: {“Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka"}
Allah menyebutkan bahwa mereka mencintai tandingan-tandingan selain Allah seperti cinta mereka kepada Allah, ini menunjukkan bahwa mereka sangat mencintai Allah namun tidak dianggap masuk dalam agama Islam. Lalu bagaimana dengan orang yang mencintai tandingan lebih besar dari pada cintanya kepada Allah?! Dan bagaiman pula jika ia hanya mencintai tandingan Allah dan tidak mencintai Allah sama sekali?!
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (23) قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ} [التوبة: 23، 24]
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. [At-Taubah: 23-24]
Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya maka ia akan mendapatkan nikmatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan tidak ingin kembali pada kekafiran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan ke dalam neraka". [Sahih Bukhari dan Muslim]
5.      Sabda Nabi: "Barangsiapa yang mengucapkan: “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah”, dan mengkufuri segala yang disembah selain Allah … “.
Ini adalah penjelasan yang sangat jelas tentang makna: “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah”. Karena beliau tidak menjadikan sebatas ucapan kalimat tersebut sebagai penyelamat dari hukuman mati dan perebutan harta, bahkan tidak cukup hanya dengan mengetahui makna dan lafadznya, dan bahkan tidak cukup hanya dengan pengakuan tentang itu, dan bahkan tidak cukup hanya dengan tidak memohon kecuali kepada Allah semata tiada sekutu bagiNya. Akan tetapi harta dan daranya tidak terjaga sampai ia menambahkan dengan mengingkari (mengkufuri) segala yang disembah selain Allah.
Kalau ia ragu atau mendiamkan maka harta dan darahnya tidak terjaga.
Sungguh ini adalah pembahasan yang agung dan mulia, dan sungguh ini adalah penjelasan yang sangat jelas, dan argument yang kuat bagi yang membangkang.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [آل عمران: 85]
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. [Ali 'Imran:85]
Ø  Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Seorang laki-laki berdiri kemudian mendirikan shalat dua raka'at sebelum shalat subuh, maka ia membaca pada raka'at pertama surah “Al-Kafirun” sampai selesai.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«هَذَا عَبْدٌ آمَنَ بِرَبِّهِ»
"Ini hamba yang beriman kepada Tuhannya".
Dan membaca pada raka'at kedua surah “Al-Ikhlash” sampai selesai, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«هَذَا عَبْدٌ عَرَفَ رَبَّهُ» [شرح معاني الآثار للطحاوي: حسن]
“Ini hamba yang mengenal Tuhannya" [Syarh Ma’aniy Al-Atsar karya Ath-Thahawiy: Hasan]
Wallahu a’lam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...