بسم الله الرحمن الرحيم
“Al-Inabah” adalah kembali
kepada Allah dengan melakukan amal ibadah setelah bertaubat atas segala
kekurangan dan kesalahan
Perintah kembali
kepada Allah
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{ قُلْ يَا عِبَادِيَ
الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ .
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ
ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ } [الزمر: 53- 54]
Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu Kemudian kamu tidak dapat ditolong
(lagi). [Az-Zumar: 53-54]
Lihat: Motivasi hijrah di zaman Fitnah
Perintah mengikuti
jalan orang yang kembali kepada Allah
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ
إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [لقمان: 15]
Dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [Luqman: 15]
Lihat: Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah
Para Nabi dan Rasul senantiasa
kembali kepada Allah
Diantaranya:
1) Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ
أَوَّاهٌ مُنِيبٌ} [هود: 75]
Sesungguhnya
Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka
kembali kepada Allah.
[Huud: 75]
2) Nabi
Sulaiman ‘alaihissalam
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمَانَ
وَأَلْقَيْنَا عَلَى كُرْسِيِّهِ جَسَدًا ثُمَّ أَنَابَ} [ص:
34]
Dan
sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia)
tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian
ia bertaubat. [Shad: 34]
3) Nabi
Syu’aib ‘alaihissalam
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{قَالَ يَاقَوْمِ
أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا
حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ
أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ
عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ} [هود:
88]
Syu'aib
berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang
nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik
(patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu
(dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali
(mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik
bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal
dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. [Huud: 88]
4) Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَمَا اخْتَلَفْتُمْ
فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبِّي عَلَيْهِ
تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ} [الشورى: 10]
Tentang
sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang
mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku
bertawakkal dan kepada-Nya-lah aku kembali. [Asy-Syuuraa:10]
Agama yang lurus
dengan kembali kepada Allah
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا
فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ
اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
(30) مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا
مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [الروم: 30، 31]
Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui, dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah
kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah.
[Ar-Ruum: 30-31]
Lihat:
Mengenal agama yang hanif (lurus)
Orang yang kembali
kepada Allah bisa mengambil pelajaran
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{هُوَ الَّذِي يُرِيكُمْ آيَاتِهِ
وَيُنَزِّلُ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ رِزْقًا وَمَا يَتَذَكَّرُ إِلَّا مَنْ
يُنِيبُ} [غافر: 13]
Dialah
yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu
rezeki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang
kembali (kepada Allah).
[Gafir: 13]
{أَفَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنْ نَشَأْ نَخْسِفْ
بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ نُسْقِطْ عَلَيْهِمْ كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ إِنَّ فِي
ذَلِكَ لَآيَةً لِكُلِّ عَبْدٍ مُنِيبٍ} [سبأ:
9]
Maka
apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang
mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami
jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang
kembali (kepada-Nya).
[Saba’: 9]
{أَفَلَمْ يَنْظُرُوا
إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ
فُرُوجٍ (6) وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ
وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (7) تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِكُلِّ
عَبْدٍ مُنِيبٍ} [ق: 6 - 8]
Maka
apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak
sedikitpun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung
yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang
mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali
(mengingat Allah). [Qaaf:
6-8]
Sifat “Al-Inabah”
adalah rezki dari Allah
Dari
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"لَا تَمَنَّوْا الْمَوْتَ،
فَإِنَّ هَوْلَ الْمَطْلَعِ شَدِيدٌ، وَإِنَّ مِنَ السَّعَادَةِ أَنْ يَطُولَ
عُمْرُ الْعَبْدِ، وَيَرْزُقَهُ اللهُ الْإِنَابَةَ" [مسند أحمد: حسن]
"Jangan kalian mendambakan kematian, karena
puncak pendakian itu sangat berat (sakaratul maut), dan sesungguhnya di antara
kebahagiaan itu adalah umur seorang hamba memanjang, dan Allah menganugrahinya
taubat". [Musnad Ahmad: Hasan]
Keutamaan orang yang
kembali kepada Allah
Diantaranya:
1)
Mendapatkan berita gembira
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا
الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى
فَبَشِّرْ عِبَادِ} [الزمر: 17]
Dan
orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah-nya dan kembali
kepada Allah, bagi mereka berita gembira; Sebab itu sampaikanlah berita itu
kepada hamba-hamba-Ku.
[Az-Zumar: 17]
2)
Mendapatkan petunjuk
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ
يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ} [الشورى:
13]
Allah
menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). [Asy-Syuuraa:13]
{قُلْ إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ
يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ} [الرعد:
27]
Katakanlah:
"Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki dan menunjuki
orang-orang yang bertaubat (kembali) kepada-Nya". [Ar-Ra'd:27]
3)
Mendapatkan ampunan
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ
فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ (24) فَغَفَرْنَا لَهُ ذَلِكَ
وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَآبٍ} [ص:
24، 25]
Dan
Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya
lalu menyungkur sujud dan bertaubat (kembali kepada Allah). Maka Kami
ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat
pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. [Shaad: 24 - 25]
Lihat: 10 Penghapus Dosa
4)
Mendapatkan surga
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ
لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ (31) هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ
حَفِيظٍ (32) مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ} [ق: 31 - 33]
Dan
didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada
jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap
hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua
peraturan-peraturan-Nya), (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang
bertaubat. [Qaaf: 31-33]
Lihat: Amalan menuju surga dalam Al-Qur'an
Jangan kembali hanya
di saat susah
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا
رَبَّهُمْ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا أَذَاقَهُمْ مِنْهُ رَحْمَةً إِذَا
فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ} [الروم:
33]
Dan
apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan
kembali bertaubat kepada-Nya. Kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka
barang sedikit rahmat [lepas dari bahaya itu] daripada-Nya, tiba-tiba sebagian
dari mereka mempersekutukan Tuhannya. [Ar-Ruum: 33]
{وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ
دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ
مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ
عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ
النَّارِ} [الزمر: 8]
Dan
apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada
Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; Kemudian apabila Tuhan memberikan
nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa
(kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan
sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya.
Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu;
Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka". [Az-Zumar:8]
Ø Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
تَعَرَّفْ إِلَيْهِ فِي الرَّخَاءِ،
يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ [مسند أحمد: صحيح]
"Dekatlah kepada Allah di waktu senang, Allah
akan mendekatimu di waktu susah". [Musnad Ahmad: Sahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ
اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي
الرَّخَاءِ» [سنن الترمذي: حسن]
“Barangsiapa
yang ingin do'anya dikabulkan oleh Allah di waktu susah dan sengsara maka
perbanyaklah berdo'a di waktu senang”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Do’a agar senantiasa
kembali kepada Allah
Ibnu
Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam sering mengucapkan do'a ini ...
رَبِّ أَعِنِّيْ وَلاَ تُعِنْ عَلَىَّ
وَانْصُرْنِيْ وَلاَ تَنْصُرْ عَلَيَّ وَامْكُرْ لِيْ وَلاَ تَمْكُرْ عَلَىَّ
وَاهْدِنِيْ وَيَسِّرْ هُدَايَ إِلَىَّ وَانْصُرْنِيْ عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيَّ .
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ لَكَ شَاكِرًا لَكَ ذَاكِرًا لَكَ رَاهِبًا لَكَ
مِطْوَاعًا إِلَيْكَ مُخْبِتًا أَوَّاهًا مُنِيبًا . رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِيْ
وَاغْسِلْ حَوْبَتِيْ وَأَجِبْ دَعْوَتِيْ وَثَبِّتْ حُجَّتِيْ وَاهْدِ قَلْبِيْ
وَسَدِّدْ لِسَانِيْ وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ قَلْبِيْ
"Ya Tuhan-ku .. bantulah aku dan jangan bantu
musuhku, berilah aku kemenangan dan jangan beri kemenangan bagi lawanku,
hinakanlah musuhku dan jangan hinakan aku, berilah aku hidayah dan mudahkan aku
menerima hidayah, dan bantulah aku melawan orang-orang yang mendzalimi aku. Ya
Allah .. jadikanlah aku bersyukur pada-Mu, mengingat pada-Mu, takut pada-Mu,
taat kepada-Mu, tunduk, mengharap dan kembali pada-Mu. Ya Tuhan-ku ..
terimalah taubatku, cucilah dosa-dosaku, kabulkanlah do'aku, kuatkanlah
argumenku, tunjukilah hatiku, tepatkanlah ucapanku, cabutlah kedengkian
hatiku." [Sunan Abi Daud: Sahih]
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Taubat, kenapa tidak?! - Amalan Penghapus Dosa - Sifat Khasyah; Takut karena pengagungan hanya untuk Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...