بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy'ariy
radhiyallahu 'anhu, dia berkata, ‘Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Suci adalah separuh dari iman, ucapan “alhamdulillah”
memenuhi timbangan, ucapan “subhanallah” dan “alhamdulillah” keduanya memenuhi,
atau memenuhi ruang antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah
adalah bukti, kesabaran adalah sinar, dan Al-Qur'an adalah hujjah bagimu atau
bumerang bagimu. Setiap manusia beraktifitas di pagi hari, maka ada yang
menjual (mengorbankan) dirinya, sehingga ia membebaskannya atau
membinasakannya." Diriwayatkan oleh imam Muslim.
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Abu Malik Al-Asy'ariy -radhiyallahu 'anhu-.
Namanya diperselisihkan: Ada yang
mengatakan ‘Ubaid, atau ‘Ubaidillah, atau ‘Amr, ada yang mengatakan “Ka’b bin
‘Ashim”, ada yang mengatakan “Ka’b bin Ka’b, dan ada yang mengatakan “’Amir bin
Al-Harits bin Hani’ bin Kultsum.
Beliau ikut pada perang Uhud, dan wafat
pada masa pemerintahan ‘Umar bin Al-Khathab pada tahun 18 hijriyah.
2.
Makna "Suci bagian dari iman"
Ada bebarapa penafsiran makna “suci”
dalam hadits ini:
a) Suci dari sifat yang buruk.
Karena iman terbagi dua: Melakukan amal
kebaikan dan meninggalkan segala bentuk keburukan.
Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا
أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا»
"Kaum mukminin yang paling baik
imannya adalah yang paling baik akhlaknya." [Sunan Abi Daud: Hasan]
b) Suci dari kotoran (najis) dan hadats.
Dalam riwayat lain:
«الْوُضُوءُ شَطْرُ الْإِيمَانِ»
“Wudhu adalah setengah keimanan”. [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
Ada beberapa penafsiran ulama dengan
makna ini, diantaranya:
Ø
Pahala bersuci bisa sampai
pada seperdua pahala iman.
Ø
Iman menghapuskan
dosa-dosa, demikian pula dengan bersuci. Hanya saja bersuci tidak diterima
tanpa keimanan.
Ø
Iman menghapuskan dosa
besar, sedangkan wudhu menghapuskan dosa kecil.
Ø
Iman maksudnya shalat, dan
shalat tidak diterima tanpa bersuci.
Ø
Iman terdiri dari amalan
hati dan amalan dzahir, dan wudhu sebagai syarat sahnya shalat termasuk dari
amalan dzahir.
Ø
Imam membersihkan kotoran
batin dan bersuci membersihkan kotoran dzahir.
Ø
Diantara tanda keimanan
seseorang adalah menjaga wudhu.
Dari Tsauban dan Abdullah bin
'Amr radhiyallahu 'anhum; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«لَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ» [سنن ابن
ماجه: صححه الألباني]
"Tidak ada yang menjaga agar
senantiasa dalam keadaan wudhu kecuali seorang yang beriman". [Sunan Ibnu
Majah: Sahih]
Lihat: Kebersihan bagian dari iman
3.
Keutamaan dzikir "hamdalah", “tasbih”,
dan “takbir”.
Dalam riwayat lain:
«وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ يَمْلَأُ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ»
“Tasbih dan takbir mengisi -penuh- langit
dan bumi”. [Sunan An-Nasaiy: Shahih]
Ø Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma berkata:
Telah datang kepada Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- seorang
laki-laki Badui, ia memakai jubah tebal yang terbuat dari sulaman sutera dan
kancingnya juga dari sutera. Kemudian dia berkata; "Sesungguhnya sahabat
kalian ini ingin memuliakan setiap penggembala anak penggembala dan menghinakan
para penunggang kuda anak penunggang kuda."
Maka Nabi pun bangun dengan marah seraya
mencengkeram kerah bajunya dan menariknya. Lalu beliau berkata: "Tapi
kenapa aku melihatmu memakai pakaian orang yang tidak berakal seperti
ini?"
Kemudian Rasulullah -shallallahu 'alaihi
wasallam- pulang dan duduk, beliau lalu bersabda:
«إِنَّ نُوحًا عَلَيْهِ السَّلَام لَمَّا
حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ دَعَا ابْنَيْهِ فَقَالَ: إِنِّي قَاصِرٌ عَلَيْكُمَا
الْوَصِيَّةَ، آمُرُكُمَا بِاثْنَتَيْنِ، وَأَنْهَاكُمَا عَنْ اثْنَتَيْنِ:
أَنْهَاكُمَا عَنْ الشِّرْكِ وَالْكِبْرِ، وَآمُرُكُمَا بِلَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، فَإِنَّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا فِيهِمَا لَوْ وُضِعَتْ فِي
كِفَّةِ الْمِيزَانِ وَوُضِعَتْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فِي الْكِفَّةِ
الْأُخْرَى كَانَتْ أَرْجَحَ، وَلَوْ أَنَّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا
حَلْقَةً فَوُضِعَتْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ عَلَيْهَا لَفَصَمَتْهَا أَوْ
لَقَصَمَتْهَا، وَآمُرُكُمَا بِسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فَإِنَّهَا صَلَاةُ
كُلِّ شَيْءٍ وَبِهَا يُرْزَقُ كُلُّ شَيْءٍ»
"Sesungguhnya Nuh ‘Alaihis Salam
ketika akan meninggal ia memanggil putranya dan berkata; 'Aku akan mengkisahkan
kepada kalian sebuah wasiat, aku perintahkan kepada kalian dua hal dan melarang
dari dua hal; aku larang kalian berdua dari berbuat syirik dan berlaku sombong,
dan aku perintahkan kepada kalian berdua mengucap LAA ILAAHA ILLALLAH
karena sesungguhnya jika langit yang tujuh serta bumi dan apa yang ada di
antara keduanya diletakkan pada satu sisi neraca, kemudian LAA ILAAHA
ILLALLAH ditelakkan pada sisi yang lain, niscaya akan condong kepada neraca
yang diletakkan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH padanya. Dan sekiranya
langit yang tujuh dan bumi tersebut adalah sebuah lingkaran kemudian diletakkan
padanya LAA ILAAHA ILLALLAH niscaya akan terbelah. Dan aku perintahkan
kalian berdua untuk mengucapkan SUBHAANALLAH WABIHAMDIH, sesungguhnya ia
adalah cara shalatnya segala sesuatu, dan dengannya para makhluk diberi
rezeki." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Dari Abu Salma -radhiyallahu
'anhu- mantan budak Rasulullah -shallallahu 'alaihiwasallam-;
Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam- bersabda:
«بَخٍ بَخٍ خَمْسٌ مَا أَثْقَلَهُنَّ فِي الْمِيزَان: لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَر، ُ وَسُبْحَانَ اللَّه، ِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ،
وَالْوَلَدُ الصَّالِحُ يُتَوَفَّى فَيَحْتَسِبُهُ وَالِدَاهُ. وَقَالَ: بَخٍ بَخٍ
لِخَمْسٍ مَنْ لَقِيَ اللَّهَ مُسْتَيْقِنًا بِهِنَّ دَخَلَ الْجَنَّة: َ يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِر، ِ وَبِالْجَنَّةِ وَالنَّارِ، وَالْبَعْثِ بَعْدَ
الْمَوْتِ، وَالْحِسَابِ»
"Amboi. Amboi. Ada lima hal
yang sangat berat dalam timbangan. Yaitu ucapan: 'Tidak ada ilah selain Allah',
'Allah Maha Besar', 'Maha Suci Allah', 'Pujian bagi Allah' dan anak shalih yang
wafat lalu kedua orang tuanya mengihlaskan dan measkan dan mengharap-harap
pahala dari Allah."
Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam-
bersabda: "Amboi, amboi, ada lima perkara, barangsiapa yang bertemu Allah
dalam keadaan yakin terhadap kelima itu maka dia masuk surga: Beriman kepada
Allah, Hari Akhir, Surga, Neraka, Hari Kebangkitan setelah kematian dan Hari
Pembalasan". [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Keutamaan tasbiih, tahmiid, dan takbiir
4.
Shalat adalah cahaya.
Cahaya di
dunia untuk mencegah terjerumus dalam keburukan
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ
تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ} [العنكبوت: 45]
Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). [Al-‘Ankabuut:45]
Ø
Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنَّ فُلَانًا يُصَلِّي بِاللَّيْلِ، فَإِذَا أَصْبَحَ سَرَقَ
قَالَ: " إِنَّهُ سَيَنْهَاهُ مَا تَقُولُ " [مسند أحمد:
صحيح]
Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan berkata: Sesungguhnya si Fulan mendirikan shalat di
malam hari kemudian jika pagi datang ia mencuri!
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Shalatnya akan mencegahnya dari apa yang engkau katakana”. [Musnad
Ahmad: Sahih]
Cahaya di
akhirat
Dari Buraidah -radhiyallahu 'anhu-;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«بَشِّرْ الْمَشَّائِينَ فِي الظُّلَمِ إِلَى
الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
"Berilah kabar gembira bagi orang yang
berjalan pada malam gelap gulita menuju masjid (untuk shalat berjama'ah) bahwa
bagi mereka cahaya yang sempurna pada hari kiamat nanti." [Sunan Abi Daud:
Shahih]
Lihat: Keutamaan shalat
5.
Sedekah adalah bukti keimanan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ
إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ
عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ} [الأنفال: 2 - 4]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan
yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat)
yang mulia. [Al-Anfaal: 2-4]
{إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا
الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ
وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ
رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ} [السجدة: 15، 16]
Sesungguhnya orang yang benar benar percaya
kepada ayat ayat kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat
itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula
mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (mengerjakan
shalat malam) dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut
dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan. [As-Sajdah: 15-16]
Orang munafiq tidak suka
bersedekah
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ
مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ
الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ} [التوبة: 54]
Dan tidak ada yang menghalangi mereka
(orang-orang munafiq) untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan
karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan
shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka,
melainkan dengan rasa enggan. [At-Taubah:54]
{هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَى
مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ} [المنافقون: 7]
Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada
orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada
orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar
(meninggalkan Rasulullah)." Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan
langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. [Al-Munafiquun:7]
Lihat: Keutamaan zakat, sedekah, dan infak
6.
Sabar adalah pelita.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَاصْبِرُوا
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ} [الأنفال: 46 و66]
[البقرة: 153 و249]
Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar. [Al-Anfaal: 46 dan 66] [Al-Baqarah: 153 dan
249]
Ø Dari Abu Sa'id Al-Khudriy: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ
عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Dan barangsiapa yang berusaha sabar maka
Allah akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi sesuatu yang lebih baik
dan luas daripada kesabaran”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Shuhaib -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«عَجَبًا لأَمْرِ
الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ
إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ
صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ» [صحيح مسلم]
“Sangat menakjubkan urusan seorang Mukmin,
semua urusannya terasa baik, dan itu tidak terjadi pada siapapun kecuali pada
seoran Mukmin, jika ia mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu baik baginya,
dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu baik baginya.” [Sahih Muslim]
Lihat: Keutamaan sifat sabar
7.
Al-Qur’an adalah hujjah.
Hujjah yang akan
memberikan pembelaan.
Dari Abu
Umamah -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ
يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ» [صحيح مسلم]
“Bacalah Al-Qur'an karena sesungguhnya pahala membacanya akan
datang pada hari kiamat untuk memberi syafa'at kepada orang yang membacanya”.
[Sahih Muslim]
Ø
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ
الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ،
فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ،
فَشَفِّعْنِي فِيهِ "، قَالَ: " فَيُشَفَّعَانِ " [مسند أحمد: صحيح]
"Puasa dan Al-Qur'an akan memberi syafa'at
kepada hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Tuhanku, aku telah menahannya
dari makanan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa'at
padanya. Dan Al-Qur'an berkata: Aku telah menanannya dari tidur di malam hari,
maka izinkanlah aku memberi syafa'at padanya. Kemudian keduanya memeberi
syafa'at". [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø
Dari Buraidah -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ الْقُرْآنَ يَلْقَى صَاحِبَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
حِينَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرُهُ كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ . فَيَقُولُ لَهُ: هَلْ تَعْرِفُنِي؟
فَيَقُولُ: مَا أَعْرِفُكَ فَيَقُولُ: أَنَا صَاحِبُكَ الْقُرْآنُ الَّذِي أَظْمَأْتُكَ
فِي الْهَوَاجِرِ وَأَسْهَرْتُ لَيْلَكَ، وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ،
وَإِنَّكَ الْيَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تِجَارَةٍ فَيُعْطَى الْمُلْكَ بِيَمِينِهِ،
وَالْخُلْدَ بِشِمَالِهِ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ
حُلَّتَيْنِ لَا يُقَوَّمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا فَيَقُولَانِ: بِمَ كُسِينَا
هَذَا ؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ . ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ
وَاصْعَدْ فِي دَرَجِ الْجَنَّةِ وَغُرَفِهَا، فَهُوَ فِي صُعُودٍ مَا دَامَ يَقْرَأُ،
هَذًّا كَانَ، أَوْ تَرْتِيلًا» [مسند أحمد: حسن]
“Sesungguhnya pahala Al-Qur'an
mendatangi orang yang membacanya pada hari kiamat ketika keluar dari kuburnya
seperti seorang yang berubah warna tubuhnya. Pahala Al-Qur'an berkata
kepadanya: "Apakah kamu mengenalku?" Ia menjawab: "Aku
tidak mengenalmu!" Pahala Al-Qur'an berkata: "Aku adalah
bacaan Qur'an-mu yang membuatmu dahaga di siang hari dan begadang di malam
harimu, dan sesungguhnya setiap pedagang mendapatkan hasil dagangannya, dan
sesungguhnya engkau hari ini mendapatkan hasil daganganmu". Maka ia
diberi kekuasaan dengan tangan kanannya, dan kekekalan dengan tangan kirinya,
dan diletakkan di atas kepalanya mahkota keagungan, dan kedua orang tuanya
dipakaikan perhiasan yang tidak diketahui nilainya oleh penduduk dunia. Maka
kedua orang tuanya berkata: "Dengan amalan apa kami dipakaikan
ini?" Maka dikatakan pada keduanya: "Dengan amalan Al-Qur'an
anak kalian berdua". Kemudian dikatakan pada ahli Qur'an: "Bacalah
dan naiklah ke derajat surga dan kamar-kamarnya". Maka ia terus naik
selama ia membaca Al-Qur'an dengan cepat atau perlahan. [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" يَجِيءُ القُرْآنُ يَوْمَ
القِيَامَةِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ حَلِّهِ، فَيُلْبَسُ تَاجَ الكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ:
يَا رَبِّ زِدْهُ، فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ ارْضَ
عَنْهُ، فَيَرْضَى عَنْهُ، فَيُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ وَارْقَ، وَيُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ
حَسَنَةً " [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Pahala Al-Qur'an datang pada
hari kiamat dan meminta untuk orang yang membacanya: "Ya Rabb .. beri
ia perhiasan!" Maka ia dipakaikan mahkota kemuliaan. Kemudian meminta
lagi: "Ya Rabb .. tambahkan untuknya!" Maka ia dipakaikan
pakaian kemuliaan. Kemudian meminta lagi: "Ya Rabb .. ridhalah
terhadapnya!" Maka Allah meridhainya, kemudian dikatakan kepadanya: "Bacalah
dan naiklah!", dan ia diberi tambahan bagi setiap ayat satu kebaikan. [Sunan
Tirmidzi: Hasan]
Atau hujjah
yang akan menuntut.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَاتَّبِعُوا
أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ
الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ (55) أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَاحَسْرَتَا
عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ (56)
أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (57) أَوْ
تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ
الْمُحْسِنِينَ (58) بَلَى قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا
وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ} [الزمر: 55 - 59]
Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang
kamu tidak menyadarinya, supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat
besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap
Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan
(agama Allah), atau supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau sekiranya Allah
memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa'.
Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab 'Kalau sekiranya aku
dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik'.
(Bukan demikian) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku
kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu
termasuk orang-orang yang kafir". [Az-Zumar: 55-59]
{حَتَّى إِذَا
أَخَذْنَا مُتْرَفِيهِمْ بِالْعَذَابِ إِذَا هُمْ يَجْأَرُونَ (64) لَا تَجْأَرُوا
الْيَوْمَ إِنَّكُمْ مِنَّا لَا تُنْصَرُونَ (65) قَدْ كَانَتْ آيَاتِي تُتْلَى
عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ تَنْكِصُونَ (66) مُسْتَكْبِرِينَ بِهِ
سَامِرًا تَهْجُرُونَ (67) أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا الْقَوْلَ أَمْ جَاءَهُمْ مَا
لَمْ يَأْتِ آبَاءَهُمُ الْأَوَّلِينَ} [المؤمنون: 64 - 68]
Hingga apabila Kami timpakan azab, kepada orang-orang
yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta
tolong. Janganlah kamu memekik minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kamu
tiada akan mendapat pertolongan dari Kami. Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al Quran)
selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang,
dengan menyombongkan diri terhadap Al Quran itu dan mengucapkan
perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam
hari. Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau apakah
telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang
mereka dahulu? [Al-Mu’minun: 64-68]
Ø
Dari Jabir -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"
الْقُرْآنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ ومَاحِلٌ مُصَدَّقٌ، فَمَنْ جَعَلَهُ إِمَامًا قَادَهُ
إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقُهُ إِلَى النَّارِ " [شعب الإيمان: صحيح]
“Al-Qur'an
adalah pemberi syafa'at diterima syafa'atnya dan pembela yang dibenarkan, maka
barangsiapa yang menjadikannya sebagai imam (tuntunan) maka ia akan menuntunnya
ke surga, dan barangsiapa yang menjadikannya di belakangnya (diabaikan) maka ia
akan menggiringnya ke neraka”. [Syu'ab al-iman: Sahih]
Lihat:
Keutamaan membaca Al-Qur’an
8.
Membebaskan diri dari api neraka dengan ketaatan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ
يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ
حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ
مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ
هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [التوبة : 111]
Dan (di antara orang-orang munafik itu)
ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada
orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang
mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan
Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak
menghendaki selain kebaikan". Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya
mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). [At-Taubah: 111]
Ø Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ لِلَّهِ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ، وَذَلِكَ فِي كُلِّ
لَيْلَةٍ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Sesungguhnya Allah memiliki
orang-orang yang dibebaskan dari neraka di setiap waktu berbuka, dan itu
terjadi pada setiap malam (Ramadhan)" [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
9.
Membinasakan diri dengan maksiat.
Dari Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِيَّاكُمْ
وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ
" وَإِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَرَبَ لَهُنَّ مَثَلًا:
كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا أَرْضَ فَلَاةٍ، فَحَضَرَ صَنِيعُ الْقَوْمِ، فَجَعَلَ الرَّجُلُ
يَنْطَلِقُ، فَيَجِيءُ بِالْعُودِ، وَالرَّجُلُ يَجِيءُ بِالْعُودِ ، حَتَّى جَمَعُوا
سَوَادًا، فَأَجَّجُوا نَارًا، وَأَنْضَجُوا مَا قَذَفُوا فِيهَا [مسند أحمد: صحيح]
“Hati-hatilah kalian dari dosa kecil yang
diremehkan, karena dosa-dosa tersebut akan berkumpul (menjadi besar) pada
seseorang sampai membinasakannya”.
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mengambil satu perumpamaan; Seperti suatu kaum yang singgah di
padang yang tandus, kemudian tiba waktu makan mereka, maka setiap orang pergi
mancari kayu bakar, seorang datang dengan ranting dan yang lain juga membawa
ranting, sampai mereka mengumpulkan ranting yang banyak kemudian mereka membuat
api yang sangat besar dan membakar apa yang mereka akan makan. [Musnad Ahmad:
Hasan]
Lihat: Akibat maksiat
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Syarah 'Arba'in hadits (22) Jabir; Jalan menuju surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...