بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullah menyebutkan 1 hadits dan 3 atsar yang menyebutkan
hukum memakai penangkal sihir (nusyrah).
Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah
radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
ketika ditanya tentang Nusyrah, beliau menjawab:
«هِيَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ»
“Hal itu termasuk perbuatan syetan.” (HR.Ahmad
dengan sanad yang baik, dan Abu Daud).
a) Imam Ahmad rahimahullah ketika ditanya tentang nusyrah,
menjawab:
«ابْنُ مَسْعُودٍ يُكْرَهُ هَذَا كُلُّهُ»
“Ibnu Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu-
membenci itu semua.” [Al-Aadaabusy syar’iyah karya Ibnu Muflih (2/77)]
b) Diriwayatkan dalam shahih Bukhari rahimahullah (secara mu’allaq
tanpa sanad), bahwa Qatadah rahimahullah menuturkan: "Aku bertanya
kepada Sa'id bin Musayyab rahimahullah:
رَجُلٌ بِهِ طِبٌّ، أَوْ يُؤَخَّذُ عَنِ امْرَأَتِهِ، أَيُحَلُّ
عَنْهُ أَوْ يُنَشَّرُ؟ قَالَ: «لاَ بَأْسَ بِهِ، إِنَّمَا يُرِيدُونَ بِهِ
الإِصْلاَحَ، فَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَلَمْ يُنْهَ عَنْهُ»
“Seseorang yang terkena sihir atau
diguna-guna sehingga tidak bisa menggauli istrinya, bolehkah ia diobati dengan
menggunakan Nusyrah (penangkal)?
Ia menjawab: “Tidak apa-apa, karena yang
mereka inginkan hanyalah kebaikan untuk menolak madharat, sedang sesuatu yang
bermanfaat itu tidaklah dilarang.”
c) Diriwayatkan dari Al-Hasan rahimahullah, ia
berkata:
" لَا يَحِلُّ السِّحْرَ إلَّا سَاحِرٌ
"
“Tidak ada yang melepaskan pengaruh sihir (dengan
sihir) kecuali tukang sihir.” [I’lamul
Muwaqqi’in 4/301]
Ø Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan: “Nusyrah
adalah penyembuhan terhadap seseorang yang terkena sihir. Caranya ada dua
macam:
Pertama: Dengan menggunakan sihir pula, dan inilah yang
termasuk perbuatan syetan. Dan pendapat Al-Hasan di atas termasuk dalam
kategori ini, karena masing-masing dari orang yang menyembuhkan dan orang yang
disembuhkan mengadakan pendekatan kepada syetan dengan apa yang diinginkannya,
sehingga dengan demikian perbuatan syetan itu gagal memberi pengaruh terhadap
orang yang terkena sihir itu.
Kedua: Penyembuhan dengan menggunakan Ruqyah dan
ayat-ayat yang berisikan minta perlindungan kepada Allah ‘azza wajalla,
juga dengan obat-obatan dan doa-doa yang diperbolehkan. Cara ini hukumnya
boleh. [I’lamul Muwaqqi’in 4/301]
Lihat: Ruqyah, do'a
kesembuhan
Dari hadits dan atsar di atas, syekh –rahimahullah-
menyebutkan 2 poin penting:
1. Larangan
Nusyrah (menangkal sihir dengan sihir).
Dilarang karena memakai bantuan syaitan,
dan syaitan tidak memerintahkan kecuali pada kekufuran dan keburukan. Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ
عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ
كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ} [البقرة: 102]
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca
oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa
Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitanlah yang kafir (dengan mengerjakan
sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia. [Al-Baqarah: 102]
{وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (168) إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ
وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ}
[البقرة: 168-169]
Dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan
keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.
[Al-Baqarah: 168-169]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ} [النور: 21]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti
langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan
perbuatan yang keji dan yang mungkar. [An-Nuur: 21]
{الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ
وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ} [البقرة: 268]
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti)
kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).
[Al-Baqarah: 268]
Ø
Aisyah radhiallahu'anha
berkata;
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سُحِرَ، حَتَّى كَانَ يَرَى أَنَّهُ يَأْتِي النِّسَاءَ وَلاَ
يَأْتِيهِنَّ، - وَهَذَا أَشَدُّ مَا يَكُونُ مِنَ السِّحْرِ، إِذَا كَانَ كَذَا -،
فَقَالَ: " يَا عَائِشَةُ، أَعَلِمْتِ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَفْتَانِي فِيمَا
اسْتَفْتَيْتُهُ فِيهِ، أَتَانِي رَجُلاَنِ، فَقَعَدَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي،
وَالآخَرُ عِنْدَ رِجْلَيَّ، فَقَالَ الَّذِي عِنْدَ رَأْسِي لِلْآخَرِ: مَا بَالُ
الرَّجُلِ؟ قَالَ: مَطْبُوبٌ، قَالَ: وَمَنْ طَبَّهُ؟ قَالَ: لَبِيدُ بْنُ
أَعْصَمَ - رَجُلٌ مِنْ بَنِي زُرَيْقٍ حَلِيفٌ لِيَهُودَ كَانَ مُنَافِقًا -
قَالَ: وَفِيمَ؟ قَالَ: فِي مُشْطٍ وَمُشَاقَةٍ، قَالَ: وَأَيْنَ؟ قَالَ: فِي
جُفِّ طَلْعَةٍ ذَكَرٍ، تَحْتَ رَاعُوفَةٍ فِي بِئْرِ ذَرْوَانَ " قَالَتْ:
فَأَتَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ البِئْرَ حَتَّى
اسْتَخْرَجَهُ، فَقَالَ: «هَذِهِ البِئْرُ الَّتِي أُرِيتُهَا، وَكَأَنَّ مَاءَهَا
نُقَاعَةُ الحِنَّاءِ، وَكَأَنَّ نَخْلَهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ» قَالَ:
فَاسْتُخْرِجَ، قَالَتْ: فَقُلْتُ: أَفَلاَ؟ - أَيْ تَنَشَّرْتَ - فَقَالَ: «أَمَّا اللَّهُ فَقَدْ شَفَانِي،
وَأَكْرَهُ أَنْ أُثِيرَ عَلَى أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ شَرًّا» [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwa Rasulullah ﷺ pernah disihir hingga seakan-akan beliau telah mendatangi para
istrinya, padahal beliau tidak mendatanginya, -keadaan seperti ini termasuk
sihir yang paling berat- kemudian beliau bersabda, "Wahai Aisyah, apakah
kamu mengetahui bahwa Allah telah menjawab dengan apa yang telah aku tanyakan
padaNya? Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya
duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku. Kemudian seorang yang berada
di kepalaku berkata kepada yang satunya, "Kenapa laki-laki ini?"
Temannya menjawab, "Terkena sihir.'
Salah seorang darinya bertanya,
"Siapakah yang menyihirnya?"
Temannya menjawab, "Lubid bin
Al-A'sham, laki-laki dari Bani Zuraiq, seorang munafik dan menjadi sekutu
orang-orang Yahudi."
Salah seorang darinya bertanya,
"Dengan benda apakah dia menyihir?"
Temannya menjawab, "Dengan rambut yang
terjatuh ketika disisir."
Salah seorang darinya bertanya, "Di
manakah benda itu diletakkan?"
Temannya menjawab, "Di mayang kurma
yang diletakkan di bawah batu dalam sumur Dzarwan."
Aisyah berkata, "Kemudian Rasulullah ﷺ mendatangi sumur tersebut hingga beliau
dapat mengeluarkan barang tersebut, lalu beliau bersabda, "Ini adalah
sumur yang diperlihatkan padaku, seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman
pohon inai dan seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala setan."
Kemudian benda itu dikeluarkan.
Aisyah berkata; Lalu aku bertanya,
"Apakah Anda tidak menagkal sihirnya?"
Beliau bersabda, "Tidak, sesungguhnya
Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan keburukan kepada
orang lain." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«اجْتَنِبُوْا السَّبْعَ المُوْبِقَاتِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ
وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ
حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ، وَأَكْلِ الرِّبَا، وَأَكْلِ مَالِ الْيَتِيْمِ،
وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ
الْمُؤْمِنَاتِ»
“Jauhilah tujuh perkara yang membawa
kehancuran!”
Para sahabat bertanya: “Apakah ketujuh
perkara itu ya Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Yaitu syirik kepada
Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab yang
dibenarkan oleh agama, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari
peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dirinya dari perbuatan
dosa yang tidak memikirkan untuk melakukan dosa serta beriman kepada Allah.”
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Sifat Iblis
dan Syaitan dalam Al-Qur'an
2. Perbedaan
antara Nusyrah yang dilarang dan yang diperbolehkan. Dengan demikian menjadi
jelas masalahnya.
Zainab -radhiyallahu ‘anha-
istri Abdullah berkata;
كَانَ عَبْدُ اللَّهِ إِذَا جَاءَ مِنْ
حَاجَةٍ فَانْتَهَى إِلَى الْبَابِ، تَنَحْنَحَ وَبَزَقَ، كَرَاهِيَةَ أَنْ
يَهْجُمَ مِنَّا عَلَى شَيْءٍ يَكْرَهُهُ، وَإِنَّهُ جَاءَ ذَاتَ يَوْمٍ،
فَتَنَحْنَحَ، وَعِنْدِي عَجُوزٌ تَرْقِينِي مِنَ الْحُمْرَةِ، فَأَدْخَلْتُهَا
تَحْتَ السَّرِيرِ، فَدَخَلَ، فَجَلَسَ إِلَى جَنْبِي، فَرَأَى فِي عُنُقِي
خَيْطًا، قَالَ: مَا هَذَا الْخَيْطُ؟ قَالَتْ: قُلْتُ: خَيْطٌ أُرْقِيَ لِي
فِيهِ، قَالَتْ: فَأَخَذَهُ فَقَطَعَهُ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ آلَ عَبْدِ اللَّهِ
لَأَغْنِيَاءُ عَنِ الشِّرْكِ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ الرُّقَى، وَالتَّمَائِمَ، وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ»
قَالَتْ: فَقُلْتُ لَهُ: لِمَ تَقُولُ هَذَا وَقَدْ كَانَتْ عَيْنِي تَقْذِفُ،
فَكُنْتُ أَخْتَلِفُ إِلَى فُلَانٍ الْيَهُودِيِّ يَرْقِيهَا، وَكَانَ إِذَا
رَقَاهَا سَكَنَتْ؟ قَالَ: إِنَّمَا ذَلِكَ عَمَلُ الشَّيْطَانِ كَانَ يَنْخُسُهَا
بِيَدِهِ، فَإِذَا رَقَيْتِهَا كَفَّ عَنْهَا، إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكِ أَنْ
تَقُولِي كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَذْهِبِ
الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ،
شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا» [مسند أحمد: صحيح لغيره]
Apabila Abdullah selesai dari suatu
keperluan, berhenti pada pintu, ia berdehem dan membuang ludah karena khawatir
menemukan sesuatu yang tidak berkenan dari kami. Suatu hari ia datang dan
berdehem, ketika itu di sisiku ada seorang nenek sedang menjampiku dari humrah
(penyakit kulit penyebab demam), lalu aku menyembunyikannya di bawah tempat tidur,
ia pun masuk dan duduk di sampingku, ia melihat jahitan di leherku, ia
bertanya; Jahitan apa ini?
Ia menjawab; Jahitan untuk menjampiku.
Ia melanjutkan; Lalu ia mengambil dan
memotongnya seraya berkata; Sesungguhnya keluarga Abdullah tidak membutuhkan syirik,
aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya
ruqyah (jampi-jampi), jimat dan tiwalah (pelet) adalah syirik."
Ia (Zainab) berkata; Aku katakan kepadanya;
Mengapa engkau mengatakan hal ini padahal mataku pernah sakit. Aku sering
datang ke Fulan, seorang Yahudi untuk menjampinya, dan bila ia menjampinya,
sakit itu reda?!
Ia (Ibnu Mas'ud) berkata; Itu adalah
perbuatan setan yang menggerakkan dengan tangannya, bila engkau dijampi
dengannya, maka cegahlah. Sesungguhnya cukup bagimu mengucapkan sebagaimana
yang diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Hilangkanlah
sakit ini, wahai Rabb sekalian manusia, sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh,
tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan
penyakit." [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
Ø
Auf bin Malik
Al-Asyja'iy radhiyallahu 'anhu berkata: Dulu kami meruqyah pada masa
Jahiliyah, maka kami bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang
itu?
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ
فِيهِ شِرْكٌ» [صحيح مسلم]
"Perlihatkanlah kepadaku
ruqyah kalian, tidak mengapa dengan ruqyah selama tidak terkandung dalamnya
satu kesyirikan". [Sahih Muslim]
Ø Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَلِّمُهُمْ مِنَ الْفَزَعِ كَلِمَاتٍ: «أَعُوذُ
بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ
هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ» وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرو
يُعَلِّمُهُنَّ مَنْ عَقَلَ مِنْ بَنِيهِ، وَمَنْ لَمْ يَعْقِلْ كَتَبَهُ
فَأَعْلَقَهُ عَلَيْهِ [سنن أبي داود]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah mengajari mereka beberapa kalimat karena adanya rasa takut, yaitu: (Aku
berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya serta
kejahatan para hamba-Nya, dan dari bisikan setan serta kedatangan mereka
kepadaku) '.
Abdullah bin ‘Amr mengajarkan
kalimat-kalimat tersebut kepada orang yang telah berakal di antara
anak-anaknya, adapun orang yang belum berakal maka ia menulisnya dan
menggantungkannya kepadanya." [Sunan Abi Daud]
Lihat: Kitab Tauhid bab 8; Pembahasan tentang Ruqya dan jimat
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (26); Dukun (tukang ramal) dan sejenisnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...