بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ مَنْ أَعَادَ الحَدِيثَ ثَلاَثًا
لِيُفْهَمَ عَنْهُ
“Bab: Orang yang mengulangi ucapan tiga
kali agar dipahami”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
anjuran mengulangi ucapan agar dipahami oleh pendengar sebagaimana yang
dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam beberapa hadits.
Diantaranya 2 hadits yang disebutkan oleh imam Bukhari dalam bab ini secara mu’allaq
dari Abu Bakrah dan Ibnu Umar, dan 2 hadits secara muttashil
dari Anas dan Ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhum.
A. Hadits
pertama: Hadits Abu Bakrah.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
فَقَالَ: «أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ»
فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا
“Kemudian
Rasulullah bersabda: "Ketahuilah, dan ucapan dusta (juga)" Abu Bakrah
berkata: Rasulullah terus mengulanginya.
Hadits
ini diriwayatkan secara lengkap oleh imam Bukhari pada beberapa kitab
dalam “Ash-Shahih”, diantaranya kitab “Asy-Syahadat”:
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلاَ
أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ؟» ثَلاَثًا، قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ
اللَّهِ، قَالَ: «الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ - وَجَلَسَ
وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ - أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ»، قَالَ: فَمَا زَالَ
يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا: لَيْتَهُ سَكَتَ!
Dari
Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu, ia berkata; Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Maukah kalian kuberi tahu tentang dosa
yang paling besar?" diulang tiga kali.
Sahabat
menjawab: Tentu, wahai Rasulullah!
Beliau
menjawab: "Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua".
Beliau
kemudian duduk setelah bersandar, kemudian bersabda lagi: "Ketahuilah, dan
ucapan dusta (juga)"
Abu
Bakrah berkata: Rasulullah terus mengulanginya sampai kami berkata dalam hati:
"Andai beliau diam".
Penjelasan singkat
hadits ini:
1. Abu Bakrah Nufai’ bin Al-Harits radhiyallahu ‘anhu.
Lihat biografi singkatnya di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Dosa itu bertingkat-tingkat
Dari Abdullah bin
'Amr radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
" الكَبَائِرُ:
الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ " [صحيح
البخاري ومسلم]
"Dosa besar itu adalah: Menyekutukan Allah
dan durhaka kepada kedua orang tua". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar, maka beliau menjawab:
" الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ،
وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَشَهَادَةُ الزُّورِ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua
orang tua, membunuh jiwa, dan saksi palsu". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain;
Rasululla shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ
الكَبَائِرِ؟ قَالَ: قَوْلُ الزُّورِ، أَوْ قَالَ: شَهَادَةُ الزُّورِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Maukah kalian kuberi tahu tentang dosa besar
yang paling besar?"
Rasulullah
bersabda: "(Yaitu) perkataan dusta", atau beliau bersabda:
"Kesaksian palsu". [Sahih Bukhari dan Muslim]
3. Anjuran mengulangi ucapan sebanyak tiga kali agar dipahami.
Dari
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«الطِّيَرَةُ شِرْكٌ،
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ - ثَلَاثًا -، وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ
بِالتَّوَكُّلِ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"At-Thiyarah
adalah syirik -Rasulullah mengulanginya tiga kali-, dan tidaklah seseorang dari
kita kecuali merasakan hal itu, tapi Allah menghilangkannya dengan
bertawakkal". [Sunan Abi Daud: Sahih]
Ø Mihjan bin Al-Adra' radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam masuk masjid dan mendapati seorang
laki-laki yang hampir selesai dari shalatnya sementara ber-tasyahhud
membaca:
«اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ يَا اَللَّهُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ، الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوبِي، إِنَّكَ
أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ»
"Ya
Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu, Ya Allah, Yang Maha Esa, Yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Yang tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya, agar Engkau mengampuni
dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang"
Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«قَدْ غُفِرَ لَهُ، قَدْ
غُفِرَ لَهُ» ثَلَاثًا [سنن أبي داود: صحيح]
"Ia
telah diampuni, ia telah diampuni, ia telah diampuni". [Sunan Abi Daud:
Sahih]
Ø Dari Abdullah bin
Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ» قَالَهَا
ثَلَاثًا [صحيح مسلم]
"Binasalah orang-orang yang terlalu
berlebih-lebihan (melampaui batas)". Rasulullah mengucapkannya tiga kali.
[Sahih Muslim]
Ø An-Numan bin Basyir -radhiyallahu 'anhuma- berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa menghadap kepada jamaah,
lalu bersabda:
«أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ» ثَلَاثًا،
«وَاللَّهِ لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ
قُلُوبِكُمْ»
"Luruskanlah shaf shaf kalian!" -beliau
mengucapkannya tiga kali- "Demi Allah, hendaklah kalian benar-benar
meluruskan shaf shaf kalian, atau Allah benar-benar akan membuat hati kalian
saling berselisih." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø Al-Bara' bin Azib radhiyallahu 'anhu berkata: Kami
berangkat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengiringi seorang
jenazah Anshar. Lantas kami sampai pekuburan. Ketika tanah digali, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam duduk dan kami duduk di sekitarnya, seolah-olah kepala
kami ada burung-burung sedang tangan beliau membawa dahan yang beliau pukulkan
ke tanah. Beliau tengadahkan kepala beliau ke langit dan berujar:
«اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ» مَرَّتَيْنِ، أَوْ ثَلَاثًا
"Mintalah
kalian perlindungan kepada Allah dari siksa kubur (beliau mengucapkannya dua
atau tiga kali). [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Adab berkomunikasi dalam Islam
B. Hadits
kedua: Hadits Abdullah bin Umar.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَلْ بَلَّغْتُ؟» ثَلاَثًا
“Dan Ibnu Umar berkata: Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah aku telah menyampaikan?” Beliau mengucapkannya
tiga kali.
Hadits
ini diriwayatkan secara lengkap oleh imam Bukhari dalam “Ash-Shahih”
pada kitab “Al-Hudud”:
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الوَدَاعِ: «أَلاَ، أَيُّ
شَهْرٍ تَعْلَمُونَهُ أَعْظَمُ حُرْمَةً» قَالُوا: أَلاَ شَهْرُنَا هَذَا، قَالَ:
«أَلاَ، أَيُّ بَلَدٍ تَعْلَمُونَهُ أَعْظَمُ حُرْمَةً» قَالُوا: أَلاَ بَلَدُنَا
هَذَا، قَالَ: «أَلاَ، أَيُّ يَوْمٍ تَعْلَمُونَهُ أَعْظَمُ حُرْمَةً» قَالُوا:
أَلاَ يَوْمُنَا هَذَا، قَالَ: «فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَدْ
حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ إِلَّا
بِحَقِّهَا، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ
هَذَا، أَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ؟» ثَلاَثًا، كُلُّ ذَلِكَ يُجِيبُونَهُ: أَلاَ، نَعَمْ.
قَالَ: «وَيْحَكُمْ، أَوْ وَيْلَكُمْ،، لاَ تَرْجِعُنَّ بَعْدِي كُفَّارًا،
يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ»
'Abdullah [bin ‘Umar] mengatakan:
Rasulullah ﷺ bersabda ketika haji Wada';
"Ketahuilah, bulan apa yang kalian ketahui yang paling mulia?"
Para sahabat menjawab; 'Bulan kita ini (Dzulhijjah)'
Nabi bertanya, "Ketahuilah, negeri
mana yang kalian ketahui paling mulia?"
Para sahabat menjawab; 'Negeri kita ini (Mekkah)'
Nabi bertanya, "Ketahuilah, hari apa
yang kalian ketahui paling mulia?"
Para sahabat menjawab; 'Hari kita ini (idul
Adha)'
Nabi melanjutkan, "Sesungguhnya Allah tabaaraka
wata'ala telah mengharamkan atas kalian darah-darah kalian, harta-harta
kalian, dan kehormatan-kehormatan kalian, kecuali dengan haknya, sebagaimana
kehormatan hari kalian ini, negeri kalian ini, dan bulan kalian ini, bukankah
telah kusampaikan?" (Nabi mengulangi pertanyaannya tiga kali).
Semua pertanyaannya, di jawab oleh para
sahabat dengan; 'Benar.'
Kemudian Nabi meneruskan, "Celakalah
kalian -atau- binasalah kalian, jangan sampai kalian sepeninggalku kembali
menjadi kafir, sebagian kalian memenggal leher sebagian yang lain."
Nb:
Hadits ini semakna dengan hadits Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya, Kitab Ilmu bab 9; Bisa jadi orang yang hanya mendapat penyampaian lebih paham dibanding orang yang mendengar langsung
C. Hadits
pertama: Hadits Anas bin Malik.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
94 - حَدَّثَنَا
عَبْدَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ [بن عبد الوارث]، قَالَ: حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ المُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ «أَنَّهُ
كَانَ إِذَا سَلَّمَ سَلَّمَ ثَلاَثًا، وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا
ثَلاَثًا»
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdah, ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdushshamad [bin Abdil Harits], ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al-Mutsanna, ia berkata;
Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas, dari
Nabi ﷺ; Bahwa Nabi ﷺ apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila
berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga kali”.
95 - حَدَّثَنَا عَبْدَةُ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الصَّفَارُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، قَالَ: حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ المُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ «أَنَّهُ
كَانَ إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلاَثًا، حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ،
وَإِذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلاَثًا»
Telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin
Abdullah Ash-Shafar, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdushshamad,
ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al-Mutsanna, ia
berkata; Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas,
dari Nabi ﷺ; “Bahwa Nabi ﷺ bila berbicara diulangnya tiga kali hingga
dapat dipahami dan bila mendatangi kaum, beliau memberi salam tiga kali”.
Penjelasan singkat
hadits ini:
1. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
2. Anjuran mengucapkan salam ketika bertamu.
Abu Musa radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
«إِذَا اسْتَأْذَنَ
أَحَدُكُمْ ثَلاَثًا فَلَمْ يُؤْذَنْ لَهُ فَلْيَرْجِعْ»
"Jika seorang dari kalian minta izin
tiga kali kemudian tidak diberi izin maka kembalilah". [Sahih Bukhari]
D. Hadits
pertama: Hadits Abdullah bin ‘Amr.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
96 - حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ [بنُ مُسَرْهَدِ]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ [الوضّاح بن عبد
الله اليشكري]، عَنْ أَبِي بِشْرٍ [جعفر بن أبي وَحْشِيَّةَ]، عَنْ يُوسُفَ بْنِ
مَاهَكَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: تَخَلَّفَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ سَافَرْنَاهُ، فَأَدْرَكَنَا وَقَدْ
أَرْهَقْنَا الصَّلاَةَ، صَلاَةَ العَصْرِ، وَنَحْنُ نَتَوَضَّأُ، فَجَعَلْنَا
نَمْسَحُ عَلَى أَرْجُلِنَا فَنَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ: «وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ
مِنَ النَّارِ» مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا
Telah menceritakan kepada kami Musaddad
[bin Musarhad], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah
[Al-Wadhdhah bin Abdillah Al-Yasykuriy], dari Abu Bisyr [Ja'far bin Abi
Wahsyiyah], dari Yusuf bin Maahak, dari Abdullah bin 'Amru, ia berkata,
Nabi ﷺ pernah tertinggal dari kami dalam suatu
perjalanan yang kami tempuh, hingga beliau dapat menyusul kami. Sementara waktu
shalat ashar sudah hampir habis, bergegaslah kami berwudhu dan saat itu kami
hanya mengusap kaki. Maka Nabi ﷺ
berseru dengan suara yang lantang: "Celakalah bagi tumit-tumit yang tidak
basah akan masuk neraka." Beliau mengulanginya hingga dua atau tiga kali.
Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada bab sebelumnya: Kitab Ilmu bab 3; Orang yang mengangkat suaranya ketikamenyampaikan ilmu
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ilmu bab 28 dan 29; Marah ketika memberi nasihat dan mengajar jika melihat sesuatu yang dibenci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...