بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Sa’id
Al-Khudriy radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ
كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ: اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ
بِكَ، فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا " [سنن الترمذي:
حسنه الألباني]
“Jika anak
cucu Adam memasuki waktu pagi, maka semua anggota tubuhnya tunduk kepada lidah
dan berkata: Bertakwalah engkau (wahai lidah) kepada Allah terhadap kami,
karena sesungguhnya kami tergantung engkau, maka jika engkau baik maka kami
juga baik, dan jika engkau buruk maka kami juga buruk”. [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Semua ucapan dicatat
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ
عَتِيدٌ} [ق: 18]
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
[Qaaf:18]
Banyak orang masuk neraka
karena ucapannya
Mu’adz radhiyallahu
‘anhu bertanya kepada Rasulullah ﷺ:
Wahai nabi Allah, apakah kita akan dihukum atas apa yang kita ucapkan?
Rasulullah
menjawab:
«يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ
عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ» [سنن الترمذي:
صححه الألباني]
“Wahai Mu’adz, apakah orang-orang berjalan
di neraka dengan wajah dan hidungnya (tidak disiksa demikian) kecuali karena
perbuatan lidahnya?” [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Ø
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ
ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan
orang ke surga?
Rasulullah ﷺ menjawab:
«تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الخُلُقِ»
"Takwa
kepada Allah dan akhlak mulia".
Dan ditanya tentang
sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke neraka?
Rasulullah ﷺ menjawab:
«الفَمُ وَالفَرْجُ» [سنن الترمذي:
حسنه الألباني]
"Mulut
dan kemaluan". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Hati-hati
dalam berbicara
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ
الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا، يَهْوِي بِهَا
فِي النَّارِ، أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sungguh
seorang hamba berbicara satu kalimat, ia tidak memikirkan kandungannya, akan
menyebabkan ia terjerumus ke dalam neraka, lebih jauh dari jarak antara timur
dan barat”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
«إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ،
لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ العَبْدَ
لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا،
يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ» [صحيح البخاري]
"Sungguh seorang hamba berbicara satu kalimat
yang diridhai Allah, tanpa ia pikirkan, menyebabkan Allah mengangkat
derajatnya. Dan sungguh seorang hamba berbicara satu kalimat yang dimurkai
Allah, tanpa ia pikirkan, menyebabkan ia terjerumus ke dalam neraka
jahannam". [Sahih Bukhari]
Bahaya dusta
Allah subhanahu
wa ta'aala berfirman:
{وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ} [الحج: 30]
Dan jauhilah
perkataan-perkataan dusta. [Al-Hajj: 30]
Ø Dari
Abdullah bin Mas’ud radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«عَلَيْكُمْ
بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي
إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ
حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ
الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ،
وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ
اللهِ كَذَّابًا»
"Kalian
harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan
kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur
dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi
Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada
kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang
senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai
pendusta di sisi Allah." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Hadits Ibnu Mas’ud; Jujurlah jangan berdusta
Berdusta atas nama Allah
Allah subhanahu
wa ta'aala berfirman:
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى
اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ} [الأنعام:
21]
Dan siapakah yang lebih zalim daripada
orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang
mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak
beruntung. [Al-An'am: 21]
{وَيُنْذِرَ
الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا (4) مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً
تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا} [الكهف: 4-5]
Dan untuk memperingatkan kepada orang yang
berkata, “Allah mengambil seorang anak.” Mereka sama sekali tidak mempunyai
pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya
kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu)
kebohongan belaka. [Al-Kahf: 4-5]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Nabi ﷺ
bersabda: Allah ta’aalaa berfirman:
" شَتَمَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، أَمَّا
شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا، وَأَنَا الأَحَدُ
الصَّمَدُ، لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفْئًا أَحَدٌ "
'Anak
Adam telah mencemoohku padahal ia tidak mempunyai alasan melakukan hal itu.
Adapun pelecehannya pada-Ku adalah ungkapannya, 'Allah telah menjadikan anak
untuk diri-Nya.' Sementara Aku adalah Rabb Yang Maha Esa, Aku tidak beranak dan
tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Ku.'"
[Shahih Bukhari]
Meninggalkan
pekataan yang tidak berguna
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
(1) ... وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ} [المؤمنون:
1 و 3]
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, (yaitu) ... , dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. [Al-Mu’minuun: 1 dan 3]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ»
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam." [Shahih Bukhari]
Ø
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
‘anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ
مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ
أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ
القِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ»
Sesungguhnya yang paling aku cintai dari
kalian dan yang paling dekat dariku di hari kiamat adalah yang paling baik
akhlaknya, dan sesungguhnya yang yang paling aku benci dari kalian dan paling
jauh dariku di hari kiamat “ats-tsartsaruun” (yang banyak bicara), “al-mutasyaddiquun”
(yang terlalu bergaya/berlebian cara berbicaranya), dan “al-mutafaihiquun”.
Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, kami sudah
tahu makna “ats-tsartsaruun” dan “al-mutasyaddiquun”, lalu apa
makna “al-mutafaihiquun”?
Rasulullah menjawab:
«المُتَكَبِّرُونَ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Orang yang sombong (dalam berbicara).”
[Sunan At-Tirmidziy: Sahih]
Ø
Dari Al-Mugirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"
إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ "
“Sesungguhnya
Allah membenci dari kalian tiga perkara: Banyak bicara (yang tidak bermanfaat),
menghambur-hamburkan harta, dan banyak meminta (bertanya)”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Keutamaan menjaga mulut
Dari Sahl bin Sa’ad radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ
يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ»
[صحيح البخاري]
“Siapa yang menjamin untukku akan menjaga apa yang di antara
kumis dan jenggotnya (mulut) dan di antara dua kakinya (kemaluannya) maka aku
akan menjamin untuknya surga”. [Sahih Bukhri]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Adab berkomunikasi - Hadits Ibnu Mas’ud; Malu kepada Allah yang sebenarnya - Syarah Riyadhushalihin Bab (04) Jujur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...