بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini syekh Muhammad bin
Abdil Wahhab –rahimahullah- menyebutkan 5 ayat dan 2 hadits:
1) Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات : 56]
Dan Aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku.
[Adz-Dzaariyaat: 56]
2) Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ
رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ
هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي
الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ} [النحل : 36]
Dan sungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang
telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
[An-Nahl: 36]
3) Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا
إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ
الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا
تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا} [الإسراء : 23]
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. [Al-Israa': 23]
4) Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ
وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ
بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا
يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا} [النساء : 36]
Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri. [An-Nisaa': 36]
5) Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ
رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَانًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُم مِّنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَّحْنُ
نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا
بِالْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ} [الأنعام : 151]
Katakanlah: "Marilah
kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu
mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu
bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami
akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu
yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). [Al-An'aam: 151]
a) Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata;
مَنْ سَرَّهُ
أَنْ يَنْظُرَ إِلَى الصَّحِيفَةِ الَّتِي عَلَيْهَا خَاتَمُ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلْيَقْرَأْ هَذِهِ الْآيَاتِ: {قُلْ
تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ} الْآيَةَ إِلَى قَوْلِهِ
{لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ}
"Barangsiapa ingin melihat
lembaran (wahyu) yang terdapat didalamnya stempel Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam, hendaklah membaca ayat ini Katakanlah: 'Marilah
kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabbmu -hingga firmanNya- Agar
kamu bertakwa (Al-An`aam: 151-153).
Abu Isa At-Tirmidziy rahimahullah
mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. [Sunan Tirmidziy: Dha'if]
b) Mu'adz radhiyallahu 'anhu berkata:
كُنْتُ رِدْفَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ
عُفَيْرٌ فَقَال:َ يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِه،ِ وَمَا
حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّه؟ِ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ! قَالَ:
فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ
شَيْئًا، وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ
بِهِ شَيْئًا. فَقُلْت:ُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاس؟َ
قَال:َ لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا.
"Aku pernah membonceng di
belakang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diatas seekor keledai yang
diberi nama 'Ufair lalu Beliau bertanya: "Wahai Mu'adz, tahukah kamu apa
hak Allah atas para hamba-Nya dan apa hak para hamba atas Allah?"
Aku jawab: "Allah dan
Rosul-Nya yang lebih tahu".
Beliau bersabda:
"Sesungguhnya hak Allah atas para hamba-Nya adalah hendankah beribadah
kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan hak para
hamba-Nya atas Allah adalah seorang hamba tidak akan disiksa selama dia tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun".
Lalu aku berkata: "Wahai
Rasulullah, apakah boleh aku menyampaikan kabar gembira ini kepada
manusia?"
Beliau menjawab: "Jangan
kamu beritahukan mereka sebab nanti mereka akan berpasrah saja". [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Dari ayat dan hadits di atas, syekh –rahimahullah-
menyebutkan 24 faidah:
1.
Hikmah penciptaan jin
dan manusia.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي
وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ
وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ} [الأنعام : 162-163]
Katakanlah: Sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam. Tiada sekutu bagi-Nya; Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku
dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
[Al-An'aam: 162-163]
{قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ
اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا (1)
يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ ۖ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا (2)
وَأَنَّهُ تَعَالَىٰ جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا} [الجن: 1-3]
Katakanlah (hai Muhammad):
"Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: Telah mendengarkan sekumpulan jin
(akan Al-Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al
Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu
kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan
seseorangpun dengan Tuhan kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan
kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak. [Al-Jin: 1-3]
2.
Ibadah adalah tauhid, karena
musyrikin Mekah beribadah kepada Allah tapi tidak mentauhidkan-Nya.
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman:
أَنَا أَغْنَى
الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْك،ِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي
تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
'Aku adalah sekutu yang paling
tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan
menyekutukanKu dengan selainKu, Aku meninggalkannya dan sekutunya'."
[Shahih Muslim]
3.
Yang tidak mentauhidkan
Allah berarti tidak beribadah kepada-Nya.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا
أَعْبُدُ} [الكافرون : 3]
Dan kamu bukan penyembah Tuhan
yang aku sembah. [Al-Kafirun: 3]
4.
Hikmah diutusnya para
Rasul.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن
رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ} [الأنبياء : 25]
Dan Kami tidak mengutus
seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku". [Al-Anbiyaa': 25]
{كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً
فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ
الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ} [البقرة : 213]
Manusia itu adalah umat yang
satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai
pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
[Al-Baqarah: 213]
{رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ
لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ
اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا} [النساء : 165]
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi
manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [An-Nisaa': 165]
5.
Rasul diutus pada
setiap umat.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ
نَبْعَثَ رَسُولًا} [الإسراء : 15]
Dan Kami tidak akan mengazab
sebelum Kami mengutus seorang rasul. [Al-Israa': 15]
6.
Agama seluruh Nabi satu
yaitu Islam.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ} [آل عمران : 19]
Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. [Ali 'Imran: 19]
● Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam besabda:
أَنَا أَوْلَى
النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَالْأَنْبِيَاءُ
إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
"Aku orang yang paling dekat
dengan 'Isa bin Maryam 'alaihis salam di dunia dan akhirat, dan para
Nabi adalah bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berbeda,
sedangkan agama mereka satu". [Shahih Bukhari dan Muslim]
7.
Ibadah kepada Allah
tidak cukup tanpa kufur kepada thagut.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد
تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن
بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [البقرة : 256]
Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[Al-Baqarah: 256]
8.
Thagut mencakup semua yang
disembah/ditaati selain Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ
وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ
الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ} [الحج: 62]
(Kuasa Allah) yang demikian
itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya
apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan
sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Al-Hajj: 62]
9.
Keagungan makna 3 ayat
surah Al-An'aam (151-153), menyebutkan 10 permasalahan yang paling utama adalah
larangan syirik.
[1. Larangan syirik, 2. Berbakti
kepada kedua orang tua, 3. Tidak membunuh anak karena kemiskinan, 4. Tidak
mendekati perbuatan keji, 5. Tidak membunuh tanpa hak, 6. Tidak memakan harta
anak yatim dengan cara buruk, 7. Menyempurnakan takaran dan timbangan, 8. Adil
dalam berbicara, 9. Memenuhi janji kepada Allah, 10. Mengikuti petunjuk Nabi]
10.
Beberapa ayat surah
Al-Israa' menyebutkan 18 permasalahan diawali dengan firman Allah:
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{لَّا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا
آخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَّخْذُولًا} [الإسراء : 22]
Janganlah kamu adakan tuhan
yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak
ditinggalkan (Allah). [Al-Israa': 22]
Dan diakhiri dengan firman Allah:
{ذَٰلِكَ مِمَّا أَوْحَىٰ إِلَيْكَ
رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِ ۗ وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ
فَتُلْقَىٰ فِي جَهَنَّمَ مَلُومًا مَّدْحُورًا} [الإسراء : 39]
Itulah sebagian hikmah yang
diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di
samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan
tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). [Al-Israa': 39]
Ini menunjukkan keagungan masalah
tauhid.
[1. Mentauhidkan Allah, 2.
Berbakti kepada kedua orang tua, 3. Memberikan hak kerabat, 4. Orang miskin, 5.
Dan orang yang dalam perjalanan jauh, 6. Tidak mubazir, 7. Berkata baik, 8. Tidak
kikir dan boros, 9. Tidak membunuh anak karena takut miskin, 10. Tidak
mendekati zina, 11. Tidak membunuh, 12. Tidak memakan harta anak yatim, 13.
Menepati janji, 14. Menyempurnakan takaran, 15. Menimbang dengan neraca yang
benar, 16. Tidak mengikuti tanpa ilmu, 17. Tidak sombong, 18. Tidak syirik]
11.
Ayat 36 surah An-Nisaa'
dinamai ayat hak-hak yang sepuluh, Allah memulainya dengan perintah tauhid dan
larangan syirik.
[1. Mentauhidkan Allah, 2.
Berbuat baik kepada kedua orang tua, 3. Kerabat, 4. Anak yatim, 5. Orang
miskin, 6. Tetangga dekat, 7. Tetangga jauh, 8. Teman sejawat, 9. Ibnu sabil,
10. Budak]
12.
Peringatan terhadap
wasiat Nabi shallallahu ' alaihi wasallam sebelum wafatnya.
'Aisyah dan 'Abdullah
bin 'Abbas keduanya berkata, "Ketika sakit Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam semakin parah (sebelum wafat), beliau memegang bajunya dan
ditutupkan pada mukanya. Bila telah terasa sesak, beliau lepaskan dari mukanya.
Ketika keadaannya seperti itu beliau bersabda:
لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْيَهُودِ
وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
'Semoga laknat Allah tertipa kepada
orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka
sebagai masjid.'
Beliau memberi peringatan (wasiat
kepada kaum Muslimin) atas apa yang mereka lakukan." [Shahih Bukhari]
13.
Mengetahui hak Allah
atas hamba-Nya.
14.
Mengetahui hak hamba
atas Allah.
15.
Masalah ini tidak
diketahui oleh banyak sahabat Nabi.
16.
Boleh menyembunyikan
ilmu jika ada maslahat.
17.
Anjuran menyampaikan
berita gembira kepada seorang muslim.
18.
Khawatir dari berpangku
pada luasnya dahmat Allah dengan meninggalkan ibadah.
19.
Mengucapkan "Allahu
wa rasuuluhu a'lam" jika tidak mengetahui.
20.
Boleh mengkhususkan
ilmu untuk sebahagian orang.
21.
Tawadhu Nabi shallallahu
' alaihi wasallam mengendarai keledai dan membonceng sahabatnya.
22.
Boleh berboncengan di
atas hewan kendaraan.
23.
Kemuliaan masalah
tauhid.
24.
Keistimewaan Mu'adz bin
Jabal radhiyallahu ' anhu.
Penjelasan poin 13 sanpai 24 bisa
dilihat di: https://umar-arrahimy.blogspot.com/Hadits-Mu'adz-Hak-Allah-atas-hamba-nya.html
Wallahu a’lam!
Lihat juga: 4 Sifat orang bertakwa; Tafsir surah Ali 'Imran ayat 133-136 - Berlomba dalam urusan akhirat - 6 gibah yang dibolehkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...