بسم
الله الرحمن الرحيم
Surah Al-Falaq adalah salah satu surah Makkiyah yang turun sebelum Nabi ﷺ hijrah ke Madinah, surah ke-113 dalam urutan mushaf, terdiri dari lima ayat.
Dinamai juga surah “Al-Mu'awwidzah”
(minta perlindungan).
Maksud utama dari surah ini:
Mengajak kepada tauhid (rububiyah,
uluhiyah dan asma’ wa shifaat), berserah hanya kepada Allah dan meminta
perlindungan kepadaNya dari keburukan makhluk ciptaanNya.
Hubungan surah ini dengan surah sebelumnya
“Al-Ikhlash”:
Surah sebelumnya menjelaskan hakikat tauhid, sedangkan dalam surah ini merupakan pengamalan terhadap tauhid dengan meminta perlindungan hanyak kepada Allah Yang Mencipta segala sesuatu.
Lihat: Tafsir surah Al-Ikhlash
Hubungan surah ini dengan surah setelahnya
“An-Naas”:
Dalam surah ini kita diperintahkan
untuk meminta perlindungan dari makhluk-makhluk lain yang bisa menyakiti kita.
Sedangkan surah setelahnya mengandung
permohonan lindungan kepada Allah dari keburukan jiwa kita sendiri.
Lihat: Tafsir surah An-Naas
Sebab turunnya surah ini:
Zayd bin Arqam radhiyallahu 'anhu berkata:
Seorang lelaki dari Yahudi menyihir Nabi ﷺ, maka beliau mengeluh. Kemudian Jibril mendatanginya, dan
beliau dituruni “Al-Mu’awwidzatain” (Al-Falaq dan An-Naas), seraya
berkata:
"إِنَّ رَجُلًا مِنَ الْيَهُودِ
سَحَرَكَ، وَالسِّحْرُ فِي بِئْرِ فُلَانٍ"
“Sesungguhnya seorang lelaki dari Yahudi telah menyihirmu,
dan sihir itu ada di sumur si Fulan”
Maka beliau mengutus Ali kemudian datang membawa sihir
tersebut, kemudian beliau memerintahkannya untuk membuka ikatan sihir tersebut
dan membaca satu ayat.
Maka Ali membaca dan membuka sampai Nabi ﷺ berdiri seolah-olah terlepas dari ikatan.
Dan Rasulullah ﷺ tidak melakukan sesuatu pun pada orang Yahudi tersebut atas
perbuatannya, dan tidak pula terliha rasa benci di wajahnya. [Al-Muntakhab min
Musnad ‘Abdi bin Humaid: Sahih]
Keutamaan surah ini:
Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu berkata:
Aku mengikuti Rasulullah ﷺ
saat ia berkendara, maka aku meletakkan tanganku pada kakinnya kemudian aku
berkata: Ya Rasulallah, bacakanlah padaku baik itu surah Huud atau surah Yusuf!
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
"يَا عُقْبَةُ بْنَ عَامِرٍ، إِنَّكَ
لَنْ تَقْرَأَ سُورَةً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ، وَلَا أَبْلَغَ عِنْدَهُ مِنْ أَنْ
تَقْرَأَ: {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ}، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا
تَفُوتَكَ فِي صَلَاةٍ فَافْعَلْ" [صحيح ابن حبان]
“Wahai ‘Uqbah bin ‘Amir, sesungguhnya engkau tidak akan membaca
surah yang paling dicintai oleh Allah dan paling sampai di sisi-Nya daripada
engkau membaca surah Al-Falaq. Maka jika engkau mampu tidak terlewatkan
membacanya dalam shalat maka lakukanlah”. [Sahih Ibnu Hibban]
Lihat: Keutamaan surah Al-Falaq dan An-Naas
Ayat pertama:
{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ}
Katakanlah: "Aku berlindung
kepada Tuhan Yang Menguasai subuh".
Makna
"Al-Falaq":
a.
Yang tumbuh. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ
اللَّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَىٰ ۖ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ
وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ
تُؤْفَكُونَ} [الأنعام
: 95]
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji
buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang
mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka
mengapa kamu masih berpaling? [Al-An'am: 95]
b.
Yang nampak (bercahaya). Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَالِقُ
الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ
ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ} [الأنعام : 96]
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk
beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah
ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [Al-An'am: 96]
c.
Yang terbelah. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَأَوْحَيْنَا
إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنِ اضْرِب بِّعَصَاكَ الْبَحْرَ ۖ فَانفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ
فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ} [الشعراء : 63]
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu
dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan
adalah seperti gunung yang besar. [Asy-Syu'araa: 63]
Ayat kedua:
{مِن شَرِّ مَا خَلَقَ}
"dari kejahatan makhluk-Nya"
1)
Allah ‘azza
wajalla menakdirkan yang baik dan yang buruk sebagai ujian.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ} [الأنبياء: 35]
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [Al-Anbiyaa':35]
2)
Keburukan tidak
dinisbatkan kepada Allah subhanahu wa ta'aalaa, keburukan dinisbatkan
kepada makhluk karena mereka yang melakukannya secara langsung.
Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ apabila memulai shalat beliau
bertakbir kemudian mengucapkan (do’a iftitah):
" ... لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ
كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ ... " [صحيح مسلم]
" … Aku siap untuk menjalankan perintah-Mu dan taat
kepada-Mu. Semua kebaikan ada di tangan-Mu dan kejelekan tidak kembali
(disandarkan) kepada-Mu. ..." [Shahih Muslim]
Lihat: Cara menyikapi takdir baik dan buruk
3)
Minta
perlindungan dari segala keburukan.
Rasulullah ﷺ
mengajarkan do'a ini kepada Aisyah ...
اللهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ
مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ
وَآَجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ، وَمَا لَمْ أَعْلَمْ . اللهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ مِنْهُ عَبْدُكَ
وَنَبِيُّكَ . اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا
مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا
مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ تَقْضِيهِ لِي
خَيْرًا
"Ya Allah .. sesungguhnya aku meminta kepada-Mu seluruh
kebaikan sekarang ini dan yang akan datang, yang aku ketahui dan yang tidak aku
ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari seluruh keburukan sekarang ini dan
yang akan datang, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui. Ya Allah ..
sesungguhnya aku meminta kepada-Mu kebaikan yang diminta hamba-Mu dan nabi-Mu
Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam, dan aku berlindung kepada-Mu dari
keburukan yang dijauhkan dari hamba-Mu dan nabi-Mu Muhammad sallallahu 'alaihi
wasallam. Ya Allah .. aku meminta kepada-Mu surga dan apa yang bisa
mendekatkanku kepadanya dari perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung
kepada-Mu dari neraka dan apa yang bisa mendekatkanku kepadanya dari perkataan
dan perbuatan, dan aku meminta kepadamu agar Engkau jadikan semua takdir yang
Engkau tetapkan adalah baik untukku. [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Isti’adzah; Minta perlindungan hanya kepada Allah
Ayat ketiga:
{وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ}
"dan dari kejahatan malam apabila
telah gelap gulita"
1.
Setan dan
keburukan bertebaran di malam hari
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ
أَمْسَيْتُمْ، فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ؛ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ
حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَحُلُّوهُمْ، فَأَغْلِقُوا
الْأَبْوَابَ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا
مُغْلَقًا، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَخَمِّرُوا
آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا،
وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ" [صحيح البخاري ومسلم]
"Ketika awal malam tiba atau saat kalian memasuki waktu
petang, tahanlah anak-anak kecil kalian (di dalam rumah), karena setan-setan
berkeliaran pada waktu itu. Jika telah berlalu sesaat dari malam, lepaskanlah
mereka. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah, karena setan tidak dapat
membuka pintu yang tertutup. Ikatlah tempat air kalian dan sebutlah nama Allah,
tutuplah wadah-wadah makanan kalian dan sebutlah nama Allah, meskipun hanya
dengan meletakkan sesuatu di atasnya. Dan matikanlah lampu-lampu kalian."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat
lain:
"غَطُّوا
الْإِنَاءَ. وَأَوْكُوا السِّقَاءَ. فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ
فِيهَا وَبَاءٌ. لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ، أَوْ سِقَاءٍ
لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ، إِلَّا نزل فيه من ذلك الوباء" [صحيح مسلم]
"Tutuplah bejana, ikatlah tempat air (kantong air),
karena sesungguhnya pada suatu malam dalam setahun, wabah akan turun. Tidaklah
wabah itu melewati bejana yang tidak tertutup atau tempat air yang tidak
diikat, melainkan akan masuk ke dalamnya sebagian dari wabah tersebut."
[Shahih Muslim]
2.
Perintah
berzikir di waktu pagi dan petang.
Allah subhanahu wata'alaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا
اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا . وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا}
"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah
kepada-Nya diwaktu pagi dan petang". [Al-Ahzaab: 41-42]
{وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ
الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا}
"Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit
matahari dan sebelum terbenamnya." [Thaha:130]
Lihat: Perintah berzikir di waktu pagi dan petang
3.
Minta
perlindungan di waktu pagi dan sore hari.
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Apabila sore hari,
Rasulullah ﷺ mengucapkan do'a yang
berbunyi:
"أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ
لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ
أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُ
بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي
النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ"
"Kami memasuki sore hari dan pada sore ini jagad raya
tetap milik Allah. Segala puji bagi Allah tiada Tuhan selain Allah, Dialah yang
Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah semua kekuasaan dan pujian, dan Dialah
yang berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dari kebaikan
malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang
ada pada malam ini dan kejahatan sesudahnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari
kemalasan, keburukan di masa tua. Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari adzab
neraka dan adzab di dalam kubur".
Apabila pagi hari, Rasulullah ﷺ juga mengucapkan doa tersebut dengan diganti bagian pertamanya
menjadi …
"أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ
لِلَّهِ
... "
"Kami memasuki pagi hari dan pada pagi hari ini jagad
raya dan seisinya tetap menjadi milik Allah". [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Seorang lelaki datang kepada Rasulullah
ﷺ dan berkata: Ya Rasulullah
semalam kalajengking menggigitku.
Rasulullah bersabda: Seandainya enkau membaca ketika sore ...
"أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَق"
"Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari
segala kejahatan yang diciptakan"
Maka kalajengking itu tidak akan menyakitimu. [Sahih Muslim]
Lihat: Waktu minta perlindungan kepada Allah
Ayat keempat:
{وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي
الْعُقَدِ}
"dan dari kejahatan wanita-wanita
tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul"
1)
Praktek sihir adalah kekufuran.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى
مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ
السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ
وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا
تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ
وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ
وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ
اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ
أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ} [البقرة: 102]
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan
pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu
mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir),
hanya syaitan-syaitanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan
sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di
negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu)
kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan
(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari
kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara
seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi
mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan
mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa
yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau
mereka mengetahui.
[Al-Baqarah: 102]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"اجْتَنِبُوْا السَّبْعَ المُوْبِقَاتِ،
قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ،
وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ،
وَأَكْلِ الرِّبَا، وَأَكْلِ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ،
وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ"
“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran!” Para
sahabat bertanya: “Apakah ketujuh perkara itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab:
“Yaitu syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali
dengan sebab yang dibenarkan oleh agama, makan riba, makan harta anak yatim,
lari dari peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dirinya dari
perbuatan dosa yang tidak memikirkan untuk melakukan dosa serta beriman kepada
Allah.” [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (24); Hukum sihir
2)
Minta perlindungan dari keburukan tukang sihir yang
merupakan sekutu setan.
Abu Bakr radhiyallahu 'anhu bertanya: Ya Rasulullah ajarkan aku beberapa
kalimat yang kuucapkan di waktu pagi dan sore? Rasulullah ﷺ menjawab: Bacalah ...
اللَّهُمَّ
فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ
شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ نَفْسِي وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِه ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي
سُوءًا ، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
" Ya Allah .. Pencipta langit dan bumi, Yang Mengetahui
urusan gaib dan nyata, Rab segala sesuatu dan Pemiliknya, Aku bersaksi bahwa
sesungguhnya tiada Ilah yang berhak disembah selain Engkau, Aku berlindung
pada-Mu dari kejahatan diriku, dan dari kejahatan syaitan dan sekutunya, dan
aku berlindung pada-Mu dari berbuat buruk pada diriku atau pada seorang
muslim" .
Bacalah ketika engkau di waktu pagi dan sore, dan ketika engkau
hendak tidur. [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Zikir pagi dan sore
Ayat kelima:
{وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ}
"dan dari kejahatan pendengki bila ia
dengki"
1)
Larangan sifat hasad.
Hasad yang tercelah adalah iri dengan
nikmat yang dimiliki seseorang dan berharap nikmat tersebut hilang dari orang
tersebut, baik nikmat itu pindah kepadanya atau tidak.
Az Zubair bin Al-'Awwam radhiyallahu ‘anhu
menceritakan padanya bahwa Nabi ﷺ bersabda:
"دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الأُمَمِ
قَبْلَكُمْ: الحَسَدُ وَالبَغْضَاءُ، هِيَ الحَالِقَةُ، لَا أَقُولُ تَحْلِقُ
الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا
الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَفَلَا
أُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثَبِّتُ ذَلِكَ لَكُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ
بَيْنَكُمْ" [سنن
الترمذي: حسن]
"Penyakit umat-umat sebelum kalian merayap mendatangi
kalian; hasad dan kebencian, itu memangkas. Aku tidak mengatakan memangkas
rambut tapi memangkas agama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian
tidak masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian
saling menyintai. Maukah kalian aku beritahu yang menguatkan hal itu pada
kalian?! Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian." [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ
الْإِيمَانُ وَالْحَسَدُ" [سنن النسائي: حسن]
"Tidak akan berkumpul di hati seorang hamba, keimanan
dan rasa dengki. [Sunan An-Nasa’iy: Hasan]
Lihat: Kitab Ilmu bab 15; Iri dalam ilmu dan hikmah
2)
Dampak buruk dari sifat hasad.
Diantaranya:
a)
Sebab hasad, syaithan
tidak mau tunduk pada perintah Allah, kemudian menggoda Nabi Adam sehingga
dikeluarkan dari surga.
Lihat: Sifat Iblis dan Syaitan dalam Al-Qur'an
b)
Sebab hasad, anak Adam
terbunuh oleh saudaranya sendiri.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاتْلُ
عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ
مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ} [المائدة : 27]
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan
Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka
diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari
yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!".
Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang
yang bertakwa".
[Al-Maidah: 27]
c)
Sebab hasad Nabi Yusuf
dibuang ke sumur oleh saudaranya.
Lihat: Kesabaran dan kejujuran Nabi Yusuf
d)
Sebab hasad orang kafir
tidak mau beriman.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَدَّ
كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ
كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ
الْحَقُّ} [البقرة
: 109]
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang
(timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. [Al-Baqarah: 109]
3)
Bagaimana terhindar dari keburukan orang yang hasad?
Lakukan amalan berikut ini:
1)
Tawakkal kepada Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَن
يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ} [الطلاق : 3]
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. [Ath-Thalaaq: 3]
2)
Bertakwa.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِن
تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا ۖ
وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ
بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ} [آل عمران : 120]
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati,
tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan
kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka
kerjakan. [Ali
'Imran: 120]
3)
Minta perlindungan kepada Allah ta’aalaa.
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
"كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُعَوِّذُ
الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا
إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ
شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ" [صحيح البخاري]
"Nabi ﷺ
biasa memohon perlindungan untuk Al-Hasan dan Al-Husain dengan
mengucapkan: 'Sesungguhnya ayah kalian
berdua (yaitu Nabi Ibrahim) pernah memohon perlindungan dengan kalimat-kalimat
ini untuk Ismail dan Ishaq: A'udzu bi
kalimatillahit tammati min kulli syaithanin wa hammatin wa min kulli 'ainin
lammatin' (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari
segala setan, binatang beracun, dan dari segala pandangan mata yang
jahat/hasad).'" [Shahih Bukhari]
4)
Tidak menceritakan nikmat kepada sembarang orang.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{قَالَ
يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ
إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ} [يوسف : 5]
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan
mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk
membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia".
[Yusuf: 5]
Ø Dari Mu'adz
bin Jabal radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"اسْتَعِينُوا عَلَى إِنْجَاحِ
الْحَوَائِجِ بِالْكِتْمَانِ لَهَا، فَإِنَّ كُلَّ ذِي نِعْمَةٍ مَحْسُودٍ" [المعجم الكبير للطبراني: صححه
الألباني]
"Mintalah pertolongan untuk mengabulkan hajat dengan
merahasiakannya, karena setiap orang yang memiliki nikmat akan didengki." [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya
Ath-Thabaraniy: Dishahihkan oleh syekh Albaniy]
5)
Tidak mempedulikan orang yang hasad.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{خُذِ
الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف : 199]
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. [Al-A'raaf: 199]
6)
Mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh keikhlasan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{قَالَ
فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ
الْمُخْلَصِينَ} [ص
: 82-83]
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan/menyakiti mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di
antara mereka.
[Shaad: 82-83]
7)
Bersabar terhadap gangguan orang yang hasad dan tidak
membalasnya dengan keburukan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{ذَٰلِكَ
وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنصُرَنَّهُ
اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ} [الحج : 60]
Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan
penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah
akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun. [Al-Hajj:
60]
Jika Allah berjanji menolong org yg
membalas dengan seimbang, lalu bagaimana dengan org yg bersabar dan tidak
membalas?!
8)
Berbuat baik kepada orang yang hasad.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَا
تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ} [فصلت : 34]
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan
itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara
dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. [Fushilat: 34]
9)
Selalu memperbarui taubat.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَا
أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ} [الشورى : 30]
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan
oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu). [Asy-Syuuraa: 30]
10) Mandi atau meminum air sisa orang yang
hasad.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi ﷺ bersabda:
"الْعَيْنُ حَقٌّ. وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ
سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فاغسلوا"
"Pengaruh ‘ain (mata yang dengki) itu benar adanya.
Seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, niscaya ‘ainlah yang bisa
mendahuluinya. Jika kalian diminta untuk mandi (karena dituduh melakukan ‘ain),
maka mandilah." [Shahih Muslim]
11) Membaca ruqyah.
‘Aisyah radhiyallahu 'anha, istri Nabi ﷺ berkata:
كَانَ إِذَا
اشْتَكَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ رَقَاهُ جِبْرِيلُ. قَالَ: "بِاسْمِ اللَّهِ
يُبْرِيكَ. وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
وَشَرِّ كُلِّ ذي عين". [صحيح مسلم]
"Jika Rasulullah ﷺ merasa sakit, Jibril membacakan ruqyah untuk beliau. Jibril
berkata: 'Bismillahi yubriika, wa min
kulli daa'in yasyfiika, wa min sharri haasidin idzaa hasad, wa sharri kulli
dzii ‘ain.' (Dengan nama Allah, Dia menyembuhkanmu, dari segala penyakit
yang mengobanimu, dari kejahatan pendengki ketika dia dengki, dan dari
kejahatan setiap pemilik ‘ain [mata yang jahat]).'" [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu
Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu;
أَنّ جِبْرِيلَ
أَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: يا محمد! اشتكيك؟ فَقَالَ «نَعَمْ» قَالَ: بِاسْمِ
اللَّهِ أَرْقِيكَ. مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ. مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ
عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ. بِاسْمِ اللَّهِ أرقيك. [صحيح مسلم]
Bahwa Jibril datang kepada Nabi ﷺ dan berkata: "Wahai Muhammad, apakah engkau mengeluh
(sakit)?" Beliau menjawab: "Ya." Jibril berkata: "Bismillahi arqiika, min kulli syai'in
yu'dziika, min sharri kulli nafsin aw ‘aini haasidin, Allahu yasyfiika,
bismillahi arqiika." (Dengan nama Allah, aku meruqyahmu, dari segala
sesuatu yang menyakitkanmu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata pendengki,
semoga Allah menyembuhkanmu. Dengan nama Allah, aku meruqyahmu.)" [Shahih
Muslim]
12) Memurnikan tauhid.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَإِن
يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ
بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ
وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [يونس : 107]
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka
tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki
kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan
kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Yunus: 107]
Ø Abdullah bin
'Abbas radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah ﷺ pada suatu hari, beliau bersabda:
"يَا غُلَامُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ
كَلِمَاتٍ؛ احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا
سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ
أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ، لَمْ
يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى
أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ
عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ"
"Hai 'nak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa
kalimat; jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau
menemui-Nya di hadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau
meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya
ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa
pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka
bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali
yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan
lembaran-lembaran telah kering (maksudnya takdir telah ditetapkan)".
Lihat: Syarah Arba’in hadits (19) Ibnu ‘Abbas; Jagalah Allah niscaya Ia menjagamu
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Tafsir surah Quraisy - Tafsir surah Al-Jinn - Tafsir Surah An-Naba’ - Tafsir surah Al-Kautsar - Tafsir surah Al-Lahab - Tafsir surah “Al-Kafirun”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...