Selasa, 19 Agustus 2025

Tafsir surah Al-Falaq

بسم الله الرحمن الرحيم

Surah Al-Falaq adalah salah satu surah Makkiyah yang turun sebelum Nabi ﷺ hijrah ke Madinah, surah ke-113 dalam urutan mushaf, terdiri dari lima ayat.

Dinamai juga surah “Al-Mu'awwidzah” (minta perlindungan).

Maksud utama dari surah ini:

Mengajak kepada tauhid (rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifaat), berserah hanya kepada Allah dan meminta perlindungan kepadaNya dari keburukan makhluk ciptaanNya.

Hubungan surah ini dengan surah sebelumnya “Al-Ikhlash”:

Surah sebelumnya menjelaskan hakikat tauhid, sedangkan dalam surah ini merupakan pengamalan terhadap tauhid dengan meminta perlindungan hanyak kepada Allah Yang Mencipta segala sesuatu.

Lihat: Tafsir surah Al-Ikhlash

Hubungan surah ini dengan surah setelahnya “An-Naas”:

Dalam surah ini kita diperintahkan untuk meminta perlindungan dari makhluk-makhluk lain yang bisa menyakiti kita.

Sedangkan surah setelahnya mengandung permohonan lindungan kepada Allah dari keburukan jiwa kita sendiri.

Lihat: Tafsir surah An-Naas

Sebab turunnya surah ini:

Zayd bin Arqam radhiyallahu 'anhu berkata: Seorang lelaki dari Yahudi menyihir Nabi , maka beliau mengeluh. Kemudian Jibril mendatanginya, dan beliau dituruni “Al-Mu’awwidzatain” (Al-Falaq dan An-Naas), seraya berkata:

"إِنَّ رَجُلًا مِنَ الْيَهُودِ سَحَرَكَ، وَالسِّحْرُ فِي بِئْرِ فُلَانٍ"

“Sesungguhnya seorang lelaki dari Yahudi telah menyihirmu, dan sihir itu ada di sumur si Fulan”

Maka beliau mengutus Ali kemudian datang membawa sihir tersebut, kemudian beliau memerintahkannya untuk membuka ikatan sihir tersebut dan membaca satu ayat.

Maka Ali membaca dan membuka sampai Nabi berdiri seolah-olah terlepas dari ikatan.

Dan Rasulullah tidak melakukan sesuatu pun pada orang Yahudi tersebut atas perbuatannya, dan tidak pula terliha rasa benci di wajahnya. [Al-Muntakhab min Musnad ‘Abdi bin Humaid: Sahih]

Keutamaan surah ini:

Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mengikuti Rasulullah saat ia berkendara, maka aku meletakkan tanganku pada kakinnya kemudian aku berkata: Ya Rasulallah, bacakanlah padaku baik itu surah Huud atau surah Yusuf!

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"يَا عُقْبَةُ بْنَ عَامِرٍ، إِنَّكَ لَنْ تَقْرَأَ سُورَةً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ، وَلَا أَبْلَغَ عِنْدَهُ مِنْ أَنْ تَقْرَأَ: {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ}، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا تَفُوتَكَ فِي صَلَاةٍ فَافْعَلْ" [صحيح ابن حبان]

“Wahai ‘Uqbah bin ‘Amir, sesungguhnya engkau tidak akan membaca surah yang paling dicintai oleh Allah dan paling sampai di sisi-Nya daripada engkau membaca surah Al-Falaq. Maka jika engkau mampu tidak terlewatkan membacanya dalam shalat maka lakukanlah”. [Sahih Ibnu Hibban]

Lihat: Keutamaan surah Al-Falaq dan An-Naas

Ayat pertama:

{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ}

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh".

Makna "Al-Falaq":

a.       Yang tumbuh. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَىٰ ۖ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ} [الأنعام : 95]

Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? [Al-An'am: 95]

b.      Yang nampak (bercahaya). Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ} [الأنعام : 96]

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [Al-An'am: 96]

c.       Yang terbelah. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنِ اضْرِب بِّعَصَاكَ الْبَحْرَ ۖ فَانفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ} [الشعراء : 63]

Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. [Asy-Syu'araa: 63]

Ayat kedua:

{مِن شَرِّ مَا خَلَقَ}

"dari kejahatan makhluk-Nya"

1)      Allah ‘azza wajalla menakdirkan yang baik dan yang buruk sebagai ujian.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ} [الأنبياء: 35]

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [Al-Anbiyaa':35]

2)      Keburukan tidak dinisbatkan kepada Allah subhanahu wa ta'aalaa, keburukan dinisbatkan kepada makhluk karena mereka yang melakukannya secara langsung.

Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah apabila memulai shalat beliau bertakbir kemudian mengucapkan (do’a iftitah):

" ... لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ ... " [صحيح مسلم]

" … Aku siap untuk menjalankan perintah-Mu dan taat kepada-Mu. Semua kebaikan ada di tangan-Mu dan kejelekan tidak kembali (disandarkan) kepada-Mu. ..." [Shahih Muslim]

Lihat: Cara menyikapi takdir baik dan buruk

3)      Minta perlindungan dari segala keburukan.

Rasulullah mengajarkan do'a ini kepada Aisyah ...

اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآَجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ، وَمَا لَمْ أَعْلَمْ . اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ . اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ تَقْضِيهِ لِي خَيْرًا

"Ya Allah .. sesungguhnya aku meminta kepada-Mu seluruh kebaikan sekarang ini dan yang akan datang, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari seluruh keburukan sekarang ini dan yang akan datang, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui. Ya Allah .. sesungguhnya aku meminta kepada-Mu kebaikan yang diminta hamba-Mu dan nabi-Mu Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang dijauhkan dari hamba-Mu dan nabi-Mu Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam. Ya Allah .. aku meminta kepada-Mu surga dan apa yang bisa mendekatkanku kepadanya dari perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang bisa mendekatkanku kepadanya dari perkataan dan perbuatan, dan aku meminta kepadamu agar Engkau jadikan semua takdir yang Engkau tetapkan adalah baik untukku. [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Isti’adzah; Minta perlindungan hanya kepada Allah

Ayat ketiga:

{وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ}

"dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita"

1.      Setan dan keburukan bertebaran di malam hari

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

"إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ، فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ؛ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَحُلُّوهُمْ، فَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا، وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ" [صحيح البخاري ومسلم]

"Ketika awal malam tiba atau saat kalian memasuki waktu petang, tahanlah anak-anak kecil kalian (di dalam rumah), karena setan-setan berkeliaran pada waktu itu. Jika telah berlalu sesaat dari malam, lepaskanlah mereka. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah, karena setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Ikatlah tempat air kalian dan sebutlah nama Allah, tutuplah wadah-wadah makanan kalian dan sebutlah nama Allah, meskipun hanya dengan meletakkan sesuatu di atasnya. Dan matikanlah lampu-lampu kalian." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain:

"غَطُّوا الْإِنَاءَ. وَأَوْكُوا السِّقَاءَ. فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ. لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ، أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ، إِلَّا نزل فيه من ذلك الوباء" [صحيح مسلم]

"Tutuplah bejana, ikatlah tempat air (kantong air), karena sesungguhnya pada suatu malam dalam setahun, wabah akan turun. Tidaklah wabah itu melewati bejana yang tidak tertutup atau tempat air yang tidak diikat, melainkan akan masuk ke dalamnya sebagian dari wabah tersebut." [Shahih Muslim]

2.      Perintah berzikir di waktu pagi dan petang.

Allah subhanahu wata'alaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا . وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا}

"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang". [Al-Ahzaab: 41-42]

{وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا}

"Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya." [Thaha:130]

Lihat: Perintah berzikir di waktu pagi dan petang

3.      Minta perlindungan di waktu pagi dan sore hari.

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Apabila sore hari, Rasulullah mengucapkan do'a yang berbunyi:

"أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ"

"Kami memasuki sore hari dan pada sore ini jagad raya tetap milik Allah. Segala puji bagi Allah tiada Tuhan selain Allah, Dialah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah semua kekuasaan dan pujian, dan Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dari kebaikan malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang ada pada malam ini dan kejahatan sesudahnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan, keburukan di masa tua. Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka dan adzab di dalam kubur".

Apabila pagi hari, Rasulullah juga mengucapkan doa tersebut dengan diganti bagian pertamanya menjadi …

"أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ ... "

"Kami memasuki pagi hari dan pada pagi hari ini jagad raya dan seisinya tetap menjadi milik Allah". [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Seorang lelaki datang kepada Rasulullah dan berkata: Ya Rasulullah semalam kalajengking menggigitku.

Rasulullah bersabda: Seandainya enkau membaca ketika sore ...

"أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَق"

"Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala kejahatan yang diciptakan"

Maka kalajengking itu tidak akan menyakitimu. [Sahih Muslim]

Lihat: Waktu minta perlindungan kepada Allah

Ayat keempat:

{وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ}

"dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul"

1)      Praktek sihir adalah kekufuran.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ} [البقرة: 102]

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. [Al-Baqarah: 102]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"اجْتَنِبُوْا السَّبْعَ المُوْبِقَاتِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ، وَأَكْلِ الرِّبَا، وَأَكْلِ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ"

“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran!” Para sahabat bertanya: “Apakah ketujuh perkara itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Yaitu syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan oleh agama, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dirinya dari perbuatan dosa yang tidak memikirkan untuk melakukan dosa serta beriman kepada Allah.” [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (24); Hukum sihir

2)      Minta perlindungan dari keburukan tukang sihir yang merupakan sekutu setan.

Abu Bakr radhiyallahu 'anhu bertanya: Ya Rasulullah ajarkan aku beberapa kalimat yang kuucapkan di waktu pagi dan sore? Rasulullah menjawab: Bacalah ...

اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِه ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا ، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

" Ya Allah .. Pencipta langit dan bumi, Yang Mengetahui urusan gaib dan nyata, Rab segala sesuatu dan Pemiliknya, Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Ilah yang berhak disembah selain Engkau, Aku berlindung pada-Mu dari kejahatan diriku, dan dari kejahatan syaitan dan sekutunya, dan aku berlindung pada-Mu dari berbuat buruk pada diriku atau pada seorang muslim" .

Bacalah ketika engkau di waktu pagi dan sore, dan ketika engkau hendak tidur. [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Zikir pagi dan sore

Ayat kelima:

{وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ}

"dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki"

1)      Larangan sifat hasad.

Hasad yang tercelah adalah iri dengan nikmat yang dimiliki seseorang dan berharap nikmat tersebut hilang dari orang tersebut, baik nikmat itu pindah kepadanya atau tidak.

Az Zubair bin Al-'Awwam radhiyallahu ‘anhu menceritakan padanya bahwa Nabi bersabda:

"دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الأُمَمِ قَبْلَكُمْ: الحَسَدُ وَالبَغْضَاءُ، هِيَ الحَالِقَةُ، لَا أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثَبِّتُ ذَلِكَ لَكُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ" [سنن الترمذي: حسن]

"Penyakit umat-umat sebelum kalian merayap mendatangi kalian; hasad dan kebencian, itu memangkas. Aku tidak mengatakan memangkas rambut tapi memangkas agama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian saling menyintai. Maukah kalian aku beritahu yang menguatkan hal itu pada kalian?! Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

"لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ الْإِيمَانُ وَالْحَسَدُ" [سنن النسائي: حسن]

"Tidak akan berkumpul di hati seorang hamba, keimanan dan rasa dengki. [Sunan An-Nasa’iy: Hasan]

Lihat: Kitab Ilmu bab 15; Iri dalam ilmu dan hikmah

2)      Dampak buruk dari sifat hasad.

Diantaranya:

a)      Sebab hasad, syaithan tidak mau tunduk pada perintah Allah, kemudian menggoda Nabi Adam sehingga dikeluarkan dari surga.

Lihat: Sifat Iblis dan Syaitan dalam Al-Qur'an

b)      Sebab hasad, anak Adam terbunuh oleh saudaranya sendiri.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ} [المائدة : 27]

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". [Al-Maidah: 27]

c)       Sebab hasad Nabi Yusuf dibuang ke sumur oleh saudaranya.

Lihat: Kesabaran dan kejujuran Nabi Yusuf

d)      Sebab hasad orang kafir tidak mau beriman.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ} [البقرة : 109]

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. [Al-Baqarah: 109]

3)      Bagaimana terhindar dari keburukan orang yang hasad?

Lakukan amalan berikut ini:

1)      Tawakkal kepada Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ} [الطلاق : 3]

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. [Ath-Thalaaq: 3]

2)      Bertakwa.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا ۖ وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ} [آل عمران : 120]

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. [Ali 'Imran: 120]

3)      Minta perlindungan kepada Allah ta’aalaa.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: 

"كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ" [صحيح البخاري]

"Nabi biasa memohon perlindungan untuk Al-Hasan dan Al-Husain dengan mengucapkan:  'Sesungguhnya ayah kalian berdua (yaitu Nabi Ibrahim) pernah memohon perlindungan dengan kalimat-kalimat ini untuk Ismail dan Ishaq:  A'udzu bi kalimatillahit tammati min kulli syaithanin wa hammatin wa min kulli 'ainin lammatin' (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala setan, binatang beracun, dan dari segala pandangan mata yang jahat/hasad).'" [Shahih Bukhari]

4)      Tidak menceritakan nikmat kepada sembarang orang.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ} [يوسف : 5]

Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia". [Yusuf: 5]

Ø  Dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"اسْتَعِينُوا عَلَى إِنْجَاحِ الْحَوَائِجِ بِالْكِتْمَانِ لَهَا، فَإِنَّ كُلَّ ذِي نِعْمَةٍ مَحْسُودٍ" [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]

"Mintalah pertolongan untuk mengabulkan hajat dengan merahasiakannya, karena setiap orang yang memiliki nikmat akan didengki." [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Dishahihkan oleh syekh Albaniy]

5)      Tidak mempedulikan orang yang hasad.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف : 199]

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. [Al-A'raaf: 199]

6)      Mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh keikhlasan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ} [ص : 82-83]

Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan/menyakiti mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. [Shaad: 82-83]

7)      Bersabar terhadap gangguan orang yang hasad dan tidak membalasnya dengan keburukan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{ذَٰلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنصُرَنَّهُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ} [الحج : 60]

Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. [Al-Hajj: 60]

Jika Allah berjanji menolong org yg membalas dengan seimbang, lalu bagaimana dengan org yg bersabar dan tidak membalas?!

8)      Berbuat baik kepada orang yang hasad.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ} [فصلت : 34]

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. [Fushilat: 34]

9)      Selalu memperbarui taubat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ} [الشورى : 30]

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). [Asy-Syuuraa: 30]

10)  Mandi atau meminum air sisa orang yang hasad.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi bersabda:

"الْعَيْنُ حَقٌّ. وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فاغسلوا"

"Pengaruh ‘ain (mata yang dengki) itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, niscaya ‘ainlah yang bisa mendahuluinya. Jika kalian diminta untuk mandi (karena dituduh melakukan ‘ain), maka mandilah." [Shahih Muslim]

11)  Membaca ruqyah.

Aisyah radhiyallahu 'anha, istri Nabi berkata: 

كَانَ إِذَا اشْتَكَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ رَقَاهُ جِبْرِيلُ. قَالَ: "بِاسْمِ اللَّهِ يُبْرِيكَ. وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ. وَشَرِّ كُلِّ ذي عين". [صحيح مسلم]

"Jika Rasulullah merasa sakit, Jibril membacakan ruqyah untuk beliau. Jibril berkata:  'Bismillahi yubriika, wa min kulli daa'in yasyfiika, wa min sharri haasidin idzaa hasad, wa sharri kulli dzii ‘ain.' (Dengan nama Allah, Dia menyembuhkanmu, dari segala penyakit yang mengobanimu, dari kejahatan pendengki ketika dia dengki, dan dari kejahatan setiap pemilik ‘ain [mata yang jahat]).'" [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu;

أَنّ جِبْرِيلَ أَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: يا محمد! اشتكيك؟ فَقَالَ «نَعَمْ» قَالَ: بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ. مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ. مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ. بِاسْمِ اللَّهِ أرقيك. [صحيح مسلم]

Bahwa Jibril datang kepada Nabi dan berkata: "Wahai Muhammad, apakah engkau mengeluh (sakit)?" Beliau menjawab: "Ya." Jibril berkata:  "Bismillahi arqiika, min kulli syai'in yu'dziika, min sharri kulli nafsin aw ‘aini haasidin, Allahu yasyfiika, bismillahi arqiika." (Dengan nama Allah, aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitkanmu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata pendengki, semoga Allah menyembuhkanmu. Dengan nama Allah, aku meruqyahmu.)" [Shahih Muslim]

12)  Memurnikan tauhid.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [يونس : 107]

Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Yunus: 107]

Ø  Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah pada suatu hari, beliau bersabda:

"يَا غُلَامُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ؛ احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ، لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ"

"Hai 'nak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya di hadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering (maksudnya takdir telah ditetapkan)".

Lihat: Syarah Arba’in hadits (19) Ibnu ‘Abbas; Jagalah Allah niscaya Ia menjagamu

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Tafsir surah Quraisy - Tafsir surah Al-Jinn - Tafsir Surah An-Naba’ - Tafsir surah Al-Kautsar - Tafsir surah Al-Lahab - Tafsir surah “Al-Kafirun”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...