Kamis, 01 April 2021

Syarah Arba’in hadits (40) Ibnu Umar; Hidup di dunia hanya sementara

 بسم الله الرحمن الريحم

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memegang pundakku dan bersabda: “Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara."

Dan Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata; 'Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.' [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy]

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada postingan terdahulu: https://umar-arrahimy.blogspot.com/2020/01/hadits-ibnu-umar-hidup-di-dunia-sebagai.html

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Kehidupan dunia hanya sementara.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ} [العنكبوت: 64]

Dan tiadalah kehidupan dunia Ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. [Al-'Ankabuut:64]

Maksudnya: Kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal, janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat.

Ø  Abdullah bin Amru radhiyallahu 'anhuma berkata:

مَرَّ بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أُطَيِّنُ حَائِطًا لِي أَنَا وَأُمِّي، فَقَالَ: «مَا هَذَا يَا عَبْدَ اللَّهِ؟» فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ شَيْءٌ أُصْلِحُهُ، فَقَالَ: «الْأَمْرُ أَسْرَعُ مِنْ ذَلِكَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Ketika aku dan ibuku membangun tembok milikku, Rasulullah melewati kami. Beliau lalu bertanya, "Wahai Abdullah, apa ini?"

Aku menjawab, "Sesuatu yang sedang aku perbaiki."

Beliau bersabda, "Kematian lebih cepat datang dari rusaknya banguan itu." [Sunan Abi Daud: Shahih]

2.      Kenikmatan dunia hanya sedikit.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ} [التوبة: 38]

Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia Ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. [At-Taubah:38]

Ø  Dari Mustaurid radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ - السَّبَّابَة - فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ» [صحيح مسلم]

“Demi Allah, tiadalah dunia ini jika dibandingkan dengan akhirat kecuali ibarat seseorang dari kalian memasukkan telunjuknya ke dalam laut maka perhatikanlah berapa banyak air yang tersisa (di telunjuknya)?” [Sahih Muslim]

3.      Beramal di dunia untuk bekal di akhirat.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18) وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} [الحشر: 18، 19]

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. [Al-Hasyr: 18-19]

Ø  Dari Ubay bin Ka'b radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" مَنْ عَمِلَ مِنْهُمْ بِعَمَلِ الْآخِرَةِ لِلدُّنْيَا، فَلَيْسَ لَهُ فِي الْآخِرَةِ نَصِيبٌ " [مسند أحمد: صحيح]

"Barangsiapa di antara mereka mengerjakan amalan akhirat untuk keduniaan, maka di akhirat dia tidak akan mendapatkan bagian." [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Hadits Abu Barzah; 4 pertanggung-jawaban di hadapan Allah

4.      Jangan terlena dengan kenikmatan dunia.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{فَأَمَّا مَنْ طَغَى (37) وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (38) فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى} [النازعات: 37 - 39]

Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). [An-Naazi'aat: 37-39]

Ø  Dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ»

"Sesungguhnya dunia ini adalah kenikmatan yang menggiurkan, dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu khalifah (penghuni) di dalamnya, kemudian meperhatikan bagaimana kalian menjalaninya. Maka hati-hatilah dengan dunia, dan hati-hatilah dengan wanita, karena sesungguhnya cobaan pertama yang menimpa kaum Bani Israil adalah cobaan wanita." [Sahih Muslim]

5.      Jangan menunda-nunda kebaikan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ} [آل عمران : 133]

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. [Ali 'Imran: 133]

Ø  Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«التُّؤَدَةُ فِي كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا فِي عَمَلِ الْآخِرَةِ»

"Perlahan (tidak tergesa-gesa) dalam segala sesuatu itu baik, kecuali dalam beramal untuk akhirat." [Sunan Abi Daud: Shahih]

6.      Pergunakan kesehatan dan kesempatan dengan sebaik-baiknya.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:

" إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمُ اثْنَتَيْنِ: اتِّبَاعُ الْهَوَى، وَطُولُ الْأَمَلِ، فَأَمَّا اتِّبَاعُ الْهَوَى فَيَصُدُّ عَنِ الْحَقِّ، وَأَمَّا طُولُ الْأَمَلِ فَيُنْسِي الْآخِرَةَ، وَارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ، وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابٌ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ " [الزهد للمعافى بن عمران الموصلي]

“Sesungguhnya diantara yang aku khawatirkan pada kalian adalah dua hal: Mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu maka itu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan panjang angan-angan akan melupakan akhirat. Dunia pergi menjauh dan akhirat datang mendekat, dan masing-masing keduanya punya pengikut, maka jadilah pengikut akhirat dan janganlah menjadi pengikut dunia, hari ini adalah waktu beramal dan tidak ada perhitungan, sedangkan besok (di akhirat) adalah perhitungan dan tidak ada lagi waktu beramal”. [Az-Zuhd karya Al-Mu’afaa]

Lihat: Sikap seorang mukmin menghadapi wabah penyakit menular (covid-19)

7.      Senantiasa mengingat kematian.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ} [لقمان: 34]

Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. [Luqman:34]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ» [سنن الترمذي: هذا حديث حسن]

"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kenikmatan", yaitu kematian. [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]

Lihat: Sudah siapkah kita mati?

8.      Jangan sampai menyesal.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ ۚ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ وَأَنَّىٰ لَهُ الذِّكْرَىٰ (23) يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي} [الفجر: 23-24]

Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". [Al-Fajr: 23-24]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَا يَذْكُرُونَ فِيهِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، وَيُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِنْ دَخَلُوا الْجَنَّةَ لِلثَّوَابِ» [مسند أحمد: صحيح]

"Tidaklah suatu kaum duduk dalam satu majlis tampa berzikir mengingat Allah dan bershalawat untuk Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam, kecuali akan menjadi penyesalan bagi mereka di hari kiamat sekalipun mereka sudah masuk surga karena pahalanya". [Musnad Ahmad: Sahih]

Ø  Dari Abu Dzar radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meriwayatkan dari Allah dalam sebuah hadits qudsi:

«يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» [صحيح مسلم]

"Wahai hamba-Ku .. semuanya hanyalah amalanmu, aku hitung untukmu kemudian aku berikan balasannya, barangsiapa yang mendapatkan kebaikan maka bersyukurlah kepada Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain kebaikan maka jangan sesali kecuali dirimu sendiri". [Sahih Muslim]

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (39) Ibnu ‘Abbas; Allah memaafkan 3 perkara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...