بسم الله الرحمن الرحيم
Surah Al-Ma'un adalah surah yang
ke-107 dalam susunan Al-Qur’an, terdiri dari tujuh ayat. Ia termasuk surah
Makkiyah, ada juga yang mengatakan bahwa akhir surah ini adalah Madaniyah.
بسم الله الرحمن الرحيم
Surah Al-Ma'un adalah surah yang
ke-107 dalam susunan Al-Qur’an, terdiri dari tujuh ayat. Ia termasuk surah
Makkiyah, ada juga yang mengatakan bahwa akhir surah ini adalah Madaniyah.
بسم
الله الرحمن الرحيم
Kitab Al-I’tisham dalam Shahih
Bukhari terdiri dari 28 judul bab:
Kitab: “Berpegang tuguh terhadap
Al-Qur’an dan As-Sunnah”
بسم
الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَاب: قَوْلِ
اللَّهِ تَعَالَى: ﴿وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ﴾ [الشورى: ٣٨] ﴿وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ﴾ [آل عمران: ١٥٩]، وَأَنَّ الْمُشَاوَرَةَ قَبْلَ
الْعَزْمِ وَالتَّبَيُّنِ، لِقَوْلِهِ: ﴿فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ﴾ [آل
عمران: ١٥٩]،
فَإِذَا عَزَمَ الرَّسُولُ ﷺ لَمْ يَكُنْ لِبَشَرٍ التَّقَدُّمُ عَلَى اللَّهِ
وَرَسُولِهِ.
Bab: Firman Allah ta'aalaa {Sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarah antara mereka} [Asy-Syura: 38] {Dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu} [Ali Imran:159]. Dan
bahwasanya musyawarahitu sebelummembuatkan tekad dan mendapat kejelasan, karena
firmanNya: {Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah} [Ali Imran:159] Ketika Rasul ﷺ sudah membulatkan tekad maka tidak
boleh bagi manusia untuk mendahului keputusan Allah dan RasulNya.
Dalam bab ini Imam Bukhari
menjelaskan tentang pentingnya musyawarah dalam perkara yang tidak ada dalil
pastinya dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
بسم
الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"بَابُ
نَهْيِ النَّبِيِّ ﷺ عَلَى التَّحْرِيمِ إِلَّا مَا تُعْرَفُ إِبَاحَتُهُ،
وَكَذَلِكَ أَمْرُهُ"
Bab: Larangan Nabi ﷺ menunjukkan haram kecuali yang diketahui kebolehannya, begitu pula dengan perintahnya
Dalam bab ini imam Bukhari
menjelaskannbahwa hukum asal pada larangan adalah haram, sampai ada dalil yang
menunjukkan bahwa larangan tersebut hanya makruh atau tanziih (sebaiknya
ditinggalkan).
Begitu pula pada perintah hukum
asalnya adalah wajib sampai ada dalil yang menunjukkan bahwa perintah itu bukan
wajib.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ
لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا، مَنْ أَحْصَاهَا
دَخَلَ الجَنَّةَ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan
nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang menguasainya, ia akan masuk surga." [Shahih Bukhari dan Muslim]
بسم
الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ
كَرَاهِيَةِ الْخِلَافِ
Bab: Dibencinya perselisihan
Dalam bab ini Imam Bukhari menjelaskan buruknya perselisihan
dengan meriwayatkan dua hadits dari Jundub bin Abdillah dan Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhum.
Bab ini juga menunjukkan bahwa Imam Bukhari rahimahullah melemahkan hadits:
بسم الله الرحمن الرحيم
Diriwayatkan oleh imam Muslim rahimahullah dalam
kitabnya “Ash-Shahih”, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma;
بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
باب: قول النبي ﷺ:
"لَا تَسْأَلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ عَنْ شَيْءٍ"
Bab: Sabda Nabi ﷺ: “Janganlah kalian bertanya tentang
sesuatu pada Ahlul Kitab”
Judul bab ini adalah penghalang
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam “Al-Musnad” 22/468
no.14631:
Surah An-Nash adalah surah yang
ke-110 dalam urutan Al-Qur'an, terdiri dari tiga ayat. Surah ini adalah yang
terakhir turun keseluruhan kepada Nabi ﷺ.
بسم
الله الرحمن الرحيم
Tujuan Umum:
Memahami konsep, prinsip, dan model
pendampingan (tarbiyah/isyraf) bagi peserta didik yang berlandaskan pada
nilai-nilai dan hukum Islam (Syari'at), untuk membentuk generasi yang beriman,
berilmu, dan berakhlak mulia.
Bagian 1: Landasan
Filosofis dan Teologis
· 1.1. Hakikat Manusia
dalam Islam:
a · Manusia sebagai
'abdullah (hamba Allah) yang wajib beribadah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات : 56]
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. [Adz-Dzariyat: 56]
b · Manusia sebagai
khalifah fil ardh (pemimpin di bumi) yang memakmurkan.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً} [البقرة : 30]
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". [Al-Baqarah: 30]
c · Fitrah manusia:
Potensi baik yang harus dijaga dan dikembangkan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ
عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، وَيُنَصِّرَانِهِ، أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً، هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا
مِنْ جَدْعَاءَ؟. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ رضي
الله عنه: ﴿فِطْرَتَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا
تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ﴾"
"Tidak ada seorang anak yang dilahirkan kecuali dalam
keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani,
atau Majusi, sebagaimana hewan yang melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna.
Apakah kalian merasa hewan itu ada yang terpotong hidungnya? Kemudian Abu
Hurairah membaca firman Allah: {(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
Itulah agama yang lurus} [Ar-Rum: 30]" [Shahih Bukhari]
Lihat: Mengenal agama yang Hanif
d · Konsep nafs (amarah, lawwamah,
muthmainnah) dan implikasinya dalam pendampingan.
· 1.2. Tujuan Pendidikan
dalam Islam (Maqashid at-Tarbiyah):
a · Membentuk manusia
yang bertakwa (muttaqin).
b · Mengembangkan
potensi akal, jasmani, dan ruhani secara seimbang.
c · Mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat (hasanah fid-dunya wa hasanah fil-akhirah).
Lihat: Peran Ilmu Agama Untuk Kebaikan Bernegara
Bagian 2:
Prinsip-Prinsip Dasar Pendampingan Syar'i
·
2.1. Prinsip Rabbaniyyah (Ketuhanan):
· Segala proses
pendampingan berorientasi kepada Allah subhanahu wata'aalaa dan berdasarkan syariat-Nya.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُلْ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(162) لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ} [الأنعام : 162-163]
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". [Al-An'am: 162-163]
·
2.2. Prinsip Tawazun (Keseimbangan):
· Menyeimbangkan
aspek spiritual (ruhani), intelektual ('aqli), fisik (jasadi), dan sosial
(ijtima'i).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَابْتَغِ
فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ
الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ} [القصص : 77]
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [Al-Qashash: 77]
·
2.3. Prinsip Syumuliyyah (Menyeluruh):
· Pendampingan
mencakup seluruh aspek kehidupan peserta didik.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَنَزَّلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ
لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل
: 89]
Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl: 89]
·
2.4. Prinsip Murunah (Fleksibilitas) dan Tadarruj (Bertahap):
· Menyesuaikan metode
dengan konteks, zaman, dan karakter individu (ta'sil wa mu'ashorah).
· Mengikuti tahapan
perkembangan usia (marhalah 'umriyah) dan kemampuan peserta didik.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَكِنْ
كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ
تَدْرُسُونَ} [آل
عمران: 79]
Akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi
orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya”. [Ali 'Imran:79]
Ø Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata -ketika menafsirkan firman
Allah-: {Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani}
"كُونُوا حُكَمَاءَ فُقَهَاءَ"
"Jadilah kalian orang-orang yang bijaksana dan
berilmu".
Ø Imam Bukhari
rahimahullah berkata:
" وَيُقَالُ: الرَّبَّانِيُّ الَّذِي
يُرَبِّي النَّاسَ بِصِغَارِ العِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ "
"Dan dikatakan: Ar-Rabbaniy orang yang mendidik manusia
dengan ilmu yang ringan sebelum ilmu yang berat”.
Lihat: Kitab Ilmu bab 10; Berilmu sebelum berucap dan beramal
·
2.5. Prinsip Uswwah Hasanah (Keteladanan):
· Pendamping
(murabbi/guru) harus menjadi contoh nyata dari nilai-nilai yang diajarkan.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لَّقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب : 21]
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzaab: 21]
Bagian 3: Model dan
Teknik Pendampingan Berbasis Syari'at
· 3.1. Pendampingan
Spiritual dan Akhlak (Tarbiyah Ruhiyah wa Khuluqiyah):
· Materi:
Aqidah yang lurus, ibadah yang benar, adab sehari-hari, kejujuran, amanah.
· Teknik:
a · Mau'izhah Hasanah
(Nasihat yang baik).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{ادْعُ
إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ
ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ} [النحل : 125]
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [An-Nahl: 125]
b · Qashshah (Kisah) –
Meneladani kisah dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لَقَدْ
كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا
يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ
وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [يوسف : 111]
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman. [Yusuf:
111]
Lihat: Kesabaran dan kejujuran Nabi Yusuf - Kisah islamnya Abu Dzar
c · Riyadhah an-Nafs
(Melatih jiwa) melalui puasa sunnah, dzikir, dan shalat malam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia
berkata: Rasulullah ﷺ
bersabda: Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala berfirman (dalam sebuah
hadits qudsi):
"مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ
آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ
مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ
بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي
يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ
بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ،
وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا
فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ؛ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا
أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ"
"Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku akan
memeranginya, dan tidak ada ibadah yang dipersembahkan hamba-Ku yang paling Aku
cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan tidaklah hamba-Ku
senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai Aku
mencintainya. Dan jika Aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia
pakai mendengar, penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai
memegang, dan kaki yang ia pakai berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku akan
Aku berikan, dan jika ia minta perlindungan dari-Ku akan Aku lindungi, dan Aku
tidak pernah ragu melakukan sesuatu seperti keraguan-Ku mencabut jiwa seorang
mu'min, ia tidak suka mati dan Aku tidak suka menyakitinya". [Shahih
Bukhari]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (38) Abu Hurairah; Sifat wali Allah
d · Hiwar (Dialog) yang
konstruktif seperti dialog Nabi Ibrahim 'alaihissalam dengan ayahnya.
Lihat: Bakti Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kepada orang tuanya
· 3.2. Pendampingan
Intelektual (Tarbiyah 'Aqliyah):
· Materi: Ilmu
syar'i (Al-Qur'an, Hadits, Fiqh) dan ilmu duniawi (sains, matematika) yang
dipandu dengan nilai tauhid.
· Teknik:
a · Tadabbur dan Tafakkur
(Merenung dan memikirkan ciptaan Allah).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَفَلَا
يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ
رُفِعَتْ (18) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19) وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ
سُطِحَتْ} [الغاشية
: 17-20]
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana
ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? [Al-Gasyiyah: 17-20]
Lihat: Metode dalam berpikir ilmiyah dan Islami
b · Hiwar 'Aqli (Dialog
logis) untuk melatih critical thinking.
Dari Ibnu Abu Mulaikah rahimahullah;
أَنَّ عَائِشَةَ
زَوْجَ النَّبِيِّ ﷺ كَانَتْ لاَ تَسْمَعُ شَيْئًا لاَ تَعْرِفُهُ، إِلَّا
رَاجَعَتْ فِيهِ حَتَّى تَعْرِفَهُ، وَأَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: «مَنْ حُوسِبَ
عُذِّبَ» قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى:
{فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا} [الانشقاق: 8] قَالَتْ: فَقَالَ: "إِنَّمَا
ذَلِكِ العَرْضُ، وَلَكِنْ: مَنْ نُوقِشَ الحِسَابَ يَهْلِكْ "
Bahwa Aisyah istri Nabi ﷺ tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali
menanyakannya kepada Nabi ﷺ
sampai dia mengerti, dan Nabi ﷺ
pernah bersabda, "Siapa yang dihisab berarti dia disiksa" Aisyah
berkata, maka aku bertanya kepada Nabi, "Bukankah Allah Ta'ala berfirman:
{Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan}?! Aisyah berkata, Maka Nabi ﷺ bersabda, "Sesungguhnya yang dimaksud itu adalah pemaparan
(amalan). Akan tetapi barangsiapa yang didebat (ditanyakan dengan detail)
hisabnya pasti celaka". [Shahih Bukhari]
c · Talqin wa Tikrar
(Pemberian materi dan pengulangan).
Dari Anas radiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ;
"أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَلَّمَ سَلَّمَ
ثَلاَثًا، وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلاَثًا"
"Bahwa Nabi ﷺ apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila
berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga kali”. [Shahih Bukhari]
Lihat: Kitab Ilmu bab 30; Orang yang mengulangi ucapan tiga kali agar dipahami
· 3.3. Pendampingan
Psikologis dan Emosional (Tarbiyah Nafsiyah):
· Materi:
Pengelolaan emosi (marah, sedih, senang), membangun resilience (ketangguhan),
dan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).
· Teknik:
a · Targhib wa Tarhib
(Memberi motivasi dan peringatan secara proporsional).
'Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
"عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ
الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ،
وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ
اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى
الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ
يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا"
“Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan
membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga.
Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan
dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena
kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan
menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara
kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Lihat: Hadits Ibnu Mas’ud; Jujurlah jangan berdusta
b · Musyarathah (Pemberian
reward/pujian) dan Mu'aqabah (konsekuensi yang mendidik).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{فَمَن
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
شَرًّا يَرَهُ} [الزلزلة
: 7-8]
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. [Az-Zalzalah: 7-8]
c · 'Ibrah (Memberikan
pelajaran dari sebuah peristiwa).
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
"لَا يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ
وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ"
"Seorang mukmin tidak akan disengat dua kali dari lubang
yang sama." [Shahih Bukhari dan Muslim]
· 3.4. Pendampingan Sosial
(Tarbiyah Ijtima'iyah):
· Materi: Adab
bergaul dengan orang tua, guru, teman, dan masyarakat luas; kepedulian sosial
(zakat, infak, sedekah); tanggung jawab.
· Teknik:
a ·
Uswah Hasanah (Keteladanan dalam bermuamalah).
Jarir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu berkata:
جاء ناس من
الأعراب إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، عليهم الصُّوفُ. فَرَأَى سُوءَ حَالِهِمْ قَدْ
أَصَابَتْهُمْ حَاجَةٌ. فحث الناس على الصدقة. فأبطؤا عنه، حتى رؤي ذلك في وجهه.
قال: ثم إن رجلا من الأنصار جاء بصرة من ورق، ثم جاء آخر، ثم تتابعوا حتى عرف السرور في وجهه. فقال رسول
الله ﷺ: "من سنّ في الإسلام سنّة حسنة، فعمل بها بعده، كتب له مثل أجر من عمل
بها. ولا يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ. وَمَنْ سَنَّ فِي الإسلام سنة سيئة،
فعمل بها بعده، كتب عليه مثل وزر من عمل بها، ولا ينقص من أوزارهم شيء"
Beberapa orang Arab Badui datang kepada Rasulullah ﷺ. Mereka memakai pakaian dari wol. Beliau melihat kondisi buruk
mereka—mereka telah ditimpa kesusahan. Lalu beliau mengajak orang-orang untuk
bersedekah. Namun mereka lambat meresponsnya, hingga hal itu terlihat pada raut
wajah beliau. Perawi berkata: Kemudian datang seorang laki-laki Anshar dengan
membawa sebungkah perak. Lalu datang yang lain. Kemudian orang-orang
berdatangan berturut-turut hingga tampaklah kegembiraan pada wajah beliau.
Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa
yang memulai suatu sunnah (perbuatan) yang baik dalam Islam, lalu diamalkan
setelahnya, maka dicatat baginya pahala seperti pahala orang yang
mengamalkannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang
memulai suatu sunnah (perbuatan) yang buruk dalam Islam, lalu diamalkan
setelahnya, maka dicatat baginya dosa seperti dosa orang yang mengamalkannya
tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun." [Shahih Muslim]
b ·
Ta'awun (Proyek kolaborasi/kerja bakti).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ} [المائدة : 2]
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [Al-Maidah: 2]
Ø Dari Abu
Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah ﷺ bersabda:
"الله في عون العبد ما كان العبد في عون
أخيه"
'Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut
menolong saudaranya sesama muslim.' [Shahih Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (36) Abu Hurairah; Pertolongan Allah untuk yang suka menolong
c ·
Siro/Field Trip (Wisata edukatif untuk mempelajari masyarakat).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَفَلَمْ
يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ
يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى
الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ} [الحج : 46]
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga
yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. [Al-Hajj: 46]
Bagian 4: Peran dan
Karakter Pendamping (Murabbi)
·
4.1. Karakter Ideal:
· Shidiq (Jujur),
Amanah (Dapat Dipercaya), Fathanah (Cerdas), Tabligh (Menyampaikan).
· Memiliki rahmah
(kasih sayang) dan sabar.
Lihat: Akhlak ulama dan penuntut ilmu
·
4.2. Tugas dan Tanggung Jawab:
· Sebagai pembimbing,
fasilitator, dan teladan.
· Memahami latar
belakang dan kebutuhan masing-masing peserta didik (ta'thiful fard).
· Membangun qudwah
(keteladanan) dalam setiap perkataan dan perbuatan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{أَتَأْمُرُونَ
النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ
أَفَلَا تَعْقِلُونَ} [البقرة: 44]
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang
kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab
(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? [Al-Baqarah:44]
Ø Dari Jundub
bin Abdillah Al-Azdiy radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ
النَّاسَ الْخَيْرَ ويَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ
ويَحْرِقُ نَفْسَهُ" [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]
“Perumpamaan orang berilmu yang mengajarkan kebaikan pada
manusia dan melupakan dirinya, seperti lampu yang menerangi untuk orang lain
tapi membakar dirinya sendiri”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir: Sahih]
Lihat: Mengamalkan ilmu yang dimiliki
Bagian 5: Evaluasi
dalam Pendampingan Syar'i
·
5.1. Prinsip Evaluasi:
· Berkelanjutan
(istimrari) dan komprehensif (syumul).
· Bertujuan untuk
perbaikan (ishlah), bukan untuk menghakimi.
·
5.2. Metode Evaluasi:
· Muhasabah (Evaluasi
Diri): Membimbing peserta didik untuk mengevaluasi diri sendiri.
· Muroqobah (Merasa
Diawasi Allah): Menanamkan kesadaran bahwa Allah Maha Melihat.
· Observasi Perilaku
(mulaahadzah).
· Portofolio
perkembangan ibadah dan akhlak.
Bagian 6: Tantangan dan
Solusi Kontemporer
· 6.1. Tantangan:
a · Pengaruh media
digital dan gadget.
b · Pergeseran nilai
dan budaya.
c · Gaya hidup
materialistik dan hedonistik.
· 6.2. Solusi Syar'i:
a · Pendampingan
literasi digital dengan filter iman.
b · Memperkuat shuhbah
(ikatan komunitas) yang positif.
Lihat: Peran semua pihak mengatasi pergaulan bebas remaja
c · Menanamkan zuhud
(tidak mencintai dunia berlebihan) dan qana'ah (merasa cukup).
Dari Abu Al-‘Abbas Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy radhiyallahu
‘anhuma berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku
suatu amalan yang jika aku kerjakan maka Allah dan manusia akan
mencintaiku."
Rasulullah ﷺ
bersabda:
"ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ
اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ"
"Berlaku zuhud-lah dalam urusan dunia niscaya kamu akan
dicintai Allah, dan zuhud-lah kamu terhadap apa yang dimiliki orang lain
niscaya kamu akan dicintai orang-orang." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (31) Sahl; Keutamaan zuhud
Penutup:
Pola pendampingan syar'i adalah
sebuah prosestarbiyah yang integratif, berorientasi pada pembentukan karakter
insan kamil (manusia sempurna) sesuai tuntunan Allah subhanahuwata'aalaa.
Keberhasilannya sangat bergantung pada kesungguhan, keikhlasan, dan keteladanan
dari sang pendamping.
Wallahu a'lam!
Referensi: Kisi-kisi ini dibuat oleh
AI Assistant (DeepSeek)
Lihat juga: Perumpamaan ilmu dari Allah - Semangat salaf menimba ilmu - Pentingnya mendidik anak sejak dini dengan Al-Qur'an