Jumat, 17 Oktober 2025

Tafsir surah "Al-Ma'un"

 بسم الله الرحمن الرحيم

Surah Al-Ma'un adalah surah yang ke-107 dalam susunan Al-Qur’an, terdiri dari tujuh ayat. Ia termasuk surah Makkiyah, ada juga yang mengatakan bahwa akhir surah ini adalah Madaniyah.

Sabtu, 27 September 2025

Daftar judul bab kitab Al-I’tisham bi Al-Kitab wa As-Sunnah dalam Shahih Bukhari

بسم الله الرحمن الرحيم

Kitab Al-I’tisham dalam Shahih Bukhari terdiri dari 28 judul bab:

Kitab: “Berpegang tuguh terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah”

Jumat, 26 September 2025

Kitab I’tisham, bab (28): Firman Allah ta'aalaa {Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka}

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

بَاب: قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ﴾ [الشورى: ٣٨] ﴿وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ﴾ [آل عمران: ١٥٩]، وَأَنَّ الْمُشَاوَرَةَ قَبْلَ الْعَزْمِ وَالتَّبَيُّنِ، لِقَوْلِهِ: ﴿فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ﴾ [آل عمران: ١٥٩]، فَإِذَا عَزَمَ الرَّسُولُ ﷺ لَمْ يَكُنْ لِبَشَرٍ التَّقَدُّمُ عَلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ.

Bab: Firman Allah ta'aalaa {Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka} [Asy-Syura: 38] {Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu} [Ali Imran:159]. Dan bahwasanya musyawarahitu sebelummembuatkan tekad dan mendapat kejelasan, karena firmanNya: {Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah} [Ali Imran:159] Ketika Rasul sudah membulatkan tekad maka tidak boleh bagi manusia untuk mendahului keputusan Allah dan RasulNya.

Dalam bab ini Imam Bukhari menjelaskan tentang pentingnya musyawarah dalam perkara yang tidak ada dalil pastinya dalam Al-Qur'an dan Sunnah.

Kamis, 25 September 2025

Kitab I’tisham, bab (27): Larangan Nabi ﷺ menunjukkan haram kecuali yang diketahui kebolehannya, begitu pula dengan perintahnya

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابُ نَهْيِ النَّبِيِّ ﷺ عَلَى التَّحْرِيمِ إِلَّا مَا تُعْرَفُ إِبَاحَتُهُ، وَكَذَلِكَ أَمْرُهُ"

Bab: Larangan Nabi ﷺ menunjukkan haram kecuali yang diketahui kebolehannya, begitu pula dengan perintahnya

Dalam bab ini imam Bukhari menjelaskannbahwa hukum asal pada larangan adalah haram, sampai ada dalil yang menunjukkan bahwa larangan tersebut hanya makruh atau tanziih (sebaiknya ditinggalkan).

Begitu pula pada perintah hukum asalnya adalah wajib sampai ada dalil yang menunjukkan bahwa perintah itu bukan wajib.

Rabu, 24 September 2025

Keagungan Asmaul Husna

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الجَنَّةَ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang menguasainya, ia akan masuk surga." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Selasa, 23 September 2025

Kitab I’tisham, bab (26): Dibencinya perselisihan

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

بَابُ كَرَاهِيَةِ الْخِلَافِ

Bab: Dibencinya perselisihan

Dalam bab ini Imam Bukhari menjelaskan buruknya perselisihan dengan meriwayatkan dua hadits dari Jundub bin Abdillah dan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum.

Bab ini juga menunjukkan bahwa Imam Bukhari rahimahullah melemahkan hadits:

Senin, 22 September 2025

Kisah Islamnya Dhimad Al-Azdiy

بسم الله الرحمن الرحيم

Diriwayatkan oleh imam Muslim rahimahullah dalam kitabnya “Ash-Shahih”, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma;

Minggu, 21 September 2025

Kitab I’tisham, bab (25): Sabda Nabi ﷺ: "Janganlah kalian bertanya tentang sesuatu pada Ahlul Kitab"

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

باب: قول النبي ﷺ: "لَا تَسْأَلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ عَنْ شَيْءٍ"

Bab: Sabda Nabi : “Janganlah kalian bertanya tentang sesuatu pada Ahlul Kitab”

Judul bab ini adalah penghalang hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam “Al-Musnad” 22/468 no.14631:

Rabu, 17 September 2025

Tafsir surah An-Nashr

Surah An-Nash adalah surah yang ke-110 dalam urutan Al-Qur'an, terdiri dari tiga ayat. Surah ini adalah yang terakhir turun keseluruhan kepada Nabi .

Minggu, 14 September 2025

Takwa dan Amanah Dakwah; Pondasi Etika Seorang Da'i

بسم الله الرحمن الرحيم

Apa yang Akan Kita Pelajari?

1.       Pengertian Takwa: Memahami Hakikat Takwa

Sabtu, 06 September 2025

Pola Pendampingan Peserta Didik Berdasarkan Tinjauan Syari'at

بسم الله الرحمن الرحيم

Tujuan Umum:

Memahami konsep, prinsip, dan model pendampingan (tarbiyah/isyraf) bagi peserta didik yang berlandaskan pada nilai-nilai dan hukum Islam (Syari'at), untuk membentuk generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.

Bagian 1: Landasan Filosofis dan Teologis

· 1.1. Hakikat Manusia dalam Islam:

 a · Manusia sebagai 'abdullah (hamba Allah) yang wajib beribadah.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات : 56]

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [Adz-Dzariyat: 56]

 b · Manusia sebagai khalifah fil ardh (pemimpin di bumi) yang memakmurkan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً} [البقرة : 30]

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". [Al-Baqarah: 30]

 c · Fitrah manusia: Potensi baik yang harus dijaga dan dikembangkan.

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu; Rasulullah bersabda:

"مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، وَيُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً، هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ رضي الله عنه: ﴿فِطْرَتَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ﴾"

"Tidak ada seorang anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi, sebagaimana hewan yang melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna. Apakah kalian merasa hewan itu ada yang terpotong hidungnya? Kemudian Abu Hurairah membaca firman Allah: {(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus} [Ar-Rum: 30]" [Shahih Bukhari]

Lihat: Mengenal agama yang Hanif

 d · Konsep nafs (amarah, lawwamah, muthmainnah) dan implikasinya dalam pendampingan.

· 1.2. Tujuan Pendidikan dalam Islam (Maqashid at-Tarbiyah):

 a · Membentuk manusia yang bertakwa (muttaqin).

 b · Mengembangkan potensi akal, jasmani, dan ruhani secara seimbang.

 c · Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (hasanah fid-dunya wa hasanah fil-akhirah).

Lihat: Peran Ilmu Agama Untuk Kebaikan Bernegara

Bagian 2: Prinsip-Prinsip Dasar Pendampingan Syar'i

· 2.1. Prinsip Rabbaniyyah (Ketuhanan):

  · Segala proses pendampingan berorientasi kepada Allah subhanahu wata'aalaa dan berdasarkan syariat-Nya.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ} [الأنعام : 162-163]

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". [Al-An'am: 162-163]

· 2.2. Prinsip Tawazun (Keseimbangan):

  · Menyeimbangkan aspek spiritual (ruhani), intelektual ('aqli), fisik (jasadi), dan sosial (ijtima'i).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ} [القصص : 77]

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [Al-Qashash: 77]

· 2.3. Prinsip Syumuliyyah (Menyeluruh):

  · Pendampingan mencakup seluruh aspek kehidupan peserta didik.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل : 89]

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl: 89]

· 2.4. Prinsip Murunah (Fleksibilitas) dan Tadarruj (Bertahap):

  · Menyesuaikan metode dengan konteks, zaman, dan karakter individu (ta'sil wa mu'ashorah).

  · Mengikuti tahapan perkembangan usia (marhalah 'umriyah) dan kemampuan peserta didik.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ} [آل عمران: 79]

Akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. [Ali 'Imran:79]

Ø  Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata -ketika menafsirkan firman Allah-: {Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani}

"كُونُوا حُكَمَاءَ فُقَهَاءَ"

"Jadilah kalian orang-orang yang bijaksana dan berilmu".

Ø  Imam Bukhari rahimahullah berkata:

" وَيُقَالُ: الرَّبَّانِيُّ الَّذِي يُرَبِّي النَّاسَ بِصِغَارِ العِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ "

"Dan dikatakan: Ar-Rabbaniy orang yang mendidik manusia dengan ilmu yang ringan sebelum ilmu yang berat”.

Lihat: Kitab Ilmu bab 10; Berilmu sebelum berucap dan beramal

· 2.5. Prinsip Uswwah Hasanah (Keteladanan):

  · Pendamping (murabbi/guru) harus menjadi contoh nyata dari nilai-nilai yang diajarkan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب : 21]

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzaab: 21]

Bagian 3: Model dan Teknik Pendampingan Berbasis Syari'at

· 3.1. Pendampingan Spiritual dan Akhlak (Tarbiyah Ruhiyah wa Khuluqiyah):

  · Materi: Aqidah yang lurus, ibadah yang benar, adab sehari-hari, kejujuran, amanah.

  · Teknik:

   a · Mau'izhah Hasanah (Nasihat yang baik).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ} [النحل : 125]

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [An-Nahl: 125]

   b · Qashshah (Kisah) – Meneladani kisah dalam Al-Qur'an dan Sunnah.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [يوسف : 111]

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. [Yusuf: 111]

Lihat: Kesabaran dan kejujuran Nabi Yusuf - Kisah islamnya Abu Dzar

  c · Riyadhah an-Nafs (Melatih jiwa) melalui puasa sunnah, dzikir, dan shalat malam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala berfirman (dalam sebuah hadits qudsi):

"مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ؛ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ"

"Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku akan memeranginya, dan tidak ada ibadah yang dipersembahkan hamba-Ku yang paling Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan tidaklah hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai Aku mencintainya. Dan jika Aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia pakai mendengar, penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai memegang, dan kaki yang ia pakai berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku akan Aku berikan, dan jika ia minta perlindungan dari-Ku akan Aku lindungi, dan Aku tidak pernah ragu melakukan sesuatu seperti keraguan-Ku mencabut jiwa seorang mu'min, ia tidak suka mati dan Aku tidak suka menyakitinya". [Shahih Bukhari]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (38) Abu Hurairah; Sifat wali Allah

   d · Hiwar (Dialog) yang konstruktif seperti dialog Nabi Ibrahim 'alaihissalam dengan ayahnya.

Lihat: Bakti Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kepada orang tuanya

· 3.2. Pendampingan Intelektual (Tarbiyah 'Aqliyah):

  · Materi: Ilmu syar'i (Al-Qur'an, Hadits, Fiqh) dan ilmu duniawi (sains, matematika) yang dipandu dengan nilai tauhid.

  · Teknik:

  a · Tadabbur dan Tafakkur (Merenung dan memikirkan ciptaan Allah).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19) وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ} [الغاشية : 17-20]

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? [Al-Gasyiyah: 17-20]

Lihat: Metode dalam berpikir ilmiyah dan Islami

  b · Hiwar 'Aqli (Dialog logis) untuk melatih critical thinking.

Dari Ibnu Abu Mulaikah rahimahullah;

أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ ﷺ كَانَتْ لاَ تَسْمَعُ شَيْئًا لاَ تَعْرِفُهُ، إِلَّا رَاجَعَتْ فِيهِ حَتَّى تَعْرِفَهُ، وَأَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: «مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ» قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: {فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا} [الانشقاق: 8] قَالَتْ: فَقَالَ: "إِنَّمَا ذَلِكِ العَرْضُ، وَلَكِنْ: مَنْ نُوقِشَ الحِسَابَ يَهْلِكْ "

Bahwa Aisyah istri Nabi tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali menanyakannya kepada Nabi sampai dia mengerti, dan Nabi pernah bersabda, "Siapa yang dihisab berarti dia disiksa" Aisyah berkata, maka aku bertanya kepada Nabi, "Bukankah Allah Ta'ala berfirman: {Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan}?! Aisyah berkata, Maka Nabi bersabda, "Sesungguhnya yang dimaksud itu adalah pemaparan (amalan). Akan tetapi barangsiapa yang didebat (ditanyakan dengan detail) hisabnya pasti celaka". [Shahih Bukhari]

Lihat: Kitab Ilmu bab 36; Orang yang mendengarkan sesuatu namun ia tidak memahaminya lalu ia mengkonfirmasinya lagi hingga paham

  c · Talqin wa Tikrar (Pemberian materi dan pengulangan).

Dari Anas radiyallahu 'anhu, dari Nabi ;

"أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَلَّمَ سَلَّمَ ثَلاَثًا، وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلاَثًا"

"Bahwa Nabi apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga kali”. [Shahih Bukhari]

Lihat: Kitab Ilmu bab 30; Orang yang mengulangi ucapan tiga kali agar dipahami

· 3.3. Pendampingan Psikologis dan Emosional (Tarbiyah Nafsiyah):

  · Materi: Pengelolaan emosi (marah, sedih, senang), membangun resilience (ketangguhan), dan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).

  · Teknik:

   a · Targhib wa Tarhib (Memberi motivasi dan peringatan secara proporsional).

'Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

"عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا"

“Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Hadits Ibnu Mas’ud; Jujurlah jangan berdusta

   b · Musyarathah (Pemberian reward/pujian) dan Mu'aqabah (konsekuensi yang mendidik).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ} [الزلزلة : 7-8]

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. [Az-Zalzalah: 7-8]

   c · 'Ibrah (Memberikan pelajaran dari sebuah peristiwa).

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu; Nabi bersabda:

"لَا يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ"

"Seorang mukmin tidak akan disengat dua kali dari lubang yang sama." [Shahih Bukhari dan Muslim]

· 3.4. Pendampingan Sosial (Tarbiyah Ijtima'iyah):

  · Materi: Adab bergaul dengan orang tua, guru, teman, dan masyarakat luas; kepedulian sosial (zakat, infak, sedekah); tanggung jawab.

  · Teknik:

   a · Uswah Hasanah (Keteladanan dalam bermuamalah).

Jarir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu berkata:

جاء ناس من الأعراب إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، عليهم الصُّوفُ. فَرَأَى سُوءَ حَالِهِمْ قَدْ أَصَابَتْهُمْ حَاجَةٌ. فحث الناس على الصدقة. فأبطؤا عنه، حتى رؤي ذلك في وجهه. قال: ثم إن رجلا من الأنصار جاء بصرة من ورق، ثم جاء آخر، ثم تتابعوا حتى عرف السرور في وجهه. فقال رسول الله ﷺ: "من سنّ في الإسلام سنّة حسنة، فعمل بها بعده، كتب له مثل أجر من عمل بها. ولا يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ. وَمَنْ سَنَّ فِي الإسلام سنة سيئة، فعمل بها بعده، كتب عليه مثل وزر من عمل بها، ولا ينقص من أوزارهم شيء"

Beberapa orang Arab Badui datang kepada Rasulullah . Mereka memakai pakaian dari wol. Beliau melihat kondisi buruk mereka—mereka telah ditimpa kesusahan. Lalu beliau mengajak orang-orang untuk bersedekah. Namun mereka lambat meresponsnya, hingga hal itu terlihat pada raut wajah beliau. Perawi berkata: Kemudian datang seorang laki-laki Anshar dengan membawa sebungkah perak. Lalu datang yang lain. Kemudian orang-orang berdatangan berturut-turut hingga tampaklah kegembiraan pada wajah beliau. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang memulai suatu sunnah (perbuatan) yang baik dalam Islam, lalu diamalkan setelahnya, maka dicatat baginya pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang memulai suatu sunnah (perbuatan) yang buruk dalam Islam, lalu diamalkan setelahnya, maka dicatat baginya dosa seperti dosa orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun." [Shahih Muslim]

   b · Ta'awun (Proyek kolaborasi/kerja bakti).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ} [المائدة : 2]

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [Al-Maidah: 2]

Ø  Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah bersabda:

"الله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه"

'Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim.' [Shahih Muslim]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (36) Abu Hurairah; Pertolongan Allah untuk yang suka menolong

   c · Siro/Field Trip (Wisata edukatif untuk mempelajari masyarakat).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ} [الحج : 46]

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. [Al-Hajj: 46]

Bagian 4: Peran dan Karakter Pendamping (Murabbi)

· 4.1. Karakter Ideal:

  · Shidiq (Jujur), Amanah (Dapat Dipercaya), Fathanah (Cerdas), Tabligh (Menyampaikan).

  · Memiliki rahmah (kasih sayang) dan sabar.

Lihat: Akhlak ulama dan penuntut ilmu

· 4.2. Tugas dan Tanggung Jawab:

  · Sebagai pembimbing, fasilitator, dan teladan.

  · Memahami latar belakang dan kebutuhan masing-masing peserta didik (ta'thiful fard).

  · Membangun qudwah (keteladanan) dalam setiap perkataan dan perbuatan.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ} [البقرة: 44]

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? [Al-Baqarah:44]

Ø  Dari Jundub bin Abdillah Al-Azdiy radiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ ويَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ ويَحْرِقُ نَفْسَهُ" [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]

“Perumpamaan orang berilmu yang mengajarkan kebaikan pada manusia dan melupakan dirinya, seperti lampu yang menerangi untuk orang lain tapi membakar dirinya sendiri”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir: Sahih]

Lihat: Mengamalkan ilmu yang dimiliki

Bagian 5: Evaluasi dalam Pendampingan Syar'i

· 5.1. Prinsip Evaluasi:

  · Berkelanjutan (istimrari) dan komprehensif (syumul).

  · Bertujuan untuk perbaikan (ishlah), bukan untuk menghakimi.

· 5.2. Metode Evaluasi:

  · Muhasabah (Evaluasi Diri): Membimbing peserta didik untuk mengevaluasi diri sendiri.

  · Muroqobah (Merasa Diawasi Allah): Menanamkan kesadaran bahwa Allah Maha Melihat.

  · Observasi Perilaku (mulaahadzah).

  · Portofolio perkembangan ibadah dan akhlak.

Lihat: Kitab Ilmu bab (5) Pemimpin yang melemparkan pertanyaan kepada para sahabatnya untuk mengetahui kadar ilmu mereka”

Bagian 6: Tantangan dan Solusi Kontemporer

· 6.1. Tantangan:

 a · Pengaruh media digital dan gadget.

 b · Pergeseran nilai dan budaya.

 c · Gaya hidup materialistik dan hedonistik.

· 6.2. Solusi Syar'i:

 a · Pendampingan literasi digital dengan filter iman.

 b · Memperkuat shuhbah (ikatan komunitas) yang positif.

Lihat: Peran semua pihak mengatasi pergaulan bebas remaja

 c · Menanamkan zuhud (tidak mencintai dunia berlebihan) dan qana'ah (merasa cukup).

Dari Abu Al-‘Abbas Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan maka Allah dan manusia akan mencintaiku."

Rasulullah bersabda:

"ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ"

"Berlaku zuhud-lah dalam urusan dunia niscaya kamu akan dicintai Allah, dan zuhud-lah kamu terhadap apa yang dimiliki orang lain niscaya kamu akan dicintai orang-orang." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (31) Sahl; Keutamaan zuhud

Penutup:

Pola pendampingan syar'i adalah sebuah prosestarbiyah yang integratif, berorientasi pada pembentukan karakter insan kamil (manusia sempurna) sesuai tuntunan Allah subhanahuwata'aalaa. Keberhasilannya sangat bergantung pada kesungguhan, keikhlasan, dan keteladanan dari sang pendamping.

Wallahu a'lam!

Referensi: Kisi-kisi ini dibuat oleh AI Assistant (DeepSeek)

Lihat juga: Perumpamaan ilmu dari Allah - Semangat salaf menimba ilmu - Pentingnya mendidik anak sejak dini dengan Al-Qur'an