بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
١١ - باب: إِثْمِ الْقَاطِعِ.
“Bab: Dosa pemutus silaturahim”
Dalam bab ini, Imam Bukhari menjelaskan bahaya memutus silaturahim dan betapa besar dosa bagi pelakunya.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٥٦٣٨ - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ عُقَيْلٍ [بن خالد]، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ: أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ قَالَ: إِنَّ جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ أَخْبَرَهُ: أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: "لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ"
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-Laits, dari 'Uqail [bin Khalid], dari Ibnu Syihab; Bahwa Muhammad bin Jubair bin Muth'im berkata: Bahwa Jubair bin Muth'im telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar Nabi ﷺ bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturrahmi."
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Hukuman yang sangat berat bagi yang memutus tali silaturahim.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَلَا يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ"
"Sesungguhnya amalan anak cucu Adam diperlihatkan setiapa hari Kamis di malam Jum'at, maka tidak diterima amalan orang yang memutuskan silaturahmi". [Musnad Ahmad: Hasan]
Lihat: Amalan ditolak karena memutus silaturahim
3. Makna tidak masuk surga:
Jika dia orang beriman maka ada tiga kemungkinan:
Pertama: Dia menghalalkan dosa tersebut, maka ia telah kafir dan kekal di neraka.
Kedua: Dia tidak menghalalkannya, makai a tidak masuk surga bersama orang yang pertama kali memasukinya. Akan tetapi ditunda setelah ia bersih dari dosa tersebut.
Ketiga: Dia tidak masuk surga khusus untuk orang yang menyambung silaturahim.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
١٢ - باب: مَنْ بُسِطَ لَهُ فِي الرِّزْقِ بِصِلَةِ الرَّحِمِ.
“Bab: Siapa yang diluaskan rejekinya dengan menyambung tali silaturahim”
Dalam bab ini, Imam Bukhari menjelaskan tentang keutamaan orang yang menyambung silaturahimnya.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٥٦٣٩ - حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْنٍ [بن محمد بن معن] قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: "مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ"
Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Al-Mundzir, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'n [bin Muhammad bin Ma’n], dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ayahku, dari Sa'id bin Abu Sa'id, dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu dia berkata, Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Barang siapa ingin dibentangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan ajalnya hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi."
٥٦٤٠ - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ عُقَيْلٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: "مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ"
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-Laits, dari 'Uqail, dari Ibnu Syihab, ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa yang ingin dilpangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahmi."
Penjelasan singkat hadits ini:
1) Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu .
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2) Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu .
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
3) Boleh beramal untuk mendapatkan kenikmatan dunia dari Allah ta'aalaa.
‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu berkata:
بَعَثَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: «خُذْ عَلَيْكَ ثِيَابَكَ وَسِلَاحَكَ، ثُمَّ ائْتِنِي» فَأَتَيْتُهُ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ، فَصَعَّدَ فِيَّ النَّظَرَ ثُمَّ طَأْطَأَهُ، فَقَالَ: «إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَبْعَثَكَ عَلَى جَيْشٍ فَيُسَلِّمَكَ اللَّهُ وَيُغْنِمَكَ، وَأَزْعبُ لَكَ مِنَ الْمَالِ رَغْبَةً صَالِحَةً». قَالَ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَسْلَمْتُ مِنْ أَجْلِ الْمَالِ، وَلَكِنِّي أَسْلَمْتُ زَعْبَةً فِي الْإِسْلَامِ، وَأَنْ أَكُونَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ. فَقَالَ: «يَا عَمْرُو، نِعْمًا بِالْمَالِ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ» [مسند أحمد: صحيح]
Rasulullahﷺ mengutus seseorang kepadaku dan bersabda: “Pakailah pakaian dan senjatamu, kemudian temui aku!” Maka aku menemui beliau saat beliau berwudhu, kemudian memandangiku dengan seksama kemudian menganggukkan kepala dan bersabda: “Sesungguhnya aku ingin mengutusmu dalam pasukan perang maka Allah akan menyelamatkanmu dan memberimu harta rampasan perang, dan aku memberikanmu harta dengan niat yang baik” ‘Amr berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak masuk Islam karena ingin harta, akan tetapi aku masuk Islam karena mencintai Islam, dan berharap bisa bersama Rasulullah ﷺ! Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Wahai ‘Amr, sebaik-baik harta adalah untuk orang yang baik (shalih)”. [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Harta yang baik untuk hamba yang baik
4) Silaturahim melapangkan rezeki dan memanjangkan umur
5) Keutamaan panjang umur yang diisi dengan amal shalih.
Abdullah bin Busr radiyallahu 'anhu berkata: Seorang A'rabiy bertanya: Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling baik?
Rasulullah ﷺ menjawab:
"مَنْ طَالَ عُمُرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ" [سنن الترمذي: صححه الألباني]
"Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Lihat: Do'a panjang umur
6) Apakah takdir bisa berubah?
Takdir yang tidak bisa berubah adalah ketetapan Allah subhanahu wata’aalaa dalam ilmu-Nya yang azaliy, yang tertuang dalam lauhil mahfuzh. Adapun yang bisa berubah adalah ketetapan yang ada pada catatan Malaikat.
Karena takdir pada catatan Malaikat ada dua: Takdir yang tetap tidak berubah (mubram) dan takdir yang (mu'allaq) tergantung pada pilihan manusia.
Lihat: Apakah takdir bisa berubah?
7) Perkara-Perkara yang menjadi sebab kelapangan rezeki:
Lihat: Mau rezki berlimpah?
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
١٣ - باب: مَنْ وَصَلَ وَصَلَهُ اللَّهُ.
“Bab: Siapa yang menyambung silaturahim maka Allah akan menyambungnya”
Dab ini masih tentang keutamaan menyambung silaturahim.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٥٦٤١ - حَدَّثَنِي بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الله [بن المبارك]: أَخْبَرَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي مُزَرِّدٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَمِّي سَعِيدَ بْنَ يَسَارٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ، حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْ خَلْقِهِ، قَالَتْ الرَّحِمُ: هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ الْقَطِيعَةِ، قَالَ: نَعَمْ، أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ، وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ؟ قَالَتْ: بَلَى يَا رَبِّ، قَالَ: فَهُوَ لَكِ". قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "فاقرؤوا إِنْ شِئْتُمْ: ﴿فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ﴾"
Telah menceritakan kepadaku Bisyr bin Muhammad, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abdullah [bin Al-Mubarak], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Mu'awiyah bin Abu Muzarrid, dia berkata, Saya mendengar pamanku Sa'id bin Yasar bercerita; dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda, "Setelah Allah menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berkata, 'Inikah tempat bagi yang berlindung dari terputusnya silaturahim (Menyambung silaturahim).' Allah menjawab, 'Benar. Tidakkah kamu rela bahwasanya Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan yang memutuskanmu?' Rahim menjawab, 'Tentu, wahai Rabb' Allah berfirman: 'ltulah yang kamu miliki.' Setelah itu Rasulullah ﷺ bersabda, 'Jika kamu mau, maka bacalah ayat berikut ini: {Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?} [Muhammad: 22]
٥٦٤٢ - حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ [بن بلال]: حَدَّثَنَا عَبْدُ الله بْنُ دِينَارٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه: عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: "إِنَّ الرَّحِمَ شَجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ، فَقَالَ اللَّهُ: مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ"
Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman [bin Bilal], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Dinar, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, dari Nabi ﷺ beliau bersabda, "Sesungguhnya penamaan rahim itu diambil dari (nama Allah) Ar-Rahman, lalu Allah berfirman: Barang siapa menyambungmu maka Akupun menyambungnya dan barang siapa memutuskanmu maka Akupun akan memutuskannya."
٥٦٤٣ - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي مُزَرِّدٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ رُومَانَ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها، زَوْجِ النَّبِيِّ ﷺ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: "الرَّحِمُ شِجْنَةٌ، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعْتُهُ"
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Mu'awiyah bin Abu Muzarrid, dari Yazid bin Ruman, dari 'Urwah, dari Aisyah radhiallahu'anha istri Nabi ﷺ dari Nabi ﷺ beliau bersabda, "Ar rahim (silaturahim) adalah syijnah (daun pohon yang rindang) barang siapa menyambungnya maka aku akan menyambungnya dan barang siapa memutuskannya maka akupun akan memutuskannya."
Penjelasan singkat hadits di atas:
1. Biografi Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Lihat: Aisyah binti Abi Bakr dan keistimewaannya
2. Allah Al-Kaliq Pencipta segala makhluk.
Lihat: “Al-Khaliq” dan “Al-Khallaq”; Allah Yang Maha Mencipta
3. Rahim bergantung di 'Arsy sambil momohon.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللهُ، وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللهُ"
"Ar-Rahim bergantung di 'arsy dan berkata: Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskannya!". [Sahih Muslim]
4. Nama "rahim" diambil dari nama Allah "Ar-Rahman ".
Dari Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda: Allah berfirman (hadits qudsi):
"أَنَا اللَّهُ، وَأَنَا الرَّحْمَنُ، خَلَقْتُ الرَّحِمَ وَشَقَقْتُ لَهَا مِنْ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ" [سنن الترمذي: صحيح]
"Aku adalah Allah, dan Aku adalah Ar-Rahman, Aku menciptakan Ar-Rahim (hubungan kerabat), dan Aku menamainya dari asal kata nama-Ku, maka barangsiapa yang menyambungnya maka Aku akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskannya maka Aku akan memutuskannya!". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
5. Yang menyambung silaturahim akan disambung (diberi) dengan rahmat Allah dan yang memutuskannya diputuskan dari rahmat Allah (dilaknat)
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ، أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ} [محمد: 22-23]
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. [Muhammad: 22-23]
{وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ} [الرعد: 25]
Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). [Ar-Ra'd: 25]
6. Balasan sesuai dengan perbuatan.
Lihat: Menabur dan menuai
D. Bab 14.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
١٤ - باب: تُبَلُّ الرَّحِمُ بِبَلَالِهَا.
“Bab: Tali silaturahim disambung dengan menyambungnya”
Dalam bab ini, Imam Bukhari menjelaskan bahwa seseorang mesti berusaha untuk tetap menyambung hubungan silaturahimnya.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٥٦٤٤ - حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَبَّاسٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ: أَنَّ عَمْرَو بْنَ الْعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ جِهَارًا غَيْرَ سِرٍّ يَقُولُ: "إِنَّ آلَ أَبِي - قَالَ عَمْرٌو: فِي كِتَابِ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ بَيَاضٌ - لَيْسُوا بِأَوْلِيَائِي، إِنَّمَا وَلِيِّيَ اللَّهُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ"
زَادَ عَنْبَسَةُ بْنُ عَبْدِ الْوَاحِدِ، عَنْ بَيَانٍ، عَنْ قَيْسٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ: "وَلَكِنْ لَهُمْ رَحِمٌ أَبُلُّهَا ببلالها"، يَعْنِي أَصِلُهَا بِصِلَتِهَا.
Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Abbas, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Isma'il bin Abu Khalid, dari Qais bin Abu Hazim dari 'Amru bin Al 'Ash dia berkata, saya mendengar Nabi ﷺ secara jelas dan terang-terangan bersabda, "Sesungguhnya keluarga Abu (Fulan) -Amru berkata, di dalam kitab Muhammad bin Ja'far setelah kata Abi ada ruang kosong- bukanlah dari para waliku (penolongku), sesungguhnya waliku adalah Allah dan orang-orang shalih dari kaum mukminin."
'Anbasah bin Abdul Wahid menambahkan, dari Bayan, dari Qais dari 'Amru bin Al-'Ash, dia berkata, Saya mendengar Nabi ﷺ (bersabda): "Akan tetapi mereka (keluarga Abu Fulan) masih memiliki tali silaturrahmi yang aku tetap akan menyambungnya dengan tali silaturrahim itu."
قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ (بِبَلَاهَا) كَذَا وَقَعَ وَ(بِبَلَالِهَا) أَجْوَدُ وَأَصَحُّ وَ(بِبَلَاهَا) لَا أَعْرِفُ لَهُ وَجْهًا
Abu Abdullah mengatakan; dan yang tertulis menggunakan redaksi "Bibalaha (menyambungnya)." Namun yang shahih dan yang lebih pantas adalah "Bibalaaliha (menyambungnya)." Aku tidak tahu dari segimana kalimat "Bibalaha (menyambungnya) " didapatkan.
Penjelasan singkat hadits ini:
1) Biografi ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu 'anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2) Wali orang beriman hanya Allah, Rasulullah dan orang beriman.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ (55) وَمَن يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ} [المائدة : 55-56]
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. [Al-Maidah: 55-56]
3) Tidak boleh menjadikan orang kafir sebagai wali (teman setia/penolong).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُم مِّنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ ۙ أَن تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِن كُنتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي ۚ تُسِرُّونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنتُمْ ۚ وَمَن يَفْعَلْهُ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ} [الممتحنة : 1]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. [Al-Mumtahanah: 1]
4) Tetap menyambung silaturahim dengan kerabat yang kafir.
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Adab; Bab 07, 08, 09 dan 10; Silaturahim

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...