Rabu, 10 Desember 2025

Tafsir surah "Al-'Ashr"

بسم الله الرحمن الرحيم

Surah Al-'Ashr adalah surah yang ke 103 dalam Al-Qur'an, tergolong surah Makkiyah dan terdiri dari 3 Ayat.

Surah ini membahas tentang pentingnya memanfaatkan waktu agar manusia tidak termasuk orang yang merugi.

Hubungan surah ini dengan surah sebelum dan setelahya:

Surah sebelumnya adalah surah "At-Takatsur" berisi tentang orang yang menyia-nyiakan waktunya dilalaikan dengan menumpuk harta sehingga lupa akhiratnya. 

Begitu pula dengan surah setelahnya surah "Al-Humazah" bercerita tentang orang yang suka menyakiti karena terlena dengan harta, lalai dengan waktunya, merasa bahwa hartanya mampu mengekalkan dia di dunia yang fana ini.

Keutamaan surah ini:

Abu Madinah Ad-Darimiy radhiyallahu 'anhu berkata:

"كَانَ الرَّجُلَانِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ ﷺ إِذَا الْتَقَيَا لَمْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَقْرَأَ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخَرِ: ﴿وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴾ [العصر: ٢]، ثُمَّ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخَرِ" [المعجم الأوسط للطبراني: صححه الألباني]

"Dahulu ada dua orang laki-laki dari sahabat Nabi yang apabila bertemu, maka mereka tidak akan berpisah sampai salah satunya membacakan kepada yang lain: {Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian} [Al-'Ashr: 1-2], kemudian salah satunya mengucapkan salam kepada yang lain." [Al-Mu'jam Al-Ausath: Shahih]

Ø  Imam Asy-Syafi’iy -rahimahullah- berkata:

" لَوْ مَا أَنْزَلَ اللهُ حُجَّةً عَلَى خَلْقِهِ إِلا هَذِهِ السورة لكفتهم"

“Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah (motivasi beragama) atas makhlukNya kecuali surah ini maka itu sudah cukup”.

Lihat: 4 kunci keberuntungan dunia akhirat dalam surah Al-'Ashr

Ayat pertama:

{وَالْعَصْرِ}

Demi masa.

1.      Allah bersumpah dengan makhlukNya sesuai dengan kehendakNya, menandakan bahwa makhluk tersebut memiliki kemuliaan dan keutamaan yang sangat besar.

Adapun makhluk tdk boleh bersumpah kecuali dengan nama atau sifat Allah. Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu'anhuma, ia mendengar seorang laki-laki mengucapkan, "Tidak, demi Ka'bah." Ibnu Umar lalu berkata, "Tidak boleh bersumpah dengan selain Allah. Aku mendengar Rasulullahﷺ  bersabda:

"مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ" [سنن الترمذي: صحيح]

"Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka ia telah kafir atau berbuat syirik." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (42); Larangan menjadikan sekutu bagi Allah

2.      Ulama berselisih tentang makna "Al-'Ashr":

Diantaranya:

a.       Masa/maktu/zaman secara umum.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Bahwa Rasulullahﷺ  bersabda:

"قَالَ اللهُ تَعَالَى: يُؤْذِيْنِي ابْنُ آدَمَ، يَسُبُّ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ"

 “Allah ta’aalaa berfirman: “Anak Adam (manusia) menyakiti Aku, mereka mencaci masa, padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Akulah yang menjadikan malam dan siang silih berganti”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (45); Siapa yang mencaci masa maka dia telah menyakiti Allah

b.      Siang dan malam.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ (1) وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ} [الليل : 1-2]

Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang. [Al-Lail: 1-2]

{وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا} [الإسراء : 12]

Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. [Al-Isra': 12]

{وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا} [الفرقان: 62]

Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. [Al-Furqan: 62]

c.       Umur setiap manusia.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِن نَّصِيرٍ} [فاطر : 37]

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. [Fathir: 37]

d.      Pagi dan sore.

Allah subhanahu wata'alaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا . وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا} [الأحزاب: 41-42]

"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang". [Al-Ahzaab: 41-42]

Lihat: Perintah berzikir di waktu pagi dan petang

e.       Waktu ashar.

Abdullah bin Salam radhiallahu'anhu berkata sementara Rasulullahﷺ  duduk di dekatnya: Sesungguhnya kami mendapati dalam kitab Allah (taurat) bahwa pada hari jum'at ada waktu yang tidak seorang pun hamba yang beriman mendapatinya sementara salat meminta kepada Allah sesuatu kecuali akan dikabulkan keinginannya.

Rasulullah kemudian memberi isyarat kepadaku kalau waktu itu hanya sedikit, lalu aku mengatakan: Engkau benar ya Rasulullah, hanya sedikit waktu. Lalu aku bertanya lagi: Kapan waktu itu ya Rasulullah? Beliau menjawab:

"هِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ"

"Di akhir waktu siang (sesaat sebelum magrib)!"

Aku berkata: Tapi itu bukan waktu salat ya Rasulullah? Beliau menjawab:

"بَلَى، إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ لَا يَحْبِسُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ فَهُوَ فِي الصَّلَاةِ" [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]

"Tentu, sesungguhnya seorang hamba beriman jika selesai salat kemudian duduk menunggu salat berikutnya berarti ia dianggap sedang salat". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Ø  Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu'anhuma; Rasulullahﷺ  bersabda:

"يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ - يُرِيدُ سَاعَةً - لاَ يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْر" [سنن أبى داودصححه الألباني]

"Hari jum'at ada 12 waktu, tidak seorang muslim pun yang meminta kepada Allah 'azza wajalla sesuatu kecuali Allah memberikannya, maka carilah waktu itu dengan berdo'a di akhir waktu setelah ashar". [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Keistimewaan Hari Jum'at

Ø  Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu Rasulullah bersabda:

"ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ: ... ، وَرَجُلٌ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ كَاذِبَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ لِيَقْتَطِعَ بِهَا مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ، .." [صحيح البخاري ومسلم]

«Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada Hari Kiamat, tidak dilihat, dan tidak disucikan (dari dosa), serta bagi mereka azab yang pedih: ... 2. Seorang laki-laki yang bersumpah dengan sumpah palsu setelah waktu Ashar untuk memutuskan (mengambil) harta seorang muslim (dengan cara yang batil) ....'» [Shahih Bukhari dan Muslim]

f.        Shalat 'Ashar.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ} [البقرة: 238]

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat “wusthaa”. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'. [Al-Baqarah: 238]

Ø  Ali -radhiyallahu 'anhu- berkata; Rasulullahﷺ  bersabda pada waktu perang Ahzab;

"شَغَلُونَا عَنِ الصَّلَاةِ الْوُسْطَى، صَلَاةِ الْعَصْرِ، مَلَأَ اللهُ بُيُوتَهُمْ وَقُبُورَهُمْ نَارًا"

"Pasukan musuh benar-benar telah menyibukkan kita dari shalat wustha, shalat ashar, semoga Allah memenuhi rumah dan kuburan mereka dengan api."

Kemudian Rasulullahﷺ  melakukan shalat ashar di antara dua shalat malam, yaitu maghrib dan isya. [Shahih Muslim]

Lihat: Keutamaan shalat Ashar

g.       Masa hidup Nabi Muhammad .

Allah bersumpah dengan umur Nabi Muhammad :

{لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ} [الحجر : 72]

(Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". [Al-Hijr: 72]

Ø  Dari Abdullah bin Mas'ud radiyallahu 'anhu; Rasulullahﷺ  bersabda:

"خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ" [صحيح البخاري ومسلم]

"Manusia yang paling baik adalah orang yang hidup di masaku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan Sahabat Rasul

Ayat kedua:

{إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ}

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

1)      Allah subhanahu wata’aalaa menegaskan ayat ini dengan tiga penegasan:

a)       Huruf (إن) dengan tasydid.

b)      Huruf Laam ibtida' (berada pada awal kalimat) kecuali jika diawali dengan inna maka diletakkan setelah isimnya dan dinamai laam Al-Muzahlaqah agar tidak berurutan dua taukid (penegasan) pada awal kalimat..

c)       Huruf jar (في) bermakna "dalam" yang menunjukkan bahwa kerugian meliputinya dari segala sisi.

2)      Manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah seluruh manusia, yang kafir maupun yang beriman, dengan dua alasan:

a.       Alif lam pada kata insan adalah alif lam istigraq yang meliputi seluruh jenisnya. Oleh sebab itu bisa diganti dengan kata (كل) yang berarti semua.

b.       Adanya pengecualian yang disebutkan pada ayat setelahnya, karena pengecualian tidak disebutkan pada suatu kalimat kecuali bermakna umum.

3)      Orang yang merugi lebih banyak karena yang dikecualikan harus lebih sedikit.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ} [يوسف: 103]

Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman -walaupun kamu sangat menginginkannya-. [Yusuf:103]

Lihat: Paling Banyak Vs Paling Sedikit

4)      Kerugian setiap manusia bertingkat tingkat, sesuai dengan kadar iman dan amalannya.

Ayat ketiga:

{إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ}

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Empat perkara yang menyelamatkan dari kerugian, semakin sempurna dan kuat empat sifat ini maka semakin jauh dari kerugian, namun jika berkurang dan lemah maka kerugian akan menimpanya sesuai kadarnya:

Pertama: Beriman.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ} [المؤمنون: 1]

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. [Al-Mu'minuun: 1]

{الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ} [الأنعام: 82]

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-An'aam: 82]

Orang kafir dan musyrik adala orang yang merugi di dunia dan akhirat.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا(104)  أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا} [الكهف: 103 – 105]

Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia (Allah), Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. [Al-Kahfi: 103-105]

{وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [الزمر: 65]

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. [Az-Zumar:65]

Kedua: Beramal shalih.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [النحل: 97]

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (kebahagian dunia dan akhirat) dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [An-Nahl:97]

{وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ(8)  وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ} [الأعراف: 8، 9]

Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung, dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka  mengingkari ayat-ayat Kami. [Al-A'raf: 8-9]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ" [سنن الترمذي: صحيح]

"Sesungguhnya yang pertama diperiksa pada seorang hamba di hari kiamat dari amalannya adalah shalat-nya, maka jika sempurna maka beruntunglah ia dan selamatlah ia, dan jika rusak maka celakalah ia dan rugilah ia. Kemudian jika ada sesuatu yang kurang dari shalat wajibnya, Allah 'azza wa jalla berfirman: Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka dengannya disempurnakan apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian setelah itu amalan lain diperiksa seperti itu." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

"لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي، فَقَدْ أَفْلَحَ، وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ" [مسند أحمد: صحيح]

"Setiap amalan punya waktu semangat, dan setiap waktu semangat ada waktu malas (lemah). Maka barangsiapa yang mengisi waktu malasnya dengan sunnahku maka ia telah beruntung, dan barangsiapa yang mengisi waktu malasnya dengan selain itu maka ia talah binasa". [Musnad Ahmad: Shahih]

Orang yang lalai dan malas beribadah adalah orang yang merugi.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ} [المنافقون: 9]

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi. [Al-Munafiquun: 9]

Ketiga: Saling menasehati dalam kebaikan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [آل عمران: 104]

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [Ali 'Imran: 104]

Ø  Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma; Nabiﷺ  bersabda:

"مَثَلُ القَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالوَاقِعِ فِيهَا، كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ، فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا، فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ المَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ، فَقَالُوا: لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا، فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا، وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا، وَنَجَوْا جَمِيعًا" [صحيح البخاري]

"Perumpamaan orang yang menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapnya seperti sekelompok orang yang berlayar dengan sebuah kapal lalu sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bagian bawah perahu. Lalu orang yang berada di bawah perahu bila mereka mencari air untuk minum mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas seraya berkata; "Seandainya boleh kami lubangi saja perahu ini untuk mendapatkan bagian kami sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami". Bila orang yang berada di atas membiarkan saja apa yang diinginkan orang-orang yang di bawah itu maka mereka akan binasa semuanya. Namun bila mereka mencegah dengan tangan mereka maka mereka akan selamat semuanya". [Shahih Bukhari]

Orang yang menyeru kepada kebatilan adalah orang yang merugi.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَخْسَرُ الْمُبْطِلُونَ} [الجاثية: 27]

Dan hanya kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi. dan pada hari terjadinya kebangkitan, akan Rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebathilan. [Al-Jatsiyah:27]

Keempat: Saling menasehati dalam kesabaran.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون} [آل عمران: 200]

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. [Ali 'Imran: 200]

Ø  Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhuma-; Nabi ﷺ bersabda:

"اعْلَمْ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا، وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْر، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا" [مسند أحمد: صحيح]

“Dan ketahuilah bahwa di dalam kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan." [Musnad Ahmad: Shahih]

Orang yang tidak sabar dan berburuk sangka kepada Allah adala orang yang merugi.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَا أَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَكِنْ ظَنَنْتُمْ أَنَّ اللَّهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِمَّا تَعْمَلُونَ(22)  وَذَلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِي ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ أَرْدَاكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [فصلت: 22-23]

Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, dia Telah membinasakan kamu, Maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. [Fushilat: 22-23]

Lihat: Jangan jadi manusia merugi (surah Al-'Ashr)

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Tafsir surah "Al-Ma'un" - Tafsir surah An-Nashr - Tafsir surah Al-Falaq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...