بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Ibnu Al-Qayyim (w.751H) rahimahullah dalam kitabnya "Al-Wabilu Ash-Shaib wa Rafi'u
Al-Kalimu Ath-Thayyub" (hal.94) berkata:
فصل؛ وفي الذكر نحوٌ من مائة فائدة:
إحداها: أنه يطرد
الشيطان ويَقْمَعُه ويَكْسِرُه.
Pasal: Dan dalam
berdzikir terdapat sekitar seratus manfaat:
Pertama: Ia mengusir, menundukkan, dan melemahkan setan.
Suhail bin Abi Shalih rahimahullah berkata:
"Bapakku telah mengutusku kepada Bani Haritsah, saya pergi bersama budak
kami -atau sahabat kami-. Lalu seorang memanggilnya dari suatu kebun dengan
menyebut namanya. Maka orang yang bersamaku itu memeriksa kebun tersebut, namun
dia tidak melihat sesuatu pun, maka aku menceritakan hal itu kepada bapakku,
maka dia berkata, "Kalau saya merasa bahwa kamu akan menemui hal seperti
ini, niscaya aku tidak akan mengutusmu, akan tetapi apabila kamu mendengar
suara (aneh), maka kumandangkanlah adzan untuk shalat, karena aku mendengar Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- menceritakan
dari Rasululahﷺ bersabda:
"إن
الشَّيْطَانَ إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ وَلَّى وَلَهُ حُصَاصٌ"
“Sesungguhnya setan, apabila seorang muadzdzin mengumandangkan adzan
shalat, maka dia berpaling, dan dia memiliki kentut'." [Shahih Muslim]
Lihat: Anjuran adzan selain untuk shalat
Ø Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullahﷺ bersabda:
"إِذَا
دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ،
قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ
يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ،
وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ
وَالْعَشَاءَ" [صحيح مسلم]
“Jika seseorang masuk ke rumahnya dan menyebut nama Allah ketika masuk
dan ketika makan, setan berkata kepada sesamanya: Tidak ada penginapan dan
makanan untuk kalian. Dan jika ia masuk rumah dan tidak menyebut nama Allah
ketika masuk, setan berkata: Kalian mendapatkan penginapan. Dan jika ia tidak
menyebut nama Allah ketika makan, setan berkata: Kalian mendapatkan penginapan
dan makanan”. [Sahih Muslim]
Lihat: Baca basmalah
Ø Seorang
sahabat radhiyallahu 'anhu berkata:
Suatu hari aku dibonceng oleh Rasulullahﷺ tiba-tiba hewan kendaraannya terjatuh
dan aku berkata: Binasalah syaitan. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
"لَا
تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى
يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ، وَيَقُولُ: بِقُوَّتِي، وَلَكِنْ قُلْ: بِسْمِ الله،
فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ"
"Jangan engkau berkata: Binasalah syaitan, karena jika kau berkata
demikian maka syaitan akan bertambah besar sampai besarnya seperti rumah dan
syaitan berkata: (Aku menjatuhkan kendaraannya) dengan kekuatanku. Akan tetapi
bacalah بِسْمِ
الله , karena
jika engkau membacanya syaitan akan bertambah kecil sampa sekecil lalat".
[Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Do'a bepergian (musafir)
الثانية: أنه يُرضِي
الرحمن عزّ وجلّ.
Kedua: Ia mendatangkan keridhaan Allah Yang Maha
Pengasih.
Dari seorang pelayan Nabi ﷺ; Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَا
مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ: رَضِيتُ
بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَبِيًّا، إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ" [مسند أحمد: صحيح لغيره]
"Tidaklah seorang muslim membaca, (Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku,
Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku).' saat ia memasuki sore
hari sebanyak tiga kali dan di pagi hari tiga kali, kecuali wajib bagi Allah
untuk meridhainya pada hari kiamat." [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
Lihat: Syarah dzikir “Radhitu billahi Rabban”
الثالثة: أنه يزيل
الهمّ والغمّ عن القلب.
Ketiga: Ia menghilangkan kegundahan dan kesedihan dari
hati.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{أَلَا
بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد:
28]
"Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram". [Ar-Ra'd:28]
Ø Anas radhiyallahu
‘anhu berkata: Rasulullahﷺ sering berdo'a ..
"اللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ"
“Ya Allah .. Sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan, kelemahan, ketakutan, kekikiran, lilitan
utang, dan tekanan orang-orang”. [Sahih Bukhari]
الرابعة: أنه يجلب
للقلب الفرح والسرور والبَسْط.
Keempat: Ia mendatangkan kegembiraan, kebahagiaan, dan
kelapangan bagi hati.
Dari Abdullah
bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullahﷺ bersabda:
"مَا
قَالَ عَبْدٌ قَطُّ إِذَا أَصَابَهُ هَمٌّ أَوْ حُزْنٌ: اللَّهُمَّ إِنِّيْ
عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ
حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ
بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ
خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ
الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُورَ بَصَرِيْ، وَجِلَاءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ
هَمِّي؛ إِلَّا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَ حُزْنِهِ فَرَحًا" قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ يَنْبَغِي لَنَا
أَنْ نَتَعَلَّمَ هَذِهِ الْكَلِمَاتِ؟ قَالَ: "أَجَلْ يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهُنَّ أَنْ
يتعلمهن"
Tidak seorang hambapun yang membaca do'a ini ketika susah atau sedih ...“Ya Allah .. sesungguhnya aku ini adalah
hamba-Mu, anak hamba laki-laki Mu, dan anak hamba perempuan Mu. Ubun-ubunku di
tangan-Mu, telah ditetapkan hukum-Mu padaku, maha adil ketetapan-Mu padaku, aku
meminta kepada-Mu dengan semua nama untuk-Mu, Engkau beri nama diri-Mu sendiri,
atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan pada seseorang dari
makluk-Mu, atau Engkau simpan dalam ilmu gaib-Mu, agar Engkau menjadikan
Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya pandanganku, pelipur kesedihanku, dan
penghilang kesusahanku” Kecuali Allah akan menghilangkan kesusahannya dan
menggantikan kesedihannya dengan kebahagiaan. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah
.. seharusnya kami mempelajari do'a ini!
Rasulullah bersabda: Tentu, orang yang mendengar do'a ini seharusnya
mempelajarinya. [Sahih Ibnu Hibban]
Lihat: Do'a dan dzikir ketika kesusahan dan kesedihan
الخامسة: أنه يُقَوِّي
القلبَ والبدنَ.
Kelima: Ia menguatkan hati dan tubuh.
Dari 'Ali radliallahu 'anhu;
أَنَّ
فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام شَكَتْ مَا تَلْقَى مِنْ أَثَرِ الرَّحَا فَأَتَى
النَّبِيَّ ﷺ سَبْيٌ فَانْطَلَقَتْ فَلَمْ تَجِدْهُ فَوَجَدَتْ عَائِشَةَ
فَأَخْبَرَتْهَا فَلَمَّا جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَخْبَرَتْهُ عَائِشَةُ بِمَجِيءِ فَاطِمَةَ فَجَاءَ النَّبِيُّ ﷺ إِلَيْنَا
وَقَدْ أَخَذْنَا مَضَاجِعَنَا فَذَهَبْتُ لِأَقُومَ فَقَالَ: "عَلَى
مَكَانِكُمَا!" فَقَعَدَ بَيْنَنَا حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ قَدَمَيْهِ عَلَى
صَدْرِي وَقَالَ: "أَلَا أُعَلِّمُكُمَا خَيْرًا مِمَّا سَأَلْتُمَانِي؟! إِذَا
أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا تُكَبِّرَا أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ، وَتُسَبِّحَا
ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَتَحْمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا
مِنْ خَادِمٍ"
Bahwa Fathimah 'alaihassalam
mengeluhkan apa yang dirasakannya dari kepenatan bekerja. Tak lama kemudian
Nabi ﷺ
memperoleh ghanimah berupa tawanan, maka Fathimah mencari beliau ﷺ namun dia tidak
mendapatkannya, hanya ia temui 'Aisyah dan ia ceritakan kepentingannya. Ketika
Nabi ﷺ
datang, 'Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah. Maka Nabi ﷺ mendatangi kami sedang kami
telah menempati tempat tidur kami. Maka aku beranjak untuk bangun namun beliau
berkata: "Tetaplah di tempat kalian". Lalu belaiu duduk di
antara kami hingga aku rasakan pada dadaku kaki beliau yang dingin lalu beliau
bersabda: "Maukah kalian berdua aku ajarkan perkara yang lebih baik dari
yang kalian minta? Jika kalian telaha aku ajarkan perkara yang lebih baik dari
yang kalian minta? Jika kalian telah berada di tempat tidur kalian bacalah
takbir tiga puluh empat kali, tasbih tiga puluh tiga kali dan tahmid tiga puluh
tiga kali. Itu semua lebih baik buat kalian berdua dari pada seorang
pembantu". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Keutamaan tasbiih, tahmiid, dan takbiir
السادسة: أنه يُنَوِّر
الوجهَ والقلبَ.
Keenam: Ia menerangi wajah dan hati.
Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berkata: Nabiﷺ dalam doanya beliau mengucapkan:
"اللَّهُمَّ
اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي بَصَرِي نُورًا، وَفِي سَمْعِي نُورًا، وَعَنْ
يَمِينِي نُورًا، وَعَنْ يَسَارِي نُورًا، وَفَوْقِي نُورًا، وَتَحْتِي نُورًا،
وَأَمَامِي نُورًا، وَخَلْفِي نُورًا، وَاجْعَلْ لِي نُورًا"
“Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, cahaya di dalam
penglihatanku, cahaya di pendengaranku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di
sebelah kiriku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya di hadapanku,
cahaya di belakangku dan jadikanlah cahaya bagiku." [Sahih Bukhari]
Lihat: Adab-adab ketika pergi ke Masjid
السابعة: أنه يَجْلِب
الرزق.
Ketujuh: Ia mendatangkan rezeki.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَأَنِ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا
إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ} [هود:
3]
Dan hendaklah kamu meminta ampun
kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian),
niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai
kepada waktu yang Telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap
orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. [Huud:3]
Lihat: Mau rezki berlimpah?
الثامنة: أنه يكسو
الذاكر المهابة والحلاوة والنَّضْرة.
Kedelapan: Ia memberikan kepada orang yang berdzikir
kewibawaan, keindahan, dan pancaran cahaya.
Dari Zayd
bin Tsabit radhiyallahu 'anhu;
Rasulullahﷺ bersabda:
"نَضَّرَ
اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا، فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ، فَرُبَّ
حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ
بِفَقِيهٍ" [سنن أبي داود: صحيح]
“Allah memberi cahaya pada wajah (atau kenimatan) pada orang yang
mendengar dariku suatu hadits kemudian ia menghafalnya untuk ia sampaikan
kepada orang lain. Karena bisa jadi seorang yang menghafal suatu pemahaman
(hadits) menyampaikannya kepada orang yang lebih paham darinya, dan bisa jadi
orang yang menghafal suatu pemahaman (hadits) tapi ia tidak paham”. [Sunan Abu
Daud: Sahih]
Lihat: Usaha ulama melestarikan As-Sunnah
التاسعة: أنه يورثه
المحبة التي هي روح الإسلام، وقطبُ رَحى الدين، ومدار السعادة والنجاة، وقد جعل الله لكل شيء سببًا، وجعل سبب
المحبة دوام الذكر؛ فمن أراد أن ينال محبة الله عز وجل فَلْيَلْهَجْ بذكره، فإنّ
الدرس والمذاكرة كما أنه باب العلم، فالذكر باب المحبة، وشارعها الأعظم، وصراطها
الأقوم.
Kesembilan: Ia mewariskan kepada pelakunya cinta, yang
merupakan ruh Islam, poros utama agama, dan inti kebahagiaan serta keselamatan.
Allah telah menjadikan segala sesuatu
memiliki sebab, dan sebab cinta (kepada Allah) adalah kontinuitas dalam
berdzikir. Barang siapa yang ingin meraih cinta Allah 'Azza wa Jalla,
maka hendaklah ia tekun berdzikir. Sebagaimana belajar dan mengulang ilmu
adalah pintu ilmu, maka berdzikir adalah pintu cinta, jalan utamanya yang
besar, dan jalurnya yang paling lurus.
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
أَنَّ
النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَ رَجُلًا عَلَى سَرِيَّةٍ، وَكَانَ يَقْرَأُ لِأَصْحَابِهِ فِي
صَلَاتِهِ فَيَخْتِمُ بِـ {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ}، فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا
ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: "سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ".
فَسَأَلُوهُ فَقَالَ: لِأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ
أَنْ أَقْرَأَ بِهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: "أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللهَ
يُحِبُّهُ"
Nabiﷺ mengutus seseorang dalam misi perang, dan orang tersebut
selalu membaca surah dalam shalatnya ketika mengimami sahabatnya kemudian
mengakhirinya dengan surah Al-Ikhlash. Maka ketika mereka kembali, mereka
menceritakan hal itu kepada Nabi ﷺ. Maka beliau bersabda:
“Tanyakan kepadanya, karena alasan apa ia melakukan hal itu?” Kemudian mereka
menanyakannya, maka ia menjawab: Karena surah tersebut adalah sifat Ar-Rahman
(Allah) dan aku suka membacanya. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Sampaikan kepadanya
bahwasanya Allah telah mencintainya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Meraih cinta Allah
العاشرة: أنه يورثه
المراقبة حتى يُدْخِلَه في باب الإحسان، فيعبد الله كأنه يراه، ولا سبيل للغافل عن الذِّكر إلى مقام
الإحسان، كما لا سبيل للقاعد إلى الوصول إلى البيت.
Kesepuluh: Bahwa (dzikir) mewariskan muraqabah (perasaan
selalu diawasi Allah) sehingga memasukkannya ke dalam pintu ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya.
Tidak ada jalan bagi orang yang lalai dari dzikir untuk mencapai maqam ihsan,
sebagaimana tidak ada jalan bagi orang yang hanya duduk untuk sampai ke rumah.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullahﷺ bersabda: Allah subhanahu
wata'ala berfirman (hadits qudsi):
"مَنْ
عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ
عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ
عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا
أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي
يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي
بِهَا" [صحيح البخاري]
"Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku akan memeranginya, dan
tidak ada yang dipersembahkan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku yang
paling Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibakan kepadanya, dan tidaklah
hamba-ku senangtiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai aku
mencintainya. Dan jika aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia
pakai mendengar, penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai
memegang, dan kaki yang ia pakai berjalan". [Sahih Bukhari]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (38) Abu Hurairah; Sifat wali Allah
الحادية عشرة: أنه
يورثه الإنابة، وهي الرجوع إلى الله عز وجل، فمتى أكثر الرجوع إليه بذكره أورثه ذلك رجوعه بقلبه إليه في كل
أحواله، فيبقى الله عز وجل مَفْزَعه وملجاه، ومَلاذه ومَعاذه، وقِبْلة قلبه،
وَمَهْرَبَه عند النوازل والبلايا.
Kesebelas: Bahwa (dzikir) mewariskan inabah
(kembali/bertaubat kepada Allah), yaitu kembali kepada Allah 'Azza wa Jalla.
Setiap kali seseorang memperbanyak
kembali kepada-Nya dengan dzikir, hal itu akan mewariskan kembalinya hatinya
kepada Allah dalam setiap keadaannya. Maka Allah 'Azza wa Jalla menjadi
tempat perlindungan dan harapannya, tempat mengadu dan berlindung, kiblat
hatinya, dan pelariannya saat menghadapi musibah dan bencana.
Dari Sa'ad radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"دَعْوَةُ
ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ: {لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ}؛ فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا
رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ"
"Doa Dzun Nun (Nabi Yunus) ketika berdoa dalam perut ikan: 'Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang yang zalim.' [Al-Anbiya':
87]. Maka tidaklah seorang muslim berdoa dengannya untuk sesuatu pun, melainkan
Allah akan mengabulkannya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Sesungguhnya Rasulullah ﷺ sering membaca do'a ini
"اللهُمَّ
لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ،
وَبِكَ خَاصَمْتُ، أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ، لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ، أَنْ تُضِلَّنِي،
أَنْتَ الْحَيُّ الَّذِي لَا تَمُوتُ، وَالْجِنُّ وَالْإِنْسُ يَمُوتُونَ"
"Ya Allah .. hanya kepada-Mu aku tunduk, dan hanya kepada-Mu aku
beriman, dan hanya kepada-Mu aku berserah diri, dan hanya kepada-Mu kembali,
dan hanya dengan-Mu aku bersengketa. Ya Allah .. sesungguhnya aku berlindung
dengan keagungan-Mu, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau, janganlah
Engkau membiarkanku sesat, Engkaulah yang Maha Hidup dan tidak mati, sedangkan
jin dan manusia akan mati". [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (07) Yakin dan Tawakkal (hadits kedua)
الثانية عشرة: أنه
يُورِثه القُرْبَ منه؛ فعلى قدر ذكره لله عز وجل يكون
قُرْبُه منه، وعلى قدر غفلته يكون بُعْده منه.
Kedua belas: Bahwa (dzikir) mewariskan kedekatan
dengan-Nya. Sebanding dengan dzikirnya
kepada Allah 'Azza wa Jalla, demikian
pula kedekatannya dengan-Nya. Dan sebanding dengan kelalaiannya, demikian pula
jaraknya dari-Nya.
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullahﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman (hadits qudsi):
"أَنَا
مَعَ عَبْدِي إِذَا هُوَ ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ" [سنن
ابن ماجه: صححه الألباني]
"Aku bersama hamba-Ku jika ia mengingat-Ku dan bibirnya bergerak
menyebut nama-Ku". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
الثالثة عشرة: أنه
يفتح له بابًا عظيمًا من أبواب المعرفة، وكلّما أكْثَر من الذكر ازداد من
المعرفة.
Ketiga belas: Bahwa (dzikir) membukakan baginya pintu
yang besar dari pintu-pintu ma'rifah (mengenal Allah). Setiap kali ia memperbanyak dzikir, bertambahlah
ma'rifahnya.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَقُلْ
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا} [طه: 114]
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." [Thaaha: 114]
Ø Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata:
Rasulullahﷺ sering membaca do'a ini ...
"اللَّهُمَّ
انْفَعَنيْ بِمَا عَلَّمْتَنِيْ وَعَلِّمْنِيْ مَا يَنْفَعَنِيْ وَزِدْنِيْ
عِلْمًا"
"Ya Allah .. berikanlah aku manfaat dari ilmu yang telah Engkau
ajarkan padaku, dan ajarkanlah aku ilmu yang bermanfaat untukku, dan
tambahkanlah aku ilmu." [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Lihat: Bagaimana menuntut ilmu
الرابعة عشرة: أنه
يُورِثه الهيبة لربه عز وجل وإجلالِه؛ لشدة استيلائه على قلبه، وحضوره مع الله تعالى، بخلاف الغافل؛ فإن
حجاب الهيبة رقيقٌ في قلبه.
Keempat belas: Bahwa (dzikir) mewariskan rasa haibah
(takut yang disertai pengagungan) kepada Rabbnya 'Azza wa Jalla dan pemuliaan terhadap-Nya, karena kuatnya penguasaan (dzikir) atas hatinya dan
kehadirannya (hatinya) bersama Allah Ta'ala. Berbeda dengan orang yang
lalai, karena tabir rasa haibah pada hatinya tipis.
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ
bersabda:
"سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: ... ، وَرَجُلٌ
طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ،
... "
"Tujuh (golongan) yang akan Allah naungi dalam naungan-Nya pada hari
yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: ... dan seorang laki-laki yang
diajak (berzina) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan,
lalu ia berkata: 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah,' ..." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
الخامسة عشرة: أنه
يورثه ذكر الله تعالى له، كما قال تعالى: ﴿فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ﴾ [البقرة: ١٥٢]، ولو لم يكن في الذكر إلا هذه وحدها لكفى بها فضلًا وشرفًا. وقال النبي ﷺ فيما يروي عن ربه تبارك وتعالى: "مَنْ ذكرني في
نفسه ذكرته في نفسي، ومن ذكرني في ملأٍ ذكرته في ملأٍ خيرٍ منهم"
Kelima belas: Bahwa (dzikir) mewariskan ingat Allah Ta'ala
kepadanya, sebagaimana firman-Nya:
"Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya
Aku ingat kepadamu." [Al-Baqarah:152] Seandainya dalam dzikir tidak
ada keutamaan selain ini saja, niscaya hal itu sudah cukup sebagai keutamaan
dan kemuliaan. Nabi ﷺ bersabda dalam hadits qudsi
yang diriwayatkan dari Rabbnya Tabaraka
wa Ta'ala: "Barangsiapa mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan
mengingatnya dalam diri-Ku. Dan barangsiapa mengingat-Ku dalam suatu
perkumpulan, Aku akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik (malaikat)
dari mereka." [Shahih
Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah
radhiyallahu'anhu]
السادسة عشرة: أنه
يورث حياة القلب، وسمعت شيخ الإسلام ابن تيمية قدس الله روحه يقول: الذكرُ للقلب
مثلُ الماء للسمك، فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء؟!
Keenam belas: Bahwa (dzikir) mewariskan kehidupan bagi
hati. Aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah -semoga Allah menyucikan ruhnya- berkata: "Dzikir bagi hati
laksana air bagi ikan." Maka bagaimana keadaan ikan jika ia berpisah dari
air?!
Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu; Rasulullahﷺ bersabda:
"مَثَلُ
الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ
وَالْمَيِّت" [صحيح البخاري]
"Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dengan orang yang tidak
mengingat Tuhannya, seperti orang hidup dengan orang mati". [Sahih
Bukhari]
السابعة عشرة: أنه
قُوتُ القلب والروح؛ فإذا فَقَده العبد صار بمنزلة الجسم إذا حيل بينه وبين قُوتِه.
وحضرتُ شيخ الإسلام ابن تيمية مرةً صلى الفجر، ثم جلس يذكر الله
تعالى إلى قريب من انتصاف النهار، ثم التفت إليَّ وقال: هذه غدوتي، ولو لم
أتَغَدَّ هذا الغداء لسقطت قوَّتِي، أو كلامًا قريبًا من هذا.
وقال لي مرة: لا أترك الذكر إلا بنية إجمام نفسي وإراحتها؛
لأستعِدَّ بتلك الراحة لذكرٍ آخر، أو كلامًا هذا معناه.
Ketujuh belas: Bahwa (dzikir) adalah makanan pokok bagi
hati dan ruh. Jika seorang hamba kehilangannya, maka ia seperti jasad yang
terhalang dari makanannya.
Aku pernah
menghadiri majelis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah suatu ketika. Beliau shalat
Subuh, lalu duduk berdzikir kepada Allah Ta'ala
hingga hampir tengah hari. Kemudian beliau menoleh kepadaku dan berkata:
"Inilah santapan pagiku. Seandainya aku tidak menyantap santapan pagi ini,
niscaya kekuatanku akan hilang," atau ucapan yang semakna dengan ini.
Dan beliau
pernah berkata kepadaku: "Aku tidak meninggalkan dzikir kecuali dengan
niat menyegarkan dan mengistirahatkan diriku, agar dengan istirahat itu aku
dapat mempersiapkan diri untuk dzikir yang lain," atau ucapan yang
maknanya seperti ini.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَيَا
قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ
عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا
تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ} [هود : 52]
Dan (Huud berkata): "Hai kaumku,
mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia
menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan
kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". [Huud: 52]
الثامنة عشرة: أنه
يورث جَلاء القلب من صَداه. وكلُّ شيء له صدأ، وصدأ القلب الغفلة والهوى، وجِلاؤه الذكر
والتوبة والاستغفار.
Kedelapan belas: Bahwa (dzikir) mewariskan pembersihan
hati dari karatnya. Segala sesuatu
memiliki karatnya, dan karat hati adalah kelalaian dan hawa nafsu. Pembersihnya
adalah dzikir, taubat, dan istighfar. Makna ini telah disebutkan sebelumnya.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ
bersabda:
"إن
المؤمن إذا أذنب كانت نكتة سوداء في قلبه، فإن تاب ونزع واستغفر صقل قلبه، فإن زاد زادت، فذلك الران الذي ذكره الله في
كتابه: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُون}" [المطففين:
14] [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]
Sesungguhnya seorang mu'min jika melakukan suatu dosa akan menjadi titik
hitam dalam hatinya. Namun jika ia bertaubat, lalu meninggalkannya, dan minta
ampunan maka hatinya menjadi bersih. Akan tetapi jika ia menambah dosanya, maka
titik hitam itupun akan bertambah. Itulah yang dinamakan "Ar-Raan"
sebagaimana yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: "Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka
usahakan itu menutupi hati mereka". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Lihat: Taubat .. Kenapa tidak ?
التاسعة عشرة: أنه
يَحُطُّ الخطايا ويُذْهِبها؛ فإنه من أعظم الحسنات، والحسناتُ
يُذْهِبْن السيئاتِ.
Kesembilan belas: Bahwa (dzikir) menghapus dan
melenyapkan kesalahan-kesalahan. Karena
ia merupakan sebesar-besar kebaikan, dan kebaikan-kebaikan itu menghapus
keburukan-keburukan.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَالذَّاكِرِينَ
اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا
عَظِيمًا} [الأحزاب: 35]
"Dan laki-laki atau perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar". [Al-Ahzab:35]
Ø Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-;
Rasulullah ﷺ
bersabda:
"مَنْ
سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَحَمِدَ
اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ،
فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُون ،َ وَقَالَ - تَمَامَ الْمِائَة -:ِ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ
الْبَحْرِ"
"Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis shalat sebanyak 33 kali,
dan bertahmid kepada Allah 33 kali, dan bertakbir kepada Allah 33 kali,
hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, dan membaca - untuk
mencukupkan seratus -: Laa ilaaha
illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa
kulli syai'in qadiir, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau
sebanyak buih di lautan." [Shahih Muslim]
Liaat: Zikir dan do'a setelah shalat
العشرون: أنه يزيل
الوحشة بين العبد وبين ربه تبارك وتعالى؛ فإن الغافل بينه وبين الله عز وجل وَحْشَةٌ لا تزول إلا بالذكر.
Kedua puluh: Bahwa (dzikir) menghilangkan rasa
keterasingan antara hamba dengan Rabbnya Tabaraka
wa Ta'ala. Sesungguhnya orang yang
lalai, antara dirinya dengan Allah 'Azza
wa Jalla terdapat keterasingan yang tidak akan hilang kecuali dengan
dzikir.
Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
"لَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ لَيْسَ لَهَا دُونَ اللهِ حِجَابٌ حَتَّى تَخْلُصَ إِلَيْهِ"
“Dzikir 'tiada tuhan selain Allah', tidak ada penghalang baginya
(kalimat itu) di hadapan Allah sehingga sampai kepada-Nya.” [Sunan Tirmidziy:
Sanadnya tidak kuat]
Bersambung insyaallah …
Nb:
Tulisan berwarna biru adalah ucapan imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullah.
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Perbanyak dzikir di awal Dzulhijjah - Tanda kebahagiaan dan keberuntungan menurut Ibnu Qayyim - Istiqamah dalam keta’atan menurut Ibnu Qayyim

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...