Rabu, 24 Desember 2025

Keutamaan dzikir menurut Ibnu Al-Qayyim

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Ibnu Al-Qayyim (w.751H) rahimahullah dalam kitabnya "Al-Wabilu Ash-Shaib wa Rafi'u Al-Kalimu Ath-Thayyub" (hal.94) berkata:

فصل؛ وفي الذكر نحوٌ من مائة فائدة:

إحداها: أنه يطرد الشيطان ويَقْمَعُه ويَكْسِرُه.

Pasal: Dan dalam berdzikir terdapat sekitar seratus manfaat:

Pertama: Ia mengusir, menundukkan, dan melemahkan setan.

Suhail bin Abi Shalih rahimahullah berkata: "Bapakku telah mengutusku kepada Bani Haritsah, saya pergi bersama budak kami -atau sahabat kami-. Lalu seorang memanggilnya dari suatu kebun dengan menyebut namanya. Maka orang yang bersamaku itu memeriksa kebun tersebut, namun dia tidak melihat sesuatu pun, maka aku menceritakan hal itu kepada bapakku, maka dia berkata, "Kalau saya merasa bahwa kamu akan menemui hal seperti ini, niscaya aku tidak akan mengutusmu, akan tetapi apabila kamu mendengar suara (aneh), maka kumandangkanlah adzan untuk shalat, karena aku mendengar Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- menceritakan dari Rasululahﷺ  bersabda:

"إن الشَّيْطَانَ إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ وَلَّى وَلَهُ حُصَاصٌ"

“Sesungguhnya setan, apabila seorang muadzdzin mengumandangkan adzan shalat, maka dia berpaling, dan dia memiliki kentut'." [Shahih Muslim]

Lihat: Anjuran adzan selain untuk shalat

Ø  Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullahﷺ  bersabda:

"إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ" [صحيح مسلم]

“Jika seseorang masuk ke rumahnya dan menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika makan, setan berkata kepada sesamanya: Tidak ada penginapan dan makanan untuk kalian. Dan jika ia masuk rumah dan tidak menyebut nama Allah ketika masuk, setan berkata: Kalian mendapatkan penginapan. Dan jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan berkata: Kalian mendapatkan penginapan dan makanan”. [Sahih Muslim]

Lihat: Baca basmalah

Ø  Seorang sahabat radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari aku dibonceng oleh Rasulullahﷺ  tiba-tiba hewan kendaraannya terjatuh dan aku berkata: Binasalah syaitan. Kemudian Rasulullah bersabda:

"لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ، وَيَقُولُ: بِقُوَّتِي، وَلَكِنْ قُلْ: بِسْمِ الله، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ"

"Jangan engkau berkata: Binasalah syaitan, karena jika kau berkata demikian maka syaitan akan bertambah besar sampai besarnya seperti rumah dan syaitan berkata: (Aku menjatuhkan kendaraannya) dengan kekuatanku. Akan tetapi bacalah بِسْمِ الله , karena jika engkau membacanya syaitan akan bertambah kecil sampa sekecil lalat". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Lihat: Do'a bepergian (musafir)

الثانية: أنه يُرضِي الرحمن عزّ وجلّ.

Kedua: Ia mendatangkan keridhaan Allah Yang Maha Pengasih.

Dari seorang pelayan Nabi ; Rasulullah  bersabda:

"مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ: رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا، إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ" [مسند أحمد: صحيح لغيره]

"Tidaklah seorang muslim membaca, (Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku).' saat ia memasuki sore hari sebanyak tiga kali dan di pagi hari tiga kali, kecuali wajib bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat." [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]

Lihat: Syarah dzikir “Radhitu billahi Rabban”

الثالثة: أنه يزيل الهمّ والغمّ عن القلب.

Ketiga: Ia menghilangkan kegundahan dan kesedihan dari hati.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]

"Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram". [Ar-Ra'd:28]

Ø  Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullahﷺ  sering berdo'a ..

"اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ"

“Ya Allah .. Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan, kelemahan, ketakutan, kekikiran, lilitan utang, dan tekanan orang-orang”. [Sahih Bukhari]

الرابعة: أنه يجلب للقلب الفرح والسرور والبَسْط.

Keempat: Ia mendatangkan kegembiraan, kebahagiaan, dan kelapangan bagi hati.

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu; Rasulullahﷺ  bersabda:

"مَا قَالَ عَبْدٌ قَطُّ إِذَا أَصَابَهُ هَمٌّ أَوْ حُزْنٌ: اللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُورَ بَصَرِيْ، وَجِلَاءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّي؛ إِلَّا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَ حُزْنِهِ فَرَحًا" قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ يَنْبَغِي لَنَا أَنْ نَتَعَلَّمَ هَذِهِ الْكَلِمَاتِ؟ قَالَ: "أَجَلْ يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهُنَّ أَنْ يتعلمهن"

Tidak seorang hambapun yang membaca do'a ini ketika susah atau sedih ...“Ya Allah .. sesungguhnya aku ini adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki Mu, dan anak hamba perempuan Mu. Ubun-ubunku di tangan-Mu, telah ditetapkan hukum-Mu padaku, maha adil ketetapan-Mu padaku, aku meminta kepada-Mu dengan semua nama untuk-Mu, Engkau beri nama diri-Mu sendiri, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan pada seseorang dari makluk-Mu, atau Engkau simpan dalam ilmu gaib-Mu, agar Engkau menjadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya pandanganku, pelipur kesedihanku, dan penghilang kesusahanku” Kecuali Allah akan menghilangkan kesusahannya dan menggantikan kesedihannya dengan kebahagiaan. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah .. seharusnya kami mempelajari do'a ini!  Rasulullah bersabda: Tentu, orang yang mendengar do'a ini seharusnya mempelajarinya. [Sahih Ibnu Hibban]

Lihat: Do'a dan dzikir ketika kesusahan dan kesedihan

الخامسة: أنه يُقَوِّي القلبَ والبدنَ.

Kelima: Ia menguatkan hati dan tubuh.

Dari 'Ali radliallahu 'anhu

أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام شَكَتْ مَا تَلْقَى مِنْ أَثَرِ الرَّحَا فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ سَبْيٌ فَانْطَلَقَتْ فَلَمْ تَجِدْهُ فَوَجَدَتْ عَائِشَةَ فَأَخْبَرَتْهَا فَلَمَّا جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ عَائِشَةُ بِمَجِيءِ فَاطِمَةَ فَجَاءَ النَّبِيُّ ﷺ إِلَيْنَا وَقَدْ أَخَذْنَا مَضَاجِعَنَا فَذَهَبْتُ لِأَقُومَ فَقَالَ: "عَلَى مَكَانِكُمَا!" فَقَعَدَ بَيْنَنَا حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ قَدَمَيْهِ عَلَى صَدْرِي وَقَالَ: "أَلَا أُعَلِّمُكُمَا خَيْرًا مِمَّا سَأَلْتُمَانِي؟! إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا تُكَبِّرَا أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ، وَتُسَبِّحَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَتَحْمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ"

Bahwa Fathimah 'alaihassalam mengeluhkan apa yang dirasakannya dari kepenatan bekerja. Tak lama kemudian Nabi memperoleh ghanimah berupa tawanan, maka Fathimah mencari beliau namun dia tidak mendapatkannya, hanya ia temui 'Aisyah dan ia ceritakan kepentingannya. Ketika Nabi datang, 'Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah. Maka Nabi mendatangi kami sedang kami telah menempati tempat tidur kami. Maka aku beranjak untuk bangun namun beliau berkata: "Tetaplah di tempat kalian". Lalu belaiu duduk di antara kami hingga aku rasakan pada dadaku kaki beliau yang dingin lalu beliau bersabda: "Maukah kalian berdua aku ajarkan perkara yang lebih baik dari yang kalian minta? Jika kalian telaha aku ajarkan perkara yang lebih baik dari yang kalian minta? Jika kalian telah berada di tempat tidur kalian bacalah takbir tiga puluh empat kali, tasbih tiga puluh tiga kali dan tahmid tiga puluh tiga kali. Itu semua lebih baik buat kalian berdua dari pada seorang pembantu". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan tasbiih, tahmiid, dan takbiir

السادسة: أنه يُنَوِّر الوجهَ والقلبَ.

Keenam: Ia menerangi wajah dan hati.

Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berkata: Nabiﷺ  dalam doanya beliau mengucapkan:

"اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي بَصَرِي نُورًا، وَفِي سَمْعِي نُورًا، وَعَنْ يَمِينِي نُورًا، وَعَنْ يَسَارِي نُورًا، وَفَوْقِي نُورًا، وَتَحْتِي نُورًا، وَأَمَامِي نُورًا، وَخَلْفِي نُورًا، وَاجْعَلْ لِي نُورًا"

“Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, cahaya di dalam penglihatanku, cahaya di pendengaranku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku dan jadikanlah cahaya bagiku." [Sahih Bukhari]

Lihat: Adab-adab ketika pergi ke Masjid

السابعة: أنه يَجْلِب الرزق.

Ketujuh: Ia mendatangkan rezeki.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ} [هود: 3]

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang Telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. [Huud:3]

Lihat: Mau rezki berlimpah?

الثامنة: أنه يكسو الذاكر المهابة والحلاوة والنَّضْرة.

Kedelapan: Ia memberikan kepada orang yang berdzikir kewibawaan, keindahan, dan pancaran cahaya.

Dari Zayd bin Tsabit radhiyallahu 'anhu; Rasulullahﷺ  bersabda:

"نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا، فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ" [سنن أبي داود: صحيح]

“Allah memberi cahaya pada wajah (atau kenimatan) pada orang yang mendengar dariku suatu hadits kemudian ia menghafalnya untuk ia sampaikan kepada orang lain. Karena bisa jadi seorang yang menghafal suatu pemahaman (hadits) menyampaikannya kepada orang yang lebih paham darinya, dan bisa jadi orang yang menghafal suatu pemahaman (hadits) tapi ia tidak paham”. [Sunan Abu Daud: Sahih]

Lihat: Usaha ulama melestarikan As-Sunnah

التاسعة: أنه يورثه المحبة التي هي روح الإسلام، وقطبُ رَحى الدين، ومدار السعادة والنجاة، وقد جعل الله لكل شيء سببًا، وجعل سبب المحبة دوام الذكر؛ فمن أراد أن ينال محبة الله عز وجل فَلْيَلْهَجْ بذكره، فإنّ الدرس والمذاكرة كما أنه باب العلم، فالذكر باب المحبة، وشارعها الأعظم، وصراطها الأقوم.

Kesembilan: Ia mewariskan kepada pelakunya cinta, yang merupakan ruh Islam, poros utama agama, dan inti kebahagiaan serta keselamatan. Allah telah menjadikan segala sesuatu memiliki sebab, dan sebab cinta (kepada Allah) adalah kontinuitas dalam berdzikir. Barang siapa yang ingin meraih cinta Allah 'Azza wa Jalla, maka hendaklah ia tekun berdzikir. Sebagaimana belajar dan mengulang ilmu adalah pintu ilmu, maka berdzikir adalah pintu cinta, jalan utamanya yang besar, dan jalurnya yang paling lurus.

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَ رَجُلًا عَلَى سَرِيَّةٍ، وَكَانَ يَقْرَأُ لِأَصْحَابِهِ فِي صَلَاتِهِ فَيَخْتِمُ بِـ {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ}، فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: "سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ". فَسَأَلُوهُ فَقَالَ: لِأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: "أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ"

Nabiﷺ  mengutus seseorang dalam misi perang, dan orang tersebut selalu membaca surah dalam shalatnya ketika mengimami sahabatnya kemudian mengakhirinya dengan surah Al-Ikhlash. Maka ketika mereka kembali, mereka menceritakan hal itu kepada Nabi . Maka beliau bersabda: “Tanyakan kepadanya, karena alasan apa ia melakukan hal itu?” Kemudian mereka menanyakannya, maka ia menjawab: Karena surah tersebut adalah sifat Ar-Rahman (Allah) dan aku suka membacanya. Maka Rasulullah bersabda: “Sampaikan kepadanya bahwasanya Allah telah mencintainya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Meraih cinta Allah

العاشرة: أنه يورثه المراقبة حتى يُدْخِلَه في باب الإحسان، فيعبد الله كأنه يراه، ولا سبيل للغافل عن الذِّكر إلى مقام الإحسان، كما لا سبيل للقاعد إلى الوصول إلى البيت.

Kesepuluh: Bahwa (dzikir) mewariskan muraqabah (perasaan selalu diawasi Allah) sehingga memasukkannya ke dalam pintu ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Tidak ada jalan bagi orang yang lalai dari dzikir untuk mencapai maqam ihsan, sebagaimana tidak ada jalan bagi orang yang hanya duduk untuk sampai ke rumah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullahﷺ  bersabda: Allah subhanahu wata'ala berfirman (hadits qudsi):

"مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا" [صحيح البخاري]

"Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku akan memeranginya, dan tidak ada yang dipersembahkan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku yang paling Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibakan kepadanya, dan tidaklah hamba-ku senangtiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai aku mencintainya. Dan jika aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia pakai mendengar, penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai memegang, dan kaki yang ia pakai berjalan". [Sahih Bukhari]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (38) Abu Hurairah; Sifat wali Allah

الحادية عشرة: أنه يورثه الإنابة، وهي الرجوع إلى الله عز وجل، فمتى أكثر الرجوع إليه بذكره أورثه ذلك رجوعه بقلبه إليه في كل أحواله، فيبقى الله عز وجل مَفْزَعه وملجاه، ومَلاذه ومَعاذه، وقِبْلة قلبه، وَمَهْرَبَه عند النوازل والبلايا.

Kesebelas: Bahwa (dzikir) mewariskan inabah (kembali/bertaubat kepada Allah), yaitu kembali kepada Allah 'Azza wa Jalla. Setiap kali seseorang memperbanyak kembali kepada-Nya dengan dzikir, hal itu akan mewariskan kembalinya hatinya kepada Allah dalam setiap keadaannya. Maka Allah 'Azza wa Jalla menjadi tempat perlindungan dan harapannya, tempat mengadu dan berlindung, kiblat hatinya, dan pelariannya saat menghadapi musibah dan bencana.

Dari Sa'ad radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ: {لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ}؛ فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ"

"Doa Dzun Nun (Nabi Yunus) ketika berdoa dalam perut ikan: 'Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang yang zalim.' [Al-Anbiya': 87]. Maka tidaklah seorang muslim berdoa dengannya untuk sesuatu pun, melainkan Allah akan mengabulkannya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Sesungguhnya Rasulullah ﷺ  sering membaca do'a ini 

"اللهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ، لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ، أَنْ تُضِلَّنِي، أَنْتَ الْحَيُّ الَّذِي لَا تَمُوتُ، وَالْجِنُّ وَالْإِنْسُ يَمُوتُونَ"

"Ya Allah .. hanya kepada-Mu aku tunduk, dan hanya kepada-Mu aku beriman, dan hanya kepada-Mu aku berserah diri, dan hanya kepada-Mu kembali, dan hanya dengan-Mu aku bersengketa. Ya Allah .. sesungguhnya aku berlindung dengan keagungan-Mu, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau, janganlah Engkau membiarkanku sesat, Engkaulah yang Maha Hidup dan tidak mati, sedangkan jin dan manusia akan mati". [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (07) Yakin dan Tawakkal (hadits kedua)

الثانية عشرة: أنه يُورِثه القُرْبَ منه؛ فعلى قدر ذكره لله عز وجل يكون قُرْبُه منه، وعلى قدر غفلته يكون بُعْده منه.

Kedua belas: Bahwa (dzikir) mewariskan kedekatan dengan-Nya. Sebanding dengan dzikirnya kepada Allah 'Azza wa Jalla, demikian pula kedekatannya dengan-Nya. Dan sebanding dengan kelalaiannya, demikian pula jaraknya dari-Nya.

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullahﷺ  bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman (hadits qudsi):

"أَنَا مَعَ عَبْدِي إِذَا هُوَ ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ" [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]

"Aku bersama hamba-Ku jika ia mengingat-Ku dan bibirnya bergerak menyebut nama-Ku". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

الثالثة عشرة: أنه يفتح له بابًا عظيمًا من أبواب المعرفة، وكلّما أكْثَر من الذكر ازداد من المعرفة.

Ketiga belas: Bahwa (dzikir) membukakan baginya pintu yang besar dari pintu-pintu ma'rifah (mengenal Allah). Setiap kali ia memperbanyak dzikir, bertambahlah ma'rifahnya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا} [طه: 114]

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." [Thaaha: 114]

Ø  Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullahﷺ  sering membaca do'a ini ...

"اللَّهُمَّ انْفَعَنيْ بِمَا عَلَّمْتَنِيْ وَعَلِّمْنِيْ مَا يَنْفَعَنِيْ وَزِدْنِيْ عِلْمًا"

"Ya Allah .. berikanlah aku manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan padaku, dan ajarkanlah aku ilmu yang bermanfaat untukku, dan tambahkanlah aku ilmu." [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Lihat: Bagaimana menuntut ilmu

الرابعة عشرة: أنه يُورِثه الهيبة لربه عز وجل وإجلالِه؛ لشدة استيلائه على قلبه، وحضوره مع الله تعالى، بخلاف الغافل؛ فإن حجاب الهيبة رقيقٌ في قلبه.

Keempat belas: Bahwa (dzikir) mewariskan rasa haibah (takut yang disertai pengagungan) kepada Rabbnya 'Azza wa Jalla dan pemuliaan terhadap-Nya, karena kuatnya penguasaan (dzikir) atas hatinya dan kehadirannya (hatinya) bersama Allah Ta'ala. Berbeda dengan orang yang lalai, karena tabir rasa haibah pada hatinya tipis.

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: ... ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ، ... "

"Tujuh (golongan) yang akan Allah naungi dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: ... dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu ia berkata: 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah,' ..." [Shahih Bukhari dan Muslim]

الخامسة عشرة: أنه يورثه ذكر الله تعالى له، كما قال تعالى: ﴿فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ﴾ [البقرة: ١٥٢]، ولو لم يكن في الذكر إلا هذه وحدها لكفى بها فضلًا وشرفًا. وقال النبي ﷺ فيما يروي عن ربه تبارك وتعالى: "مَنْ ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي، ومن ذكرني في ملأٍ ذكرته في ملأٍ خيرٍ منهم"

Kelima belas: Bahwa (dzikir) mewariskan ingat Allah Ta'ala kepadanya, sebagaimana firman-Nya: "Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu." [Al-Baqarah:152] Seandainya dalam dzikir tidak ada keutamaan selain ini saja, niscaya hal itu sudah cukup sebagai keutamaan dan kemuliaan. Nabi bersabda dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari Rabbnya Tabaraka wa Ta'ala: "Barangsiapa mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Dan barangsiapa mengingat-Ku dalam suatu perkumpulan, Aku akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik (malaikat) dari mereka." [Shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu]

السادسة عشرة: أنه يورث حياة القلب، وسمعت شيخ الإسلام ابن تيمية قدس الله روحه يقول: الذكرُ للقلب مثلُ الماء للسمك، فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء؟!

Keenam belas: Bahwa (dzikir) mewariskan kehidupan bagi hati. Aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -semoga Allah menyucikan ruhnya- berkata: "Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan." Maka bagaimana keadaan ikan jika ia berpisah dari air?!

Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu; Rasulullahﷺ  bersabda:

"مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّت" [صحيح البخاري]

"Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dengan orang yang tidak mengingat Tuhannya, seperti orang hidup dengan orang mati". [Sahih Bukhari]

السابعة عشرة: أنه قُوتُ القلب والروح؛ فإذا فَقَده العبد صار بمنزلة الجسم إذا حيل بينه وبين قُوتِه.

وحضرتُ شيخ الإسلام ابن تيمية مرةً صلى الفجر، ثم جلس يذكر الله تعالى إلى قريب من انتصاف النهار، ثم التفت إليَّ وقال: هذه غدوتي، ولو لم أتَغَدَّ هذا الغداء لسقطت قوَّتِي، أو كلامًا قريبًا من هذا.

وقال لي مرة: لا أترك الذكر إلا بنية إجمام نفسي وإراحتها؛ لأستعِدَّ بتلك الراحة لذكرٍ آخر، أو كلامًا هذا معناه.

Ketujuh belas: Bahwa (dzikir) adalah makanan pokok bagi hati dan ruh. Jika seorang hamba kehilangannya, maka ia seperti jasad yang terhalang dari makanannya.

Aku pernah menghadiri majelis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah suatu ketika. Beliau shalat Subuh, lalu duduk berdzikir kepada Allah Ta'ala hingga hampir tengah hari. Kemudian beliau menoleh kepadaku dan berkata: "Inilah santapan pagiku. Seandainya aku tidak menyantap santapan pagi ini, niscaya kekuatanku akan hilang," atau ucapan yang semakna dengan ini.

Dan beliau pernah berkata kepadaku: "Aku tidak meninggalkan dzikir kecuali dengan niat menyegarkan dan mengistirahatkan diriku, agar dengan istirahat itu aku dapat mempersiapkan diri untuk dzikir yang lain," atau ucapan yang maknanya seperti ini.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ} [هود : 52]

Dan (Huud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". [Huud: 52]

الثامنة عشرة: أنه يورث جَلاء القلب من صَداه.  وكلُّ شيء له صدأ، وصدأ القلب الغفلة والهوى، وجِلاؤه الذكر والتوبة والاستغفار.

Kedelapan belas: Bahwa (dzikir) mewariskan pembersihan hati dari karatnya. Segala sesuatu memiliki karatnya, dan karat hati adalah kelalaian dan hawa nafsu. Pembersihnya adalah dzikir, taubat, dan istighfar. Makna ini telah disebutkan sebelumnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"إن المؤمن إذا أذنب كانت نكتة سوداء في قلبه، فإن تاب ونزع واستغفر صقل قلبه،  فإن زاد زادت، فذلك الران الذي ذكره الله في كتابه: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُون}" [المطففين: 14] [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]

Sesungguhnya seorang mu'min jika melakukan suatu dosa akan menjadi titik hitam dalam hatinya. Namun jika ia bertaubat, lalu meninggalkannya, dan minta ampunan maka hatinya menjadi bersih. Akan tetapi jika ia menambah dosanya, maka titik hitam itupun akan bertambah. Itulah yang dinamakan "Ar-Raan" sebagaimana yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: "Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Lihat: Taubat .. Kenapa tidak ?

التاسعة عشرة: أنه يَحُطُّ الخطايا ويُذْهِبها؛ فإنه من أعظم الحسنات، والحسناتُ يُذْهِبْن السيئاتِ.

Kesembilan belas: Bahwa (dzikir) menghapus dan melenyapkan kesalahan-kesalahan. Karena ia merupakan sebesar-besar kebaikan, dan kebaikan-kebaikan itu menghapus keburukan-keburukan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا} [الأحزاب: 35]

"Dan laki-laki atau perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". [Al-Ahzab:35]

Ø  Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah bersabda: 

"مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُون ،َ وَقَالَ - تَمَامَ الْمِائَة -:ِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ"

"Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis shalat sebanyak 33 kali, dan bertahmid kepada Allah 33 kali, dan bertakbir kepada Allah 33  kali, hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, dan membaca -  untuk mencukupkan seratus -: Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan." [Shahih Muslim]

Liaat: Zikir dan do'a setelah shalat

العشرون: أنه يزيل الوحشة بين العبد وبين ربه تبارك وتعالى؛ فإن الغافل بينه وبين الله عز وجل وَحْشَةٌ لا تزول إلا بالذكر.

Kedua puluh: Bahwa (dzikir) menghilangkan rasa keterasingan antara hamba dengan Rabbnya Tabaraka wa Ta'ala. Sesungguhnya orang yang lalai, antara dirinya dengan Allah 'Azza wa Jalla terdapat keterasingan yang tidak akan hilang kecuali dengan dzikir.

Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

"لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ لَيْسَ لَهَا دُونَ اللهِ حِجَابٌ حَتَّى تَخْلُصَ إِلَيْهِ"

“Dzikir 'tiada tuhan selain Allah', tidak ada penghalang baginya (kalimat itu) di hadapan Allah sehingga sampai kepada-Nya.” [Sunan Tirmidziy: Sanadnya tidak kuat]

Bersambung insyaallah …

Nb: Tulisan berwarna biru adalah ucapan imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullah.

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Perbanyak dzikir di awal Dzulhijjah - Tanda kebahagiaan dan keberuntungan menurut Ibnu Qayyim - Istiqamah dalam keta’atan menurut Ibnu Qayyim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...